"Makan siang di cafe sebelah yuk!" Ajak Ody padaku dan Bima sesaat sebelum jam makan siang kantor hari ini. Dan sekarang ini kami sudah duduk santai sambil berbincang dan menikmati makan siang di cafe yang bernuansa sangat manis. Sudah dipastikan ini tempat favorit Ody.
"Kok rasanya kurang nyaman ya." Bima melirik terus ke kanan dan kiri. Memerhatikan pandangan orang-orang yang sepertinya tengah diam-diam menertawakannya.
Bagaimana tidak? Bima adalah satu-satunya laki-laki yang saat ini tengah duduk di cafe yang dipenuhi abg abg cantik dari usia SMA, kuliah bahkan beberapa mungkin sama dengan kami, orang kantoran yang sedang menikmati makan siang.

"Hahahahaha." Aku dan Ody tertawa sangat puas, karena melihat Bima yang sedari tadi tidak makan. Hanya sibuk memelintirkan spageti di piring dengan garpunya.
"Santai aja Bim. Kita kan ke sini cuma ingin makan siang. Bukan untuk nongkrong-nongkrong cantik seperti abg-abg itu, ya kan?" Aku mencoba membuat Bima nyaman, namun sepertinya usahaku tetap gagal. Aku pun tetap tidak bisa menahan tawa yang sedaritadi kutahan dalam mulutku.
"Iya Bim. Waktu makan siang kita ngga banyak loh. Ini kan di samping kantor. Jadi kita nggak perlu terburu-buru saat makan." Ody menyeringai menatap ke arah Bima.
"Kalian ini sama saja!" Bima mengetuk kepalaku dan Ody dengan sendok di kedua tangannya.
"Aduh Bimaaaa!" Kami mengaduh bersamaan. Lalu kembali tertawa. Bima juga.
Akhirnya Bima menyerah. Rasa malu yang telah menyiksanya dari tadi kalah dengan rasa lapar yang sedari tadi sudah menggerogoti lambungnya.
Kami tertawa bersamaan saat melihat Bima makan dengan sangat lahap.
Ting!
Bunyi tanda notif masuk di ponselku.
@Adamserhan started following you
Tulisan yang muncul di atas layar ponselku.
Ku buka notif yang muncul dari instagram. Adam? Ini beneran Adam itu?
Ting!
Satu bunyi notif lagi muncul dari direct messages instagram.
Halo Kak Mareta. Ini Aku Adam. Jangan lupa di follback ya 😉
Aku belum punya nomor kakak. Jadi nanti akan ku minta saat kita bertemu. Jangan kabur!
Hah? Kenapa dia tidak minta sekalian nomorku di DM? Aneh!
Bukannya kita sedang saling mengirim pesan? Kenapa nggak sekalian tanya nomorku?
Tanyaku kemudian.
Itu hanya alasan. Agar aku bisa menemuimu lagi 😉
Sontak saja kata-kata terakhir dari Adam membuatku menarik ke samping garis di bibirku.
Plak!
Ku tampar pipi kananku.
"Taaa ya Allah Ta! Kamu kenapa sih?" Tanya Ody kebingungan karena melihat tingkah aneh ku.
"Hah? Ah.. Ahahaha.. Ahahaha.. Nggak apa-apa tadi kayanya ada nyamuk. Ya nggak sih? Haha." Jawabku terbata-bata sambil menaruh ponsel di atas meja. Lalu menyeruput cepat minuman yang sudah ada di hadapanku.
Ody yang sedari tadi ternyata sudah mengincar ponselku langsung mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja.
"Eh Ody mau apa kamu? Sini sini HPku.." Aku mencoba merebut ponselku dari tangan Ody namun dengan sigap iya berpindah duduk ke samping Bima, tepat di depanku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Berondong Biasa
RomanceLelaki tinggi dan tampan itu adalah teman adik laki-laki ku! Krriieettt... Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka. Mulutku menganga mataku membulat sangat terkejut. Karena baru saja Aku melihat seorang lelaki bertubuh tinggi keluar dari kamar man...