Hari pertama

1.1K 34 5
                                    

"Kamu yakin udah bisa berangkat kerja hari ini?" Tanya ibu.

"Bisa bu. Mareta ngga kenapa-napa kok bu."

"Yasudah. Saga yang antar ke kantor ya?"

"Ah ibu apaan sih. Reta kan bisa naik taksi online kaya biasa. Udah bu tenang aja. Reta udah sehat ini." Jawabku tegas sambil mengecup kening ibu yang mengerut karena gelisah.

"Saga yang antar. Ayok cepetan jangan bawel!" Saga yang baru saja turun dari kamarnya di lantai atas langsung menarik tanganku.

"Eh eh eh pelan-pelan dong!"

"Dah ibu.. Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam. Hati-hati ya..."

Saga terus berjalan menggandengku keluar rumah. Dengan tas ransel hitam yang sudah Ia bawa di punggungnya. Sudah pasti Ia akan berangkat kuliah.

"Kamu mau kuliah?"

"Iya sekalian aja anter ka Mareta dulu." Jawab Saga sambil memakai helmnya.

"Kamu ngga akan telat?"

"Ngga ah santai. Bawel deh kak."

Saat Saga hendak memakaikan helm padaku, tiba-tiba seseorang masuk dari arah pagar.

Adam?

Ah! Aku tiba-tiba langsung teringat kejadian kemarin. Kami resmi berpacaran. Tapi setelah obrolan kami kemarin, Adam langsung pulang ke rumahnya. Bahkan setelah sampai di rumahnya pun dia tidak menghubungiku sama sekali.

Setelah Aku sampai di rumah, aku tidak akan menelfonmu. Kamu harus tidur, istirahat. Aku ngga mau mengganggu istirahatmu. Aku ingin melihatmu besok dalam keadaan ceria dan sehat lagi.

Itu pesannya kemarin sebelum Ia meninggalkan rumahku.

"Eh Dam! Ngapain kamu ke sini?" Tanya Saga setelah melihat Adam datang lalu menepuk pundaknya.

"Mau jemput kakak kamu."

Aku yang mendengar ucapan Adam barusan langsung refleks tersenyum. Dia berbicara seolah-olah tidak ada beban sama sekali.

"Hah? Hahaha rajin amat jemput kak Reta. Ini Aku mau anter kak Reta ke kantornya kok."

"Loh? Kakak kamu belum cerita? Kita kan.."

Mendengar ucapan Adam barusan buru-buru langsung kututup mulutnya rapat-rapat. Ku isyaratkan padanya agar tidak melanjutkan ucapannya.

"Apaan sih? Cerita apaan?" Saga bertanya lagi.

"Ah ngga ada apa-apa Ga. Yuk cepet yuk antar kak Reta ke kantor."

Buru-buru ku naiki motor Saga dan Saga pun menyalakan mesin motornya.

"Loh. Kok Aku ditinggal?"

"Kamu duluan gih ke kampus. Aku nyusul. Titip absen ya takutnya telat."

"Dih kok jadi titip absen? Aku juga maulah!"

"Iiihh kamu cerewet banget sih Dam. Mau apa? Mau ikut iring-iringan anter ke kantor juga?" Tanyaku.

"Yaudah ayo!"

"Hahahaha gila si Adam. Udah sana-sana!"

Saga menjalankan motornya keluar pagar rumah. Aku menatap Adam yang terus memandang kepergian kami.

"Sorry...." Ku tempelkan kedua telapak tanganku memberi isyarat meminta maaf. Aku tak bersuara, hanya mulutku saja yang bergerak.

Kulihat Adam menatapku sedikit kecewa. Tapi tetap terlihat manis dengan senyum tulusnya.

Bukan Berondong BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang