Saitou menurut saja ketika Kannushi itu meminta ia ke ruangannya. Dari sorot matanya, tentu saja Kannushi ini tahu apa yang sudah dilakukan oleh si Miko.
"Kau tahu, bukan? Seorang Miko harusnya menjaga kesuciannya. Kalian ini istri Dewa, jangan membuat beliau murka dengan kelakuan hinamu ini." Ceramah yang lebih tua. Saitou sendiri hanya bisa menunduk dan menghindari kontak mata dengan pria itu. Untuk apa juga ia membantahnya? Semua yang diucapkan Kannushi ini benar adanya.
"Ya.... Sejujurnya aku tidak heran jika kau yang melakukannya. Memangnya apa yang kuharapkan dari Miko yang pernah menjalin hubungan gelap dengan mendiang Guji-"
"Jangan menghina beliau!" Saitou mulai terpancing. Ia merasa tidak terima dengan cibiran yang diberikan oleh kannushi muda ini. Tidak masalah jika yang dihina adalah dirinya. Tapi jika pria ini sudah berani menyeret nama mendiang ayah angkatnya, maka jangan harap dia duduk manis dan menerima penghinaan itu.
"Beliau mengasuh saya dengan baik. Jadi, tolong, jangan pernah menghina namanya di hadapan saya!"
Kannushi itu menaikkan sebelah alisnya tanda tidak percaya. "Mustahil." Sahutnya singkat.
Pria itu mendekati Saitou dan meraih dagunya. Si Miko hanya diam tanpa mau menatap manik yang menghujam ke arahnya. "Kenapa kau harus bersusah payah menggoda pria diluar kuil?" Ucapnya.
Saitou tersentak, ia terkejut dengan apa yang keluar dari mulut pria ini. "Apa maksud anda?" Saitou balik bertanya.
Kannushi itu tertawa dengan nada yang merendahkannya. "Jika itu dirimu, harusnya seluruh Shinshoku bisa saja mengantri untuk tidur denganmu."
"Jangan mencemarkan nama para Shinshoku dengan ucapan anda! Mana mungkin mereka tega melakukan hal tercela seperti itu?!" Suara Saitou meninggi sembari menepis tangan yang mengangkat dagunya.
Saitou menatap Kannushi itu nyalang. Peduli setan dengan tata krama. "Sudah selesai? Saya harus kembali ke kamar saya." Ucap yang perempuan sambil berdiri dan berjalan menuju fusuma.
Ia kesal, bagaimana mungkin kannushi ini berani menghina mendiang Guji- ayahnya? Bukan hanya itu, pria ini bahkan menyeret nama Kannushi lain untuk membenarkan tindakannya barusan. Apakah pria ini kehabisan bahan untuk digunjingkan?
Ketika jemarinya sudah menyentuh fusuma, Kannushi tadi mendadak menarik pinggangnya. Saitou menjerit kaget, tapi mulutnya malah dibekap oleh telapak kasar pria tersebut.
"Tidak ada yang bisa menahan nafsu dunia. Lihat? Kau sendiri telah melakukan perbuatan tercela dan mengkhianati dewamu!" Kannushi tadi menahannya, membuat Saitou memberontak dengan cara menggelengkan kepalanya kuat.
Belum lagi bekapan di mulutnya terlepas, pria kurang ajar ini mulai bertindak diluar batas. Saitou langsung membelalak kaget ketika merasakan tangan pria itu mulai menelusup ke dalam haorinya.
"Ah, aku iri pada orang yang beruntung bisa menggaulimu. Terkutuklah orang itu!" Kannushi itu berbicara melantur sembari menjilati leher jenjang Saitou. Berkali-kali terdengar pria ini seolah mengutuk orang yang telah menjamah tubuh Miko di kuilnya ini. Namun ironis, yang mengutuk sendiri kini tengah melakukan hal yang sama bejatnya.
Tentu saja Saitou melawan, ia tidak bodoh. Tangan si Kannushi yang sedari tadi menutupi mulutnya ia gigit dengan ganas. Saitou bahkan bisa merasakan ada anyir darah yang menggelitik indra perasanya kala itu, membuatnya ingin muntah.
Ketika sang Kannushi muda tengah meratap kesakitan, Saitou bergegas melarikan diri. Tapi kini tujuannya bukanlah menuju biara, melainkan menuju hutan. Kannushi itu pasti akan tetap mengejarnya jika ia kembali ke kamar. Mengingat pria itu berani memasuki kawasan biara sebelumnya. Dan Saitou tidak ingin mengambil resiko itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Purgatory [Ryomen Sukuna X OC]
Fanfic• CENSORED VERSION • Jujutsu Kaisen Fanfiction [ Ryomen Sukuna x OC ] CW // TW: Non-explicit r4p3 content, su1c1dal thing, mentioning of religion, moral distortion, self harm, heavy blood and injury, character death. ❗((DEAD DOVE, DO NOT EAT))❗ Ryom...