kesepakatan

201 20 0
                                    



Dor~

Suara tembakan mengalihkan perhatian semua orang, Winston hampir melubangi kepalanya dengan peluru pistol kalau saja Rachel tidak dengan cepat mengalihkan sasarannya. Thomas, Newt dan yang lainnya berlarian mendekat, Rachel berdiri menjauh dengan pistol Winston ditangannya

"What the hell is going on?!"

Winston memuntahkan cairan menjijikan berwarna hitam, pemuda itu membaringkan tubuhnya yang lemah menghadap semua teman-temannya. Nafasnya tak teratur, wajahnya memucat dengan urat-urat biru yang mulai menutupi lehernya dan hampir mencapai wajahnya. Winston menyikap bajunya perlahan, Luka pada perutnya mulai menghitam dan terlihat seperti tumbuh.

"It's growing... Inside me"

Mereka semua hanya diam dan saling memandang, bingung harus berbuat apa

"I'm not gonna make it... Please, please. Jangan biarkan aku berubah menjadi makhluk itu ..."

Winston menunjuk pistol yang dipegang Rachel, gadis itu menggeleng dan menyembunyikan pistol itu dibalik punggungnya. Thomas mengusap wajahnya dengan kasar "tidak, kita akan cari cara lain"

Winston menggeleng lemah "it's too late"

Newt melirik Rachel, pemuda itu merebut pistol dari tangan Rachel, gadis itu sempat mengeratkan genggamannya pada pistol itu namun Newt lebih kuat darinya. Newt menggenggam erat pistol itu dan perlahan mendekati Winston

"Wait wait Newt, what are you doing?!" Minho mencekal lengan Newt namun dilepas paksa olehnya

Newt berlutut disamping Winston, memberi pistol itu padanya dan menepuk pelan bahu Winston

"Thank you Newt.." gumam Winston, Newt hanya mengangguk pelan kemudian mengambil tasnya dan berjalan menjauh

Thomas dan yang lainnya juga melakukan hal yang sama, mereka semua pasrah dan meninggalkan Winston, membiarkannya melakukan apa yang diinginkannya. Mereka semua sudah mulai berjalan menjauh, hanya tersisa Rachel, gadis itu menatap nanar Winston yang malah tersenyum padanya

"Pergilah Rachel. ."

Gadis itu menggeleng, air matanya mengalir begitu saja tanpa seizinnya. Winston terkekeh ringan "pergilah sebelum kau tertinggal jauh"

Rachel menunduk, menumpahkan semua air matanya pada pasir yang dipijaknya. Gadis itu mengelap air mata diwajahnya kemudian dengan cepat pergi meninggalkan Winston tanpa pamit. Terlalu sakit rasanya jika harus meninggalkannya seorang diri hanya dengan satu pilihan yaitu mati.

Rachel terus berjalan tanpa menoleh kebelakang, air matanya masih mengalir membanjiri pipi tirusnya. Dia memang tidak mengenal Winston dengan baik, tetapi dengan memantau mereka selama di Glade Rachel sudah menganggap mereka sebagai teman-temannya

Dor~

Jantung Rachel serasa mati sesaat, tubuhnya terdiam kaku, air mata kembali mengalir dengan derasnya. Rachel menutup kedua telinganya, suara tembakan itu terus berdengung ditelinganya. Rachel merasakan usapan pada bahu bergetarnya, gadis itu menoleh dan Thomas tepat disampingnya

Wajah Thomas juga terlihat sedih namun dia tetap menampilkan senyumannya pada Rachel, Thomas merangkulnya kemudian berjalan bersama mengikuti teman-temannya yang sudah jauh didepan

-

Malam harinya mereka putuskan untuk beristirahat di sebuah tempat yang sejauh mata memandang terlihat sangat tandus. Mereka semua mencoba tidur disekeliling api unggun kecil yang mereka buat, walau api unggunnya kecil tapi masih bisa untuk sekedar menghangatkan tubuh membeku mereka

Forever Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang