girls time

215 14 0
                                    







Rachel dan Thomas kembali bersama ke perkemahan. Saat kembali banyak orang yang sudah terbangun dari tidurnya dan memulai aktivitas mereka di hari pertama mereka di Safe Haven.

Mengingat kembali percakapan antara Rachel dan Thomas, Thomas kini menjadi lebih bertanggung jawab atas nyawa semua orang yang berada di sekitarnya. Rachel sebenarnya sudah membujuk Thomas agar tidak berpikiran seperti itu, namun Thomas tetaplah Thomas yang keras kepala

"Thomas... Penawar dari bencana ini"

Thomas menolehkan kepalanya menatap Rachel, pandangannya seolah mengucapkan keterkejutannya

"Ayahku bilang, darahmu adalah kunci utama untuk memusnahkan flare. Kau ingat saat Brenda digigit dan hampir berubah menjadi crank?"

Thomas mengangguk

"Brenda tidak berubah, karena apa? Karena kau menolongnya, kau menolongnya dengan memusnahkan flare yang hampir menggerogoti tubuhnya. Dan itulah mengapa Newt masih bisa tertolong. Karena kau"

"Hei greenie, sweet girl. Habis berkencan huh?" Gally datang dengan wajah datar biasanya menatap Rachel dan Thomas yang datang bersamaan secara bergantian

"Whatever" Rachel melenggang pergi meninggalkan kedua pemuda itu

Rachel mengatur langkah melewati jalan setapak menuju arah dapur, niatnya ingin membantu memasak atau sekedar bersih-bersih namun sesampainya disana Frypan melarangnya untuk menyentuh apapun dari dapur.

Bukan karena tanpa alasan melainkan Frypan tahu Rachel itu tipe gadis seperti apa, Rachel memang jago memasak, namun setelah memasak dapur akan sangat berantakan dan ditinggalkannya begitu saja, karena itu Frypan jadi gila sendiri kalau gadis itu sudah menginjakkan kakinya di lantai dapur

"Kau meremehkanku Fry?" Delik Rachel melipat kedua tangannya di dada

Frypan menatapnya jengah "aku tak ingin dapurku hancur karena ulahmu. Sebaiknya bantu yang lain saja!"

Rachel mendengus, mengambil sepotong roti kemudian bergegas pergi dari dapur. Frypan menggeleng kecil menatap kepergian gadis itu, Rachel terlalu keras kepala untuk seorang gadis dengan tampang polosnya

Rachel berjalan-jalan ke arah kebun, hanya sebuah lahan perkebunan kecil yang baru di buat kemarin dan hari ini mereka akan menanami lahan kecil itu dengan beberapa bibit buah juga sayur. Rachel berjongkok menatap beberapa orang yang sibuk menanam benih, pipi gadis itu menggembung karena banyaknya roti yang ia kunyah di dalam mulutnya

Aryan terkekeh kecil melihatnya, pemuda dengan wajah khas timur tengah itu sedari tadi berdiri di sampingnya yang tidak di sadari oleh Rachel sendiri. Rachel seperti anak kecil yang berjongkok dengan mulut penuh roti menonton dengan fokus bagaimana cara orang-orang berkebun

"Aku jadi bertanya-tanya, sebenarnya berapa usiamu"

Rachel menoleh, mendongak menatap laki-laki tinggi yang berdiri di sampingnya. Ia bangkit, menelan roti yang dikunyahnya dan balik menatap Aryan bingung

"Kau seperti anak kecil saja" Rachel mendengus dan menepis kasar tangan Aryan yang tergerak mencubit hidungnya

"Apa-apaan kau!!"

"Ya lihat saja. Kau seperti anak kecil yang baru pertama kali melihat orang-orang berkebun" ujar Aryan di sertai kekehan kecil

Rachel mendengus, berjalan melewati pemuda itu dengan sengaja menyenggol bahu kekar Aryan. Yang disenggol justru tak bergeming walau senggolan Rachel terbilang cukup keras, ya tentu saja ia tak bergeming, toh perbedaan kedua remaja itu sangat amat terlihat. Rachel dengan badan kecil sementara Aryan dengan badan tinggi kekar

Forever Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang