Pukul 8 malam tepat baru mobil tesla putih itu terparkir rapi di garasi rumah mewah Noah. Kedua sejoli itu keluar bersama membawa barang-barang belanjaan Alana.
"Hahh!" mereka sama-sama menjatuhkan tubuhnya ke sofa empuk di ruang tamu. Melepas penat setelah menembus perjalanan pulang yang melelahkan.
Alana memutar kepalanya ke arah Noah, memandang wajah tampan pria ini dengan senyuman. "Kamu mandi dulu sana,"
Noah ikut menatap Alana. "Habis ini main?"
"Iya, nanti habis mandi langsung pakai yang aku beli tadi ya? Tau cara pakainya kan?"
Reflek Noah duduk, menatap Alana terkejut dengan wajah sedikit takut. "S-serius langsung pakai itu?"
Menyadari raut wajah aneh Noah, Alana langsung tertawa. "Gak sakit kok, kamu kan udah sering aku pasangin dildo kan?"
Pipi Noah langsung merona. "Gausah diomongin, aku malu."
Alana kembali tertawa lebih keras. Ia ikut duduk dan mengecup pipi hangat Noah. "Lucu banget. Udah sana mandi,"
"Oke..." Noah langsung menurut dan beranjak ke kamar mandi. Alana tersenyum melihatnya dan ikut beranjak.
Membereskan barang-barang yang berserakan. Mengecek bahan makanan di kulkas untuk sarapan mereka besok.
Sibuk berkutat di dapur, ponsel Alana berdering kencang membuatnya buru-buru mengambil ponsel itu.
Mata Alana terbelalak kaget melihat siapa yang meneleponnya malam-malam begini. Ia sampai terdiam beberapa saat, tak yakin orang ini benar-benar menelponnya.
"Halo..?"
"..."
"Kamu pulang?!"
"..."
Alana menggigit bibirnya. Hatinya berdegup tiba-tiba, antara takut dan bahagia. "Kamu di rumah sekarang? Yang bener aja, kok baru ngomong sekarang?!"
"..."
"Oke-oke kakak pulang dulu, tunggu ya?"
"..."
"Oke," Alana menutup panggilannya sepihak. Ia terdiam di ruang tamu, seperti memikirkan sesuatu.
Lalu perempuan itu beranjak lagi menyusul Noah yang sedang asik bersih-bersih di kamar mandi. "Noahh!"
"Yaaa!" Pria itu mematikan keran shower dan membuka sedikit pintu kaca berembun yang membatasi kamar mandi dengan kamarnya. "Apa Alana?"
"Aku boleh pulang ke rumah dulu gak?" pertanyaan Alana sontak membuat Noah melotot.
"Ngapain pulang? Udah jam berapa ini? Gak bisa besok aja kok tiba-tiba banget?" langsung Noah menyerbu dengan omelannya.
Alana menggaruk tengkuknya tak gatal, bingung bagaimana menjawabnya. "Saudara aku datang ke rumah aku, sekarang udah disana jadi aku harus pulang,"
"Skk oke tunggu aku---"
"---kamu gak usah ikut!" Alana panik mendorong Noah agar tak keluar dari kamar mandi. "Lanjut mandi aja, aku gak lama kok. Nanti kalau udah selesai mandi siap-siap aja, nanti aku pulang biar langsung hap..."
Noah berdesis sambil menutupi kejantanannya yang mengeras dengan busa, "udah ih."
Alana tertawa menyembunyikan wajah kakunya. "Aku naik taksi gapapa kok, kamu tunggu di rumah ya? Byee!"
"Alana bahaya naik taksi malam-malam! Alana! Hey!" Terlambat, Alana sudah berlari meninggalkan kamarnya ke luar. Beberapa saat kemudian ia mendengar suara pintu utama tertutup keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss is Submissive (END)
RomanceSiapa sangka, bos yang galak dan berbadan kekar itu ternyata seorang submissive? Alana terkejut. Sebagai asisten pribadi berkedok sekretaris, ia benar-benar tak menyangka kalau atasannya ini ternyata pihak bawah jika berada di ranjang. Tingkahnya ji...