Shop, Date & Confess

15.2K 1.2K 224
                                    

Hayo siapa yang masih setia baca cerita ini full tanpa skip skip, tunjuk tangan!

...

Melihat mereka bertiga berjalan beriringan keliling mall ini, terlihat seperti keluarga muda yang berbahagia.

Walaupun jarak umur Hans dan Alana tak terlalu jauh, tapi untuk ukuran badan Noah cukup besar untuk terlihat seperti Papa Muda.

Apalagi perawakan Alana yang elegan meski dia sudah terlihat semanis itu menggunakan sweater. Noah saja sampai heran melihatnya.

"Kak Alana naksir abang loh," Hans berbisik pelan sambil cekikikan, takut kakaknya itu mendengar.

Untungnya Alana sedang sibuk melihat-lihat baju.

"Ngaco kamu," balas Noah pelan menepuk bahu remaja itu.

"Ih iyaa tau, aku tau kok Kak Alana tinggal sama abang sekarang kan?" tunjuk Hans tepat sasaran. "Emang kalian pacaran?"

Noah terdiam, termangu, tertohok. Setelahnya ia tertawa canggung sambil menggeleng. "Urusan orang dewasa."

Hans memberengut sebal. "Siap si paling dewasa."

Remaja ini begitu gemas membuat Noah ingin mengusap kepalanya.

"Perasaan tadi yang mau belanja kamu deh, kok jadi kakak yang lihat-lihat ya?" Alana yang daritadi memperhatikan interaksi sang adik dan atasannya itu akhirnya berbicara.

Hans mendesis lalu menunjuk manekin pria yang mengenakan kaus distro hitam. "Mau itu."

"Gak."

"Kannn! Kakak mah ish!"

"Jangan kaus lagi, Hans. Kausmu kebanyakan."

Hans menggaruk kepalanya gemas. Ia pusing dengan kemauan kakaknya ini, dan Alana lebih pusing dengan maunya sang adik.

Noah pun akhirnya turun tangan. "Hans suka warna apa?"

"Pink, hitam, ungu bang,"

"Kayanya tadi Abang nemu baju bagus deh," Noah berpose seperti berpikir. "Ah, kayanya disana. Ayo Abang bantu pilihin."

Hans reflek menyodorkan finger heart pada calon kakak nya itu. "Saranghae, Hyung,"

Alana mendengus. Sudah dibilang, Hans memang tak tahu malu. "Kalau gitu kakak keluar aja ya cari makanan? Nanti ketemu di depan."

"Okeeee!" Seru kedua laki-laki itu bersama. Alana menggelengkan kepalanya lalu keluar dari toko baju tersebut.

Detik Alana mulai tak terlihat, Hans melancarkan aksi keponya.

"Kok bisa abang deket sama Kak Lana sih? Coba ceritain dulu kronologinya." Hans melipat tangan di depan dada, bertingkah layaknya kepolisian yang meminta keterangan.

"Kepo banget?" ledek Noah lagi sambil membawa remaja itu ke rak baju pilihannya.

"Soalnya... Langka gituloh...?" katanya lagi. "Modelan kaya Kak Lana itu kaya, bitch im gonna single forever cuz i don't need a man, dude! Gituu! Jadi kaya, mustahil aja gitu kalau dia deket sama cowo."

Noah menggaruk tengkuknya canggung. "Ya kakakmu emang gitu orangnya,"

"Gitu gimana?"

"Yang kaya kamu bilang."

Hans menurunkan sebelah alisnya tak yakin. "Terus kok Abang lolos?"

"Kan udah dibilang, urusan orang dewasa." Noah berbicara agak jengah. Kepala batu juga si Hans ini.

My Boss is Submissive (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang