2. Awal ㅡ flashback 1

1.1K 95 3
                                    

Sorry kalau banyak typo

Enjoy..

Beberapa tahun silam...

"Mama!! Papa!! Kakak!!"

Sepasang suami istri itu tersenyum manis sambil melambaikan tangannya kepada Jeano putra bungsunya. Jevano tersenyum melihat adiknya naik keatas panggung sambil memegang piala penghargaan.

Hari ini adalah hari penerimaan penghargaan untuk sekolah sikembar karena sekolah itu telah mengadakan olimpiade matematika tingkat sekolah dasar sekaligus perayaan hari jadi sekolahnya.

Jeano yang kala itu masih berusia 9 tahun terlihat senang sekali mengangkat piala ditangannya. Para orang tua yang hadir bertepuk tangan sambil memuji Jeano.

Shania dan Bima selaku orang tua dari Jeano hanya tersenyum menanggapi decak kagum tersebut, keduanya beralih menatap Jeano yang tengah tersenyum sumringah karena ini pertama kalinya ia mendapatkan penghargaan.

"Papa!!" Pekik Jeano membuat Bima mengacungkan jempolnya dengan bangga dibalas senyuman manis oleh anak bungsunya.

"Anak pintar" kata Bima

Disisi lain barisan bangku aula itu ada Jevano, menatap sendu kedua orangtuanya yang kini terlihat bahagia.

Pria paruh baya yang merupakan papa dari sikembar  itu langsung memeluk tubuh Jeano lalu mengangkatnya tinggi-tinggi  membuat tawa sibungsu itu terdengar keras.

"terimakasih sudah buat papa bangga, Jean" ucap Papanya.

Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang kerumah, diperjalanan Jeano tidak henti-hentinya menceritakan bahwa ia sulit untuk mengerjakan soal soal itu, Jevano yang mendengarnya hanya tertawa kecil.

"Jean, mau hadiah apa?" Tanya sang papa tiba tiba

"Jeje mau sepeda, Vidio game sama makan ice cream" ucapan Jean disetujui oleh kedua orangtuanya, Jevano yang melihat itupun mulai memberanikan dirinya untuk meminta hadiah karena ia sering mendapatkan penghargaan lomba akademik maupun juara kelas.

"Ano mau hadiah juga" kata Jevano sambil tersenyum berharap ia akan mendapatkan hadiah yang sama dengan adiknya.

"Kakak nanti ya" ucap Shania dengan lembut.

"Kenapa, ma?"

"Kan kak Ano gak dapet juara, jadi kak ano gak dapet hadiah" kali ini Jean mulai membuka suara sambil tertawa senang meledek kakaknya.

Senyum Jevano memudar dan ia hanya diam tanpa mau menanggapi ucapan adiknya. Jevano menghela nafas pelan sambil mengingat kejadian olimpiade tadi, dimana dirinya sengaja mengganti namanya disoal itu dengan nama Jeano Cakra Buana dan tidak lupa menulis ulang namanya dikertas milik adiknya dengan nama dirinya. Ia tahu bahwa adiknya tidak sepintar dirinya dan ia juga tidak mau membuat adiknya murung saat tahu bahwa dirinya tidak akan mendapatkan penghargaan.

Walaupun usia Jevano masih terbilang masih kecil tapi ia orang yang pemikir, terkadang ia berpikir dan merasa kalau orang tuanya pilih kasih, setiap ia mendapatkan penghargaan pasti orang tuanya merespon seadanya, tidak ada hadiah ataupun pelukan hangat seperti yang adiknya terima.

Dan saat setiap ia menginginkan sesuatu, kedua orang tuanya selalu mengatakan "kakak nanti ya, sekarang adek dulu"
bahkan peralatan sekolah seperti tas atau sepatu ia selalu menggunakan milik adiknya yang sudah tidak dipakai karena adiknya sering mendapatkan apa yang ia mau, jika tidak adiknya pasti mengurung diri seharian dikamarnya bahkan melewatkan jam makannya.

Pernah sekali Jevano menggunakan cara itu untuk mendapatkan sesuatu, bukannya mendapat apa yang ia minta malah mendapat masalah baru dan harus merelakan uang jajannya. Setiap mendapatkan hukuman itu papanya selalu bilang kalau anak sulung harus mengalah, tidak boleh menangis, tidak boleh lemah dan harus bisa menjaga adiknya.

UnHappyㅡJeno Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang