Happy reading....
Kini remaja berambut blonde itu tengah terduduk lemas disofa dengan rasa nyeri yang masih menyerang perutnya.
Ia berkali kali mengucap sebuah permohonan agar adiknya dibukakan pintu oleh sang ayah. Ia sangat khawatir terhadap keadaan Jeano karena ia tahu bahwa adiknya itu memiliki penyakit yang serius.
"Urus sendiri adik kamu"
Bima pergi meninggalkan Jevano sendirian diruang tamu sendirian dan menyusul keluarga barunya.
Jevano jalan tertatih dengan lengan kiri memegang perutnya yang masih sangat sakit. Ia membuka pintu kamar mandi tempat adiknya dianiaya oleh sang papa.
Pintu kamar mandi itu perlahan terbuka dan menampilkan tubuh Jeano yang terbaring lemas di lantai kamar mandi dengan wajah pucat serta darah yang mengalir di hidung mancungnya.
"Jean"
"Astaga Jean, bangun!"
"Please bangun"..
Jevano mendudukkan dirinya disamping adiknya, ia berulang kali menepuk-nepuk pipi dingin adiknya namun tidak ada hasil.
Akhirnya ia memutuskan untuk menggendong adiknya dan melupakan rasa sakitnya sejenak.
Jevano membaringkan tubuh kembarannya dikasur miliknya karena ia tahu jika kamar sang adik ditempati oleh Alex.
Ia mengganti baju adiknya karena basah dan segera menyelimuti agar Jeano mendapatkan kehangatan ditubuhnya.
Sudah berbagai cara agar adiknya bangun namun belum ada hasil dan yang sekarang ia lakukan adalah memberikan minyak aromaterapi kepada adiknya.
Akhirnya yang ditunggu-tunggu pun bangun.
Jeano membuka matanya dan langsung memegang kepalanya karena rasa nyeri yang menjalar.
"Syukurlah, akhirnya kamu bangun juga"
"Apa yang kamu rasa, hm?" Tanya Jevano sambil membantu agar Jeano duduk dan menyenderkan kepalanya di sandaran kasur.
"Pusing, sesek banget" kata Jeano dengan nafas yang tidak stabil.
Jevano mengambil inhaler dan langsung memberikannya kepada Jeano.
Tak lupa dirinya memijat pelan kepala Jeano.
"Kak"
Jevano menghentikan kegiatan sejenak dan menatap wajah sang adik sambil mengisyaratkan kenapa?
Buru buru Jeano memeluk sang kakak dengan erat.
"Maafin kakak ya? Karena gak bisa jaga kamu"
Jeano menggelengkan kepalanya sebagai jawaban dan kembali memeluk erat tubuh Jevano. "Bukan salah kakak, ini semua gara gara keluarga baru papa"
KAMU SEDANG MEMBACA
UnHappyㅡJeno
Não FicçãoKatanya takdir anak kembar itu selalu sama, tapi tidak dengan Jevano Cakra Buana yang kembali dipertemukan dengan saudara kembarnya yang memiliki sifat 180° berbanding terbalik dengan sifatnya setelah bertahun tahun berpisah. Namun apakah dia akan m...