17 :: Mimisan

1.7K 288 54
                                    


--




Winter melangkah gontai menelusuri lorong sekolah yang lumayan ramai. Pagi ini, ia merasa sedikit demam pada tubuhnya dan pusing di kepalanya. Bibir Winter terlihat pucat sambil sesekali bersin. Mungkin ini akibat dia hujan-hujanan semalam.

"Win? lu sakit?" Jeno menatap gadis itu yang baru saja masuk kedalam kelas sambil mengucak-ngucak hidung merahnya.

Winter menggeleng. "Engga, saya cuma flu." Jawabnya seraya meletakkan tas di atas meja kemudian menatap gadis berambut blonde yang duduk di sebelah Jaemin. Gadis itu terlihat sedikit mencurigakan.

"Semalam lu ngimpi apaan emang?" Jeno menautkan kedua alisnya ke arah Winter yang masih memperhatikan Yeri. "Dia anak baru kan? pagi ini gua baru tau kalo Karina resign dari sekolah." lanjut Jeno membuka suara ke lain topik.

"Hm, saya udah udah tau dari semalam." Winter mengalihkan pandangannya pada Jeno. "Semalaman gak terjadi apa-apa kan di kamar kamu?"

Jeno nampak terdiam kemudian menggeleng pelan. "Gak ada, aman-aman aja sih selain ayam item itu. btw, itu apaan ya? Siapa yang ngelempar ayam itu kedalam kamar gua? Aneh banget, orang mah lempar duit segepok gitu." celotehnya seraya mengeluarkan beberapa buku dari dalam tasnya.

"Karina."

Dep! Jeno terdiam mendengar jawaban singkat Winter. "Karina?" Beonya sedikit membelalak.

"Hm, jangan dekat-dekat sama orang baru. Dia juga berdarah hitam." Iris mata Winter kembali melirik Yeri yang juga tak sengaja melihat ke arahnya. Wanita blonde itu tersenyum manis pada Winter.

Jeno ikut melihat ke arah Yeri. "Maksud lu dia? darah hitam yang artian dia ada hubungan darah sama Karina dan ibu Kim?"

"Iya." Winter mengangguk singkat.

Me Rin Ding. Jeno mengusap kedua lengannya ngeri. Sebenarnya dia gak begitu mengerti sama kondisi Winter yang sekarang. semalam gadis itu lari menerobos masuk kedalam asrama pria dengan alasan bermimpi buruk. Pagi ini, tiba-tiba Winter bilang kalo anak baru alias Yeri itu ada hubungannya sama Karina dan ibu Kim.

"Kalo gangerti, nanya. Jangan ngegerutu di dalam hati." Tiba-tiba Winter buka suara lagi membuat Jeno tersentak kaget. Lupa kalo Winter bisa baca isi hati seseorang.

"Win, sebenernya semalem itu lu kenapa?" Jeno kembali melontarkan pertanyaan yang belum sempat terjawab oleh Winter,

Winter menghentikan aktivitasnya. Helaan nafas samar Winter keluarkan sambil menatap Jeno. "Semalam pas saya baru selesai mandi, saya ngeliat Haechan gedor-gedor pintu asrama wanita. Dia bilang kondisi kamu sekarat. Setelah saya susul ke asrama kamu udah kayak orang meninggal, kata Jaemin ada yang ngelempar bangkai ayam hitam kedalam kamar kamu. Terus kamu muntah darah hitam, bau busuk dan anyir. Setelah itu saya pergi ke ruangan ibu Kim, disana ada dia yang lagi nusukkin kamu pake boneka fudu. Setelah saya coba buat menyerang dia, ternyata itu semua cuma ilusi. Alias tipuan."

"Tipuan?"

"Iya, ada satpam yang nyenterin saya di dalam ruangan kepsek yang gelap. Setelah itu saya langsung lari ke asrama pria dan ketemu kamu. Jelas?" Winter menatap Jeno yang kini mengangguk pelan.

Jeno memegang dada kirinya. "Semua kejadian itu emang tipuan, tapi dada kiri gua dari semalem emang sakit. Kayak di tusuk sesuatu, tapi gatau apa. Pas tidur juga gua ngerasa sedikit sesek."

Winter melotot. "Kamu kenapa gak bilang sih?!" suaranya meninggi sampe ngebuat beberapa murid di sekitar mereka menoleh.

"Gua pikir cuma efek kaget setelah di peluk lu, ternyata keterusan sakitnya." Jeno nyengir tanpa dosa kearah Winter.

(✓)The CursedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang