22 :: Siksaan batin

1.5K 260 41
                                    

--



"Kamu bisa buka mata kamu kan? jangan berpura-pura sakit, ayo buka saja. Ada orang tua kamu kamu disini." Suara itu menggema keseluruh ruangan dingin dan juga gelap. Winter tak bisa bergerak karena badannya terikat dengan sesuatu yang tak terlihat. Dia hanya bisa membuka matanya perlahan-lahan.

Wanita berwujuh manusia namun sebagian tubuhnya bersisik ular itu duduk tepat di hadapan Winter. Ini bukan ruangan biasa, melainkan seperti kerjaan jin yang beberapa kali pernah Winter kunjungi. Di kiri dan kanan ada banyak budak yang menunduk hormat kepadanya.

Sebenarnya, dimana Winter sekarang?

"Roh kamu sengaja saya bawa kesini, Winter. Kamu mau ketemu sama orang tua kamu kan? bisa kok, apa kamu juga mau ikut menjadi pelayan saya seperti mereka?" kemudian wanita itu tertawa sambil membawa tongkat berukuran sedang di tangan kirinya.

Winter tak bisa menjawab, karena mulutnya seperti terisolasi.

"Itu mereka."

Winter menoleh ke arah kiri dimana ada ayah dan ibunya yang sedang membawa satu nampan kepala manusia utuh kepada wanita ular itu.

BRAKH!

Pasangan suami istri itu di tendang hingga tersungkur ke lantai. "Lihat, dia benar-benar tidak berguna." Katanya tertawa menatap ayah dan ibunya Winter.
Winter menggeleng dengan kelopak mata yang memanas, hatinya benar-benar sakit, dadanya sesak, dan tenggorokkannya terhempit.

"Kamu nantangin saya, dan sekarang saya bakal ngehancurin hidup kamu, Kim Winter." sekarang wanita ular itu udah menarik rambut kedua orang tua Winter kasar dan menyeretnya kehadapan Winter.

KREKHH!

Leher sang ibu di injak oleh wanita itu hingga terdengar suara tulang yang retak. "Menyerah sampai sini atau akan kuhabisi orang tua kamu disini?"

Winter menggeleng lagi, air matanya kini sudah deras membasahi pipi. Sial kenapa Winter gabisa teriak ataupun meneluarkan suara?

"Winter, sayang.. kami gapapa, kamu kembali ke tempatmu ya, selamatkan teman-temanmu, dan selamatkam dirimu.."

KREKKKH!

Kali ini kepala sang ayah yang di injak tanpa ampun. "Tutup mulut kalian! Anak kalian itu gaberguna! Liat aja, dia cuma bisa nangis sekarang." wanita ular itu tetawa penuh kemenangan kemudian wajahnya berubah menjadi Karina.

Winter melotot, ingin rasanya dia memberontak tapi tidak bisa.

"Serahin Jeno buat saya kalo mau semua orang selamat." Kata Karina.

"Kembali, nak. Kembali ke teman-temanmu sebelum terlambat!" sang ibu teriak pada Winter hingga pada akhirnya..

TUT! TUT! TUT!

Winter membuka matanya perlahan yang kini dibanjiri dengan air.

"Pasien sadar!" salah satu suster terkejut kemudian menyuntikkan beberapa obat ke infusan Winter.

Air mata Winter semakin deras melirik ke arah Jeno dan teman-temannya di luar ruangan. Kenapa dadanya terasa sangat sesak? Kenapa juga air matanya tak kunjung berhenti?

"Winter nangis?" Renjun menautkan kedua alisnya menatap ke arah Winter.

Jeno yang khawatir langsung membuka pintu untuk menerobos masuk. Benar saja, Winter menangis di atas kasurnya. Tangis Winter semakin pecah ketika melihat Jeno di hadapannya.

"Win? lu kenapa?" mata sembab Jeno menatap Winter sendu. Gadis itu tak menjawab apapun selain isak tangis. Dokter sama suster aja sampe kebingungan ngeliat Winter.

(✓)The CursedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang