08 :: Perlawanan

2K 357 44
                                    

--

"Makan apaan lu, Sel?" Ningning melangkah masuk kedalam kamar sambil mengeringkan rambutnya yang separuh basah. Satu detik, dua detik, tiga detik, tak ada jawaban dari Giselle. Gadis itu terdengar menggerogoti sesuatu yang bertekstur padat dan keras.

Setelah menaruh beberapa peralatan mandinya, Ningning menoleh ke arah Giselle. "Sel? Lu makan apaan? Gua mau do-----ng..." suara Ningning memelan di akhir, karena tak percaya dengan apa yang dia lihat.

"S-sel.....??" Nada bicaranya sangat lemah, lutut Ningning juga ikut melemas.

Kini, Giselle dongak ke arah Ningning yang mulai melangkah mundur dengan ekspresi takut. Mulut Giselle sudah di penuhi dengan darah segar menetes ke atas kasur.

Giselle menyeringai ke arah Ningning, "Kamu mau?" tangannya menyodorkan satu kepala manusia setengah habis ke arah Ningning, "Ini enak." Senyumnya sangat menyeramkan.

BLAMM!!!

CRAKH!!

Ningning menoleh ke arah pintu yang tiba-tiba terkunci rapat. Astaga Tuhan ada apa lagi dengan Giselle, bukannya dia udah sembuh? Disaat Ningning mendapat serangan rasa takut yang sangat besar, ada seseorang yang tiba-tiba menepuk pipinya.

"Ning, Woy, lu ngapain tidur di kasur si Winter?" Karina menautkan kedua alis menatap Ningning heran.

Hah?!

Ningning langsung spontan melotot membuka matanya. Jadi tadi itu cuma mimpi? Apa dia ketiduran pas pulang sekolah ya? Ningning juga masih pake seragam sekolah.

"Duh, kayaknya gua ketiduran deh, Kar." Ningning lantas mengubah posisinya mnejadi duduk.

"Heran, makanya jangan bergadang terus." Sahutan Giselle membuat Ningning noleh. Anak itu lagi bersandar santai di atas kasur sambil membaca buku. Giselle terlihat baik-baik saja, dan tidak ada setitikpun darah di dekatnya.

Syukurlah, itu semua benar-benar hanya mimp----- di detik Ningning ingin merasa lega. Ada sesuatu yang membuat dia terdiam.

Rambutnya masih setengah basah.

"Kamu kenapa ada di kasur saya?" Winter yang baru masuk kedalam kamar terlihat bingung akan posisi Ningning di tepi kasurnya.

Kenapa tatapan mata anak itu sangat kosong? Apakah karena asap tipis berwarna hitam yang baru saja melebur di udara? Firasat Winter tidak enak malam ini.

Winter melangkah mendekati Ningning, "Malam ini kamu tidur aja di tempat saya, biar saya yang tidur di kasur kamu." Iya, karena di kasur Winter ada satu jimat penangkal. Apalagi kalau bukan darah miliknya sendiri?

"Gimana kondisi kamu? Sudah baikkan?" tanya Winter pada Giselle sambil berjalan ke arah kasur Ningning.

Giselle mengangguk, "Gua udah gapapa kok, Win. Makasih ya udah bantuin gua." Mulutnya memang mengatakan hal selembut itu, tapi ekspresi dan tatapan matanya tidak bisa bohong.

Sangat jelas kalau di dalam tubuh Giselle masih ada satu makhluk asing yang bersemayam.

"Syukurlah, lain kali kamu gausah nyemilin kepala manusia sampe bikin teman kamu sendiri ketakutan kayak gitu." Nada suara Winter sangat santai tapi berefek dahsyat bagi Ningning.

Kok bisa tau? Ningning mematung sambil mikir, jadi semuanya itu bukan mimpi????

**

"Cewek kayak lu makan batagor juga?" suara itu berasal dari Jaemin yang baru aja berdiri di sebelah Winter. "Batagor satu porsi buat saya ya." Lanjutnya memesan kemudian terkekeh pelan menatap Winter. "Akhirnya nerima perasaan Jeno juga, kenapa? Cape ya di gangguin terus?"

(✓)The CursedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang