Prolog

597 94 115
                                    

Hai, selamat datang di cerita baru ku😄

Cerita ini merupakan titisan dari "Different Marvasya" tapi dapat dibaca terpisah, atau minimal baca Extra part terakhir dari Different Marvasya agar tidak bingung (bagi pendatang baru).

Enjoy👶




Namanya Pradipta, namun sebutan 'Didip' lebih sering didengar dari sapaan keluarganya. Kalau kamu?

Cucuknya Gatra nih bos.

Jagoannya Papia Ava,

Kebanggaannya Mimu Aca.

"Ngenes banget hidup lo."

Laki-laki itu berujar pada pantulan dirinya sendiri yang ada dalam cermin, wajahnya terlihat lesu dan tak bersemangat.

Tangannya meraih sesuatu didalam laci, lalu melepaskan sebuah cincin di jari manis dan memasukannya ke dalam tali berwarna hitam sehingga nampak seperti kalung dengan liontin cincin.

Pradipta menarik napas panjang lalu menghembuskannya kasar, acara pernikahannya dengan Leory yang baru saja usai benar-benar membuatnya lelah, padahal hanya dihadiri oleh keluarga dan kerabat terdekat saja, karena Gavin tidak membiarkan publik mengetahui tentang pernikahan cicitnya.

Masa remaja yang ia tunggu-tunggu kini tak berjalan sesuai impiannya, ia sudah beristri, memiliki tanggung jawab sebagai kepala rumah tangga walaupun masih diperbolehkan untuk sekolah.

Pernikahan yang tak diinginkan atas dasar alasan konyol membuat Dipta harus terikat dengan gadis aneh yang sama sekali tak ia kenali.

"Selamat malam pertama, suami ku."

Suara menyebalkan itu menyadarkan lamunan Pradipta, dia dapat melihat Leory dari cermin yang sedang menutup pintu kamar lalu berjalan menghampirinya.

Jemari lentik Leory bertengger dibahu suaminya, namun tak berselang lama Pradipta segera menepisnya kasar.

"Ups, galaknya." Leory menutup mulutnya dan terkekeh kecil.

"Minimal punya malu dikit lah," sindir Pradipta sambil berbalik badan menatap Leory dengan tinggi yang sebatas hidungnya.

Leory tersenyum miring mendengar sindiran sinis dari sang suami, pandangannya jatuh pada kalung baru yang dipakai Pradipta dengan cincin kawin sebagai bandul.

"Mesum." Jari telunjuk Pradipta mendorong kening Leory.

"Siapa yang mesum?" sentak Leory tak terima.

"Lo mandangin dada gue mulu."

Leory bergidik, "hidih! Gue lagi lihat kalung lo, ogah banget mesumin lo."

Pradipta memutar bola mata malas sambil mengusap telinganya yang panas, sepertinya pengecil volume dari suara Leory ini sudah 'bodol' alias rusak.

Dari pada engap melihat Leory yang masih mengenakan gaun pengantin itu, Pradipta memilih membaringkan tubuh di kasur empuk lalu memejamkan mata.

"Dip, dipta!" Leory ikut duduk di kasur sambil mengguncang bahu Pradipta.

"Hmm." Pradipta hanya bergumam malas tanpa membuka mata.

"Kita kan sekarang udah jadi suami-istri, terus sekarang gue panggil lo apaan? Mas? Papa? Ayang? Babe? Dad--."

"Diam! Jijik tau nggak?" potong Pradipta dengan delikan tajam.

Dia tidak bisa pergi ke alam mimpi gara-gara perempuan satu ini, lihatlah, bukannya meminta maaf, Leory justru menyengir lebar tanpa merasa bersalah.

DETAK DIPTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang