Detak dua

245 64 23
                                    

Jangan terlalu dibawa perasaan,
Itu hanya sebuah pesan.

Leory Meydiaga


Foto Leory ada di mulmed atas yup.

Pradipta's POV

Aku layaknya orang bodoh di antara musik yang berdentum keras dan lampu disko yang membuat kepalaku pusing, belum lagi tubuhku disenggol kesana kemari oleh orang-orang yang sudah diambang mabuk.

Entah apa yang membuatku mendatangi tempat seperti ini, mengkhawatirkan seorang gadis yang belakangan ini mengusik ketenangan hidupku.

Mataku bergerilya mencari sosok yang ingin ku ajak minggat dari tempat ini, Leory selalu saja merepotkan.

"Oh, you look so handsome." Wanita berpakaian mini bergelayut manja pada lenganku yang bebas karena aku hanya mengenakan kaus hitam pendek dan celana jins selutut.

"Maaf jangan kayak gini, mba, saya masih kecil," ucapku sopan yang terkesan polos membuat wanita itu menatapku gemas lalu mencubit pipiku, ya ampun! Demi kacamata keramatnya Opa Gavin, aku jijik sekali.

Wanita itu terkekeh dengan pewarna bibir yang merah menyala hampir menyentuh daun telingaku, "jangan panggil 'mba' dong ganteng, panggil aku 'tante'."

Aku menahan napas dengan bola mata yang nyaris akan keluar mendengar nada menggelikan itu, ternyata ini modelan tante yang selalu dibicarakan Lexi, pantas saja cowok goblok itu ingin sekali diculik oleh 'tante'. Dia selalu bernyanyi seperti ini

Tante-tante culik aku dong..

Karena memikirkan Lexi, aku jadi tidak sadar ketika jemari wanita yang berdandan mirip badut ini sudah menjalar ke dada ku yang tertutup kaus, aku yang terkejut sontak saja  mendorong wanita itu hingga terjengkang ke belakang. Sungguh aku tidak ada niat menyakitinya.

Aku berniat menolongnya, tapi takut diterkam lagi, jadi aku memilih berlari membelah kerumunan masuk lebih dalam, aku sempat terbatuk-batuk oleh bau alkohol yang sangat menyengat.

"Lexi?" cicitku melihat Lexi yang duduk di salah satu sofa dengan satu perempuan yang duduk diatas pahanya, bibir perempuan seksi itu mencumbu lehernya dengan penuh minat, sedangkan Lexi hanya memejamkan mata dengan ekspresi konyol yang ingin ku tampol pakai tai.

Atensi ku beralih pada gadis tidak tau malu yang telah membuatku repot-repot mendatangi tempat ini, dengan segera aku berlari dan menarik tangannya.

"Heh, apa-apaan lo!" Laki-laki yang sebelumnya sedang berjoget bersama Leory berseru.

Aku tidak menjawab, mataku menatap sepenuhnya pada Leory yang berada ditanganku, gadis ini memandangku dengan mata sayu dan mulut yang sedikit terbuka, sepertinya mabuk berat.

"Ken, siapa.. bocah tolol ini?" tanyanya dengan suara parau.

"Lo siapa, brengsek?!" Bahuku didorong kasar oleh lelaki itu.

"Pertanyaan yang gak penting," ketus ku, "gue mau bawa balik Leo."

"Tunggu!" Dia menahanku dengan mencengkram lengan Leory, "gue Kenvi, pacarnya Leory, lo gak berhak bawa dia pergi dari sini!"

DETAK DIPTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang