Hi, i'm back!
.
.
.Vasya dibuat gelisah melihat wajah lebam Pradipta setelah pulang jalan-jalan bersama Leory, tentu saja dia shock karena setaunya putranya itu tak pernah memiliki musuh yang bisa membuatnya bonyok seperti itu.
"Jelasin kenapa bisa babak belur seperti ini, bang?" cecar Vasya terselip nada khawatir.
Pradipta tak bergeming, dia memejamkan mata sesekali meringis menahan nyilu luka nya yang tengah dikompres oleh Vasya.
Terhitung sudah tiga kali Vasya melayangkan pertanyaan yang sama, namun tak sedikitpun Pradipta bersuara menjawabnya.
Pun Leory yang masih menangis sesenggukan di samping Pradipta.
"DIMANA KALIAN SEMUA SAAT KEJADIAN?"
Terdengar suara bariton dari ruangan Marva membuat Pradipta segera berlari ke sumber suara diikuti oleh yang lainnya.
Terlihat beberapa pengawal yang sebelumnya pergi bersama Pradipta ke rumah yang diwariskan oleh Gatra berdiri di hadapan Marva yang nampak marah besar.
"Mereka nggak salah, Pi," ujar Pradipta berusaha meredam amarah Marva.
Leory takut sekali melihat wajah mertuanya yang memerah, sebelumnya ia mengira Marva seorang yang tidak bisa emosi sebab sifatnya yang humoris.
Saat Leory merengek ingin pergi dengan Pradipta memang lelaki itu telah melarang pengawal untuk mengikutinya dan mereka pergi sendiri menggunakan taksi setelah Pradipta menjemput Leory di rumah diantar oleh Sean.
"Papa Ava, maaf sebenarnya--"
"Kita ditodong preman, si tolol itu gebukin abang." Pradipta memotong ucapan Leory sebelum gadis itu membeberkan masalahnya dengan Kenvi. Keluarga Grispara tidak boleh tau bahwa Leory memiliki pacar, itu akan menyakiti hati mereka.
Pradipta menatap istrinya sambil menggenggam tangannya lembut.
"Kasih aja, Dipta. Asal kamu dan Leo baik-baik aja kasih apa yang preman itu mau," geram Marva.
"Masalahnya si tolol itu maunya Leory, Pi, jadi aku gak suka." Pradipta mendengus teringat wajah menyebalkan Kenvi.
Leory mengedipkan matanya beberapa kali mendengar jawaban Pradipta, dadanya berdesir hangat sungguh!
"Si tolol itu siapa sih?" Marva frustasi.
"Ya nggak tau, emang kita kenalan? ogah banget kenalan sama preman. Mimu gimana sih ini suaminya." Pradipta mengadu pada Vasya.
Vasya memijat pelipisnya yang berdenyut, dia sudah faham tidak akan ada perdebatan serius jika Pradipta sudah mengakali sisi baik Marva yang dapat mengontrol emosi sehingga menekan kepribadian yang lain dalam diri Marva sebab belum sembuh sepenuhnya.
Lebih baik dia bergegas membuatkan teh hijau untuk mereka berdua.
Sean sampai geleng-geleng kepala, selalu saja ada bumbu humor dalam keluarga ini.
"Gue baper edan," bisik Leory membuat Pradipta tersenyum tipis.
Marva memegang pundak Pradipta dan mengusap rambutnya, kejadian ini membuatnya mengingat masa lalu menyakitkan itu.
Gatra yang meninggal demi melindungi Jio, lebih tepatnya peluru yang meleset ke arahnya dari pelatuk yang ditarik oleh Jio, mengingat hal itu membuatnya pusing.
Dia tidak ingin ada tragedi yang sama lagi, Marva sangat menyayangi keluarganya terutama anak-anaknya.
"Bang, jangan sampai berurusan sama preman lagi, kasih apa aja yang mereka mau asal jangan nyawa kamu atau orang yang saat itu sedang ada bersamamu." Marva berucap lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
DETAK DIPTA
Teen FictionTentang seseorang yang berhasil membuat jantungnya berdetak lebih lama lagi, bukan hanya sekedar singgah, melainkan menetap dalam satu atap. Leory Meydiaga tak pernah menyangka diusia nya yang masih dini ia telah menyandang gelar sebagai istri dari...