[ Completed ]
Perusahaan pengembang yang tidak dipercayai oleh masyarakat Hongdae, tidak membuat Jung Dana menyerah untuk terus meyakinkan semua orang.
Tentu saja yang Dana lakukan demi berlangsungnya kelancaran pekerjaan, serta membantu seorang CEO...
Spam komentar, yuk! Aku seneng banget bacain komentar kalian :)
Jangan lupa vote juga ya. Terimakasih.
*****
Setelah pertemuan di gudang milik Bu Bae, Ny. Evans membawa Dana, Bu Bae dan Pak Nam ke Evans Heavens untuk merencanakan lebih lanjut apa yang telah dibicarakan.
"Kupikir kita harus melibatkan media." Ujar Ny. Evans.
Dana mengangguk tipis, "Itu yang kita butuhin. Dan ya, sebuah artikel besar mungkin mengubah keadaan menjadi menguntungkan bagi kita."
"Ya, dukungan publik biasanya akan membantu." Sahut Bu Bae.
"Aku bisa kok buat ngewakilin wawancara tv." Ucap pak Nam.
"Eyy, yang punya wajah menarik untuk wawancara tv ya aku, Nam." Balas Ny. Evans tidak mau kalah.
Semuanya tertawa dan terus menyiapkan rencana. Langit sore sudah berubah menjadi gelapnya malam saat semua orang pulang, termasuk Ny. Evans.
*****
Setelah hari yang panjang, Dana ingin membeli sesuatu untuk mengisi perutnya. Namun kemudian sosok yang tidak asing tiba-tiba mendekatinya.
"Apa?" Tanya Dana dengan nada ketus.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bisa kita bicara sebentar?" Tanya Sam.
"Saya gak punya apa-apa lagi buat dibicarain sama anda. Jadi silahkan pergi." Balas Dana seraya membuang muka.
"Biarin saya antar kamu pulang. Dimana kamu tinggal sekarang?"
"Saya gak harus jawab pertanyaan anda, kan? Faktanya, anda yang harus kasih penjelasan sama saya. Bukannya memang harusnya gitu, Hyunjin?" Ujar Dana yang membuat Sam terkejut dalam diam.
Sam menghela nafas pelan sebelum ekspresi wajahnya berubah.
"Ah, gue tahu ini bakal terjadi. Gimana lo bisa tahu, Dana?" Tanya Sam.
Dana berdecih, "Gue tuh selalu ngerasa kalo lo kelihatan gak asing. Terus gue inget, lo ragu-ragu buat pergi ke danau sama gue waktu itu."
"Yah, gue punya terlalu banyak kenangan tentang tempat itu."
Sam terdiam, tidak bisa berkata apapun.
"Apa lo bener-bener berpikir bisa balik ke Hongdae dan gak ada yang bakal tahu itu? Hmm?" Tanya Dana serius.
"Gue kira, gue bisa lakuin itu. Selama lo gak bilang sama orang-orang tentang siapa gue sebenarnya." Jawab Sam tajam.
Dana menyisir surainya kebelakang, "Apa lo pernah punya rencana buat bilang yang sebenarnya? Pasti lo tahu siapa gue sejak awal..."
