Spam komentar, yuk!
Aku seneng banget bacain komentar kalian :)Jangan lupa vote juga ya.
Terimakasih.
*****
Sam dan Dana kembali kerumah setelah hari yang panjang dan melelahkan. Dana akhirnya kembali kerumahnya sendiri, tepatnya rumah warisan dari kedua orangtuanya. Namun sebelum Dana bisa menuju kamarnya, Sam meraih tangannya dengan lembut disertai tatapan lekat yang meneduhkan."Gue perlu kasih tahu lo sesuatu." Ujar Sam lebih dulu.
Dana memiringkan kepalanya, "Oh, rahasia lain?"
Sam terkekeh tipis, "Bukan. Gue cuma mau berterimakasih buat semuanya..." Balasnya sembari menatap kedua mata Dana dalam-dalam, membuat lutut wanita itu seakan bergetar.
"...Gue ngerasa kayak tersesat selama bertahun-tahun, terus lo muncul buat nunjukin secercah cahaya ke gue." Ucap Sam lagi.
Dana tersenyum geli, "Lo dibutakan, dan gue kasih lo penglihatan? Jiwa lo berat, dan gue ngebuat itu jadi ringan? Semacam itu maksud lo?"
Sam menatap Dana dengan tatapan kosong, dan setelah beberapa saat tertawa terbahak-bahak.
"Sini, lo penyair yang mengerikan." Titah Sam yang kemudian menarik Dana dalam pelukan erat.
"Lo bener-bener nyelametin gue dari diri gue sendiri, Dana. Gue cinta sama lo." Ucap Sam yang terdengar tulus di indera pendengaran Dana, membuat gadis itu menahan senyumnya dibalik dada padat milik Sam.
"Gue gak ngelakuin apa-apa. Gue tahu lo pada dasarnya orang baik. Gue cuma perlu ngingetin lo tentang itu." Balas Dana.
Sam mengulur pelukannya untuk menatap wajah cantik Dana, "Oh ya? Apa yang bisa gue lakuin kalo gak ada lo?"
Dana tersenyum. Ia menyilangkan kedua tangannya didepan dada sembari menyandarkan tubuhnya pada dinding, "Gue cinta sama lo, Sam."
Mendengar ucapan Dana baru saja seketika membuat Sam menutup mulutnya sendiri yang terbuka lebar, "Wah! Akhirnya lo bilang itu juga."
Keduanya saling tertawa, lalu berciuman dengan mesra. Decapan air liur yang terdengar, seolah hanya bisa disaksikan oleh jam, dinding juga sofa yang ada disana. Setelah semua yang Dana lalui, ia bersyukur dapat bertemu kembali dengan Sam pada akhirnya.
*****
Keesokan paginya, Dana menemukan Sam sudah bangun. Pria itu sedang ada di dapur, dan memasak! Entah apa yang Sam masak, tapi aromanya mampu menggugah selera Dana pagi ini."Lo ngapain pagi-pagi kayak gini? Kita bisa aja cari sarapan diluar, Sam." Ucap Dana saat sudah mendudukkan pantatnya pada kursi meja makan, sedangkan Sam tersenyum saat menangkap kehadiran Dana.
Sam menggeleng cepat, "Gue mau bikin makanan yang spesial buat lo. Gue menyadari kalo gue udah pasang begitu banyak penghalang selama waktu kita dirumah ini."
Dana mengangguk tipis, "Ya, lo memang punya banyak kemarahan dan rasa frustasi yang terpendam. Gue bisa ngerti."
Sam tersenyum kecut, "Tapi gue juga punya banyak cinta. Cinta yang gak pernah gue kasih ke siapapun..."
"Sampai gue bertemu sama lo." Lanjut Sam membatin.
"...Jadi mulai sekarang, gue yang bakal buatin sarapan." Ucap Sam yang membuat Dana menatap keheranan.
Sam selesai memasak dan keduanya duduk untuk menghabiskan sarapan yang sudah dibuat. Alih-alih memilih duduk di seberang Dana agar bisa melihat wajah alami khas pagi gadis itu, kali ini Sam memilih duduk disebelah Dana. Memandang garis tegas nan mungil wajah Dana yang baginya sangat cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Greed And Love || Hwang Hyunjin (✔️)
Fanfic[ Completed ] Perusahaan pengembang yang tidak dipercayai oleh masyarakat Hongdae, tidak membuat Jung Dana menyerah untuk terus meyakinkan semua orang. Tentu saja yang Dana lakukan demi berlangsungnya kelancaran pekerjaan, serta membantu seorang CEO...