1. 07/07/23

8.6K 747 432
                                    

1. Awal dari Segalanya

Sejak awal, sepertinya pertemuan kita memang sudah direncanakan.

_____________________________________

Januari 2008

Matahari sedang sangat terik-teriknya, apa lagi di jam makan siang. Matahari tepat berada di atas kepala hingga rasanya kepala kita yang sedang menahan marah bisa meledak kapan saja karena sengatan panasnya.

Pekarangan sekolah yang semula ramai sudah tampak sangat sepi, dan hanya menyisakan satu gadis yang sedang menunggu jemputan nya datang di depan pos satpam. Gadis berseragam putih dongker dengan name tag yang bertuliskan Mila sharaziva Olivia itu tampak menyeka keringatnya yang jatuh dari pelipis hingga membasahi pipi, lalu tiba-tiba dia
menghentakkan kakinya kesal. Bagaimana tidak? Sudah hampir satu jam dia menunggu abangnya datang untuk menjemput, tapi hingga saat ini wujud dari pria itu tidak kunjung terlihat juga.

“Lihat aja nanti di rumah, bakal Mila Jambak rambut Abang habis-habisan,” celotehnya marah. ”Nggak bisa apa sehari aja jangan telat jemput, kesel banget.”

Biasanya yang menjemput Mila adalah supir, tapi karena supir mereka sedang ada urusan dengan papa nya alhasil Barga lah yang di perintahkan untuk menjemput. Namun, setiap Barga yang menjemput pasti selalu saja telat, sepertinya
Barga tidak mengenal apa itu tepat waktu.

Mila menghentikan ocehannya ketika sebuah mobil berwarna putih yang tidak dia kenali berhenti tepat di depan pagar yang tidak jauh dari pos satpam. Orang yang berada di dalam mobil itu keluar dan menghampirinya.

“Hai,” sapa pria berseragam putih abu-abu tersebut. “Kamu Mila kan?”

Mila mengangguk. “Iya, lo siapa?” Mila mundur
selangkah, takut-takut orang itu adalah penculik anak-anak di bawah umur yang sedang menyamar menjadi murid SMA.

“Tenang aku bukan penculik,” ujar pria itu, seolah tau isi pikiran Mila. “Aku Gesar, teman Abang kamu. Barga.”

“Terus bang Barga nya mana?” Mila melihat kearah mobil Gesar, tidak ada tanda-tanda jika ada manusia lain di dalam mobil itu. “Lo sendiri?”

“Iya, Barga lagi ada urusan sama Sita. Makanya dia nyuruh aku jemput kamu,” jelas Gesar.

“Pacaran mulu, pacaran mulu,” gerutu Mila pelan.

Tanpa membalas perkataan Gesar, Mila langsung masuk kedalam mobil seolah itu adalah mobilnya sendiri.

“Ayo buruan pulang, gue udah lapar,” teriak Mila dari dalam mobil.

Gesar mengerjabkan matanya, lalu menggelengkan kepala.

“Abang sama adik ternyata sama aja sifatnya, kagaada sopan-sopan nya,” monolog Gesar, lalu segera masuk sebelum Mila kembali berteriak.

Jujur saja dia tidak suka mendengar orang berteriak. Mila melihat ke kiri dan ke kanan ketika mobil Gesar tiba-tiba saja berhenti, padahal mereka belum sampai di rumah.

“Kok lo berhenti disini?” tanya Mila sembari celingak-celinguk.

“Tadi kan kamu bilang, kamu lapar,” jawab Gesar.

“Jam segini jalanan lagi macet, jadi makan disini aja dulu.”

“Lo yakin ngajak gue di restoran ini?” tanya Mila, karena restoran yang mereka datangi ini adalah restoran yang cukup mahal. “Gue makannya banyak loh”

“Yakin.” Gesar melepas seat belt nya. “Bukannya wajar kamu makannya banyak? Kan lagi masa pertumbuhan.”

“Hah? Masa pertumbuhan?” Mila mengeryit tidak mengerti. “Lo pikir gue tumbuhan apa?”

MILA Dan GESAR [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang