8. 27/07/23

1.3K 98 24
                                    

8. Anniversary

Masih kamu, tetap kamu, dan akan selalu kamu yang menjadi bagian terindah dan kisah bahagia dalam setiap cerita masa muda kita.

***

Oktober 2015

Gesar sedang berada di dalam mobilnya, menunggu Mila selesai dengan kuliahnya siang ini. Beberapa mahasiswa dan mahasiswi mulai berangsur keluar dari gedung fakultas ekonomi tersebut, tapi wujud Mila belum juga terlihat. Parkiran yang tadinya masih sepi ketika Gesar datang, sekarang sudah ramai. Gesar menurunkan kaca mobil ketika melihat Mila yang sedang berjalan beriringan dengan seorang pria. Mila tampak tertawa dan sesekali memukul lengan pria itu.

Gesar keluar dari dalam mobil dengan raut wajah yang sudah tidak enak di lihat. Matanya terus memperhatikan interaksi antara Mila dan pria itu, sampai mereka berpisah dan Mila langsung menghampiri Gesar.

“Kamu udah lama nunggunya?” tanya Mila, sembari mengusap keringat Gesar dari pelipis pria itu dengan telapak tangannya, siang ini matahari begitu sangat terik. “Kamu kenapa?”

“Gak kenapa-napa, buruan masuk.” Gesar masuk lebih dulu ke dalam mobil.

Sedangkan Mila masih terdiam di tempatnya, heran. Tidak biasanya Gesar seperti itu, biasanya Gesar selalu membukan pintu untuknya, tapi tidak dengan hari ini.

Gesar menurunkan kaca mobil. “Kenapa malah diam? masuk, gak panas emang?”

“Aku gak mau masuk kalau kamu gak bukain pintu buat aku.”

Tidak ingin berdebat, Gesar kemudian keluar untuk membukakan pintu untuk Mila. Setelah Mila masuk baru dia kembali masuk lagi dan langsung meninggalkan pekarangan sekolah.

“Kamu kenapa sih, kak?”

“Gak kenapa-napa,” jawab Gesar tanpa menoleh. Dia tampak fokus dengan jalanan di depannya.

“Gak kenapa-napa tapi mukanya gitu. Gak jelas banget, kesel deh.” Mila menyandarkan tubuhnya sembari melipat kedua tangan di depan dada. Sikap Gesar yang tiba-tiba dingin membuat dia merasa sedih hingga matanya jadi berkaca-kaca. “Aku lagi datang bulan, perut aku sakit banget, tapi kamu malah kaya gitu.”

“Aku gak suka,” kata Gesar akhirnya.

Mila menoleh dengan sebelah alis yang naik keatas.“Aku gak suka lihat kamu dekat sama cowok lain, apa lagi sampai ketawa-ketawa kaya tadi.” Jelas Gesar, sembari sesekali menoleh pada Mila.

Mila akhirnya tersenyum tipis, senang melihat Gesar yang cemburu. Namun, terkadang masih suka gengsi mengatakannya.

“Aku pikir aku ada salah, ternyata pacar aku lagi cemburu.” Mila mengusap lengan kiri Gesar.

“Aku serius Mila,” balas Gesar.

“Loh? kok Mila? biasanya sayang.” Mila mengerucutkan bibirnya sebal.

“Mana ada orang lagi marah manggil sayang.”

“Ada, kamu orangnya.”

“Pokoknya aku gak suka ya lihat kamu akrab sama teman cowok kamu kaya tadi,” ujar Gesar tak ingin di bantah. Sejak Mila mulai kuliah ada rasa takut di hati Gesar. Dia takut nantinya Mila akan berpaling karena akan jarang bertemu.

Gesar sudah lulus dengan kuliahnya dan sedang sibuk dengan kantor membantu Herman. Otomatis waktunya untuk bersama Mila pasti akan berkurang.

“Siap laksanakan.” Mila meletakkan tangannya

di ujung pelipis, hormat. Hampir dua tahun menjalin hubungan dengan Gesar, Mila jadi tau jika ternyata Gesar itu cemburuan.

***

MILA Dan GESAR [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang