We

820 64 4
                                    

08.00 am KST

Pagi hari di dorm Nct dream terlihat sepi. Setelah menyelesaikan comeback dengan album repackaged Hello Future dan berhasil meraih sejumlah piala di music core dan lain sebagainya, para member diberi waktu libur selama beberapa hari setelah bekerja keras mempromosikan album.

Para member seperti Haechan, Jeno, dan Jaemin lebih memilih pulang untuk menghabiskan waktu bersama keluarga mereka. Sedangkan Renjun memilih ikut Chenle mengunjungi rumah orang tuanya yang berada di perumahan mewah kota Seoul.

Lalu Jisung dan Mark? Mereka memilih tinggal di dorm alasannya karena ingin menghabiskan waktu berdua. Ya, mereka adalah sepasang kekasih sejak dua bulan lalu. Tidak ada yang tahu tentang keduanya karena kedekatan mereka tidak terlalu kentara. Mereka lebih memilih untuk menyembunyikan hubungan mereka sampai masing-masing siap untuk mempublikasikannya. Sebenarnya Mark yang terlalu khawatir, karena hubungan sesama jenis masih tabu di Korea apalagi mereka adalah seorang idol.

Jisung sudah bangun sekitar setengah jam yang lalu. Duduk di sofa dan menikmati semilir angin dari arah balkon, juga hangatnya sinar matahari membuatnya menutup mata sembari menunggu pemuda manis yang masih dikuasai mimpi.

"Jisungie"

Mata Jisung terbuka, kepalanya menoleh ke belakang melihat kekasihnya terduduk di atas kasur dengan mengucek matanya terlihat menggemaskan.

"Sudah bangun hyung?" tanya Jisung.

Pemuda itu hanya mengangguk.

"Peluk~" ujarnya sambil merentangkan tangannya.

Jisung terkekeh. Jika sedang berdua seperti ini kekasihnya itu akan bermanja dan bertingkah menggemaskan. Jisung tidak risih, malahan dia menyukainya. Jarang-jarang dia punya waktu berduaan dengan kekasihnya dan melihat sisi manis yang tidak pernah orang lain lihat.

"Aigoo... uri aegi," ujar Jisung sambil mendekap erat tubuh mungil kekasihnya.

Sedang lelaki mungil merengut dan melepaskan pelukannya. Menatap sebal pada Jisung.

"Hei aku ini hyungmu tau, bukan bayi!"

Lihatlah bibir yang mencebik lucu itu seakan mengundang Jisung untuk di kecup.

"Iyaa, hyung bukan bayi. Tapi hyung adalah kekasihku yang paling manis," goda Jisung.

Pipi itu bersemu, menubruk dan menenggelamkan wajahnya pada dada Jisung terlampau malu.

"Aku malu," cicitnya.

Dan Jisung tak dapat lagi menahan tawanya dan menciumi surai itu gemas.

"Jisung diamlah, aku malu."

"Kenapa harus malu? Bukankah aku benar kalau hyung itu sangat sangat manis."

"Tidak! Aku tidak manis," ujarnya.

"Hyung cantik," kata Jisung.

"Aku laki-laki kalau kau lupa."

Melepas pelukannya, Jisung menatap tepat di mata kekasihnya dan tersenyum teduh.

"Iya laki-laki yang cantik. Kekasihku yang manis dan cantik. Terimakasih karena sudah mau menerimaku, Mark hyung."

Pria mungil itu atau Mark terenyuh. Hatinya diliputi rasa hangat. Mark juga berterima kasih karena Jisung tidak menyerah saat itu.

Perlahan wajah Jisung mendekat. Mark yang mengerti pun menutup matanya. Detik berikutnya rasa hangat menyapa bibirnya kala Jisung mencium dan melumatnya dengan lembut.

Tangan Jisung merambat naik, menekan tengkuk Mark untuk memperdalam ciuman mereka. Melumat bergantian bibir atas dan bawahnya. Mark juga membalas ciuman Jisung yang memabukkan dengan tangan yang meremat kaos depan Jisung.

How much I love you (Jisung x Mark)  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang