Irreplaceable

458 42 4
                                    

Suara bising terdengar dari dorm NCT dream. Malam ini Haechan dan Mark berniat menginap disini. Beberapa member seperti Renjun, Jaemin, Chenle sedang memasak di dapur dengan sedikit bantuan dari Mark. Sedangkan tiga member lainnya, yaitu Haechan, Jeno dan Jisung sedang menyiapkan tempat. Rencananya mereka akan menonton film di kamar yang paling luas, yaitu kamar Mark.

"Hei, cepat pindahkan karpetnya ke tengah," ujar Haechan.

"Jen, bawakan bantal dari kamar yang lainnya," ujar Haechan, lagi.

"Cepat gelar karpetnya Jie," ujarnya lagi.

Haechan terus memerintah tanpa berniat untuk membantu. Dirinya hanya duduk di kursi yang terletak di pojok kamar dengan mulut yang tidak berhenti mengoceh.

"Yak Lee Haechan! Jangan diam saja dan cepat bantu kami," ujar Jeno dengan nada yang sedikit kesal.

"Wae? Aku juga sedang membantu kalian," jawab Haechan.

"Yang kau lakukan hanyalah sibuk mengoceh. Cepat bantu selesaikan," kata Jeno.

"Ish! Baiklah tuan Lee Jeno yang terhormat," ucap Haechan dengan nada yang terpaksa.

Sedangkan Jisung sibuk menyiapkan meja yang akan mereka gunakan untuk makanan nanti sembari mendengarkan perdebatan kecil para hyungnya.

Dirasa cukup lelah, Jisung memilih pergi dari kamar membiarkan kedua hyungnya yang menyelesaikan sisanya. Baru saja menuruni anak tangga, dirinya sudah disuguhi dengan pemandangan yang membuat hatinya menghangat. Dapat ia lihat kekasihnya yang sedang menjadi sasaran kegemasan para hyungnya. Jaemin yang selalu mencubiti pipi Mark dengan gemas, Renjun yang sesekali memeluk Mark dengan lontaran kata 'kiyowo', dan Chenle yang senantiasa mengelus rambut Mark dengan sayang layaknya seorang ayah kepada anaknya.

Langkahnya dibawa mendekat ke arah dapur. Dirinya menawarkan untuk membantu membawakan makanan yang sudah dimasak oleh para hyungnya.

"Apa sudah selesai semuanya hyung?"

Renjun menoleh kemudian menjawab, "Sudah. Apa diatas sudah disiapkan tempatnya?"

Jisung menganggukkan kepalanya, "Iya sudah, meskipun Jeno hyung dan juga Haechan hyung harus berdebat dulu."

"Hah... Dua orang itu memang benar-benar," Jaemin berujar pelan sambil membawa beberapa makanan ke lantai atas.

"Jadi apa yang harus aku bawa?" Tanya Jisung.

"Tidak usah, biar kami saja. Ayo Chenle-ya kita ke atas," jawab Renjun dan Chenle hanya mendengus tetapi tetap menurut mengikuti Renjun.

Kini tinggal Mark dan Jisung yang berada di dapur. Mark mendekat ke arah Jisung, mengusap rambutnya lembut dan berujar, "Good boy."

Tangan Jisung terangkat merapihkan rambut yang menutupi dahi Mark lalu turun ke pipinya dan membelainya dengan lembut.

"Hyung manis," ucap Jisung membuat pipi yang sedang dibelainya tampak memerah.

"Apalagi jika sedang merona seperti ini. Hyung terlihat sangat cantik," lanjutnya. Tawa Mark pecah saat mendengar Jisung yang mengatakan bahwa dirinya cantik.

"Hentikan! Itu sangat menggelikan," ujar Mark masih dengan tawanya.

"Cantik," jawab Jisung menggoda Mark.

"Yak berhenti!" Tangan Jisung kini sibuk mencubiti pipi Mark dengan gemas membuat Mark memekik kecil.

Karena Mark dan Jisung yang tidak kunjung datang, akhirnya Jaemin berinisiatif untuk menyusul keduanya.

"Omo omo!"

Pekikan nyaring Jaemin membuat sepasang kekasih itu terkejut. Sampai-sampai Mark mendorong Jisung hingga terduduk di lantai.

"Ashh ..." Jisung mengerang sakit saat bokongnya menyentuh lantai dengan keras.

Mark segera membantu Jisung untuk berdiri, "Maaf Jie, kau tak apa?"

"Oke, hyung. Jaemin hyung kenapa berteriak seperti itu?"

"Ya aku terkejut melihat kalian. Kenapa lama sekali? Yang lain sudah menunggu di atas," ujar Jaemin yang langsung kembali menuju kamar atas.

"Dasar tidak sabaran," Jisung menggerutu.

"Hey, tidak boleh seperti itu. Dia hyungmu Jie," Mark berkata dengan lembut. Jisung hanya menyengir dan menggandeng tangan Mark menuju lantai atas.

Sepanjang film diputar, tidak henti-hentinya dreamies berdebat tentang bagaimana ending dari cerita tersebut. Membuat Jisung yang melihatnya merasa frustasi dengan tingkah hyungnya yang menurutnya kekanakan.

"Teman-teman tolong tenang sebentar. Suara filmnya tidak terdengar," ujar Mark.

Mark yang sudah jengah pun memilih untuk mencoba menikmati film yang tidak lama lagi akan selesai itu dengan perdebatan para adiknya. Karena tidak kunjung usai berdebat, Mark memejamkan matanya dan tidak butuh waktu lama, Mark sudah terlelap. Karena posisinya yang berada di belakang, tidak ada satupun yang menyadarinya.

Sampai film selesai diputar, baru lah dreamies menyadari bahwa Mark tertidur.

"Lihatlah dia. Lucu sekali," ujar Haechan membuat yang lain menatap wajah Mark.

"Aku tidak tahu dibalik wajahnya yang tegas ada sisi manis yang melekat disana," kata Renjun yang diangguki oleh member lainnya.

Mark tidur dengan posisi memeluk bantal yang membuat pipinya sedikit menggembung dan bibirnya yang mengerucut.

Jisung tersenyum menatap wajah manis kekasihnya. Jika tidak ada yang lain, mungkin dirinya sudah mengecup bibir yang mengerucut itu dengan gemas.

Para member sudah keluar menyisakan Jisung dan Jeno juga Mark yang sedang tidur.

"Jisung, kau benar-benar menyukainya?" Tanya Jeno tiba-tiba.

Jisung menganggukkan kepalanya, "Aku bahkan sudah mencintainya, hyung."

"Kau beruntung. Jangan pernah menyakitinya," ujar Jeno lagi.

"Hyung tenang saja. Aku bisa menjamin hal itu tidak akan terjadi," kata Jisung dengan yakin.

"Kalau begitu tidurlah," kata Jeno dibalas anggukan kepala oleh Jisung.

"Jisung-ah ..."

Jisung menatap ke arah Jeno bingung, "Kenapa hyung?"

"Tolong jaga dia untukku."

Meskipun sedikit bingung dengan ucapan Jeno, Jisung tetap mengangguk mengiyakan.

"Pasti hyung," jawab Jisung. Kemudian Jeno berlalu dan pergi keluar menuju kamarnya.

Jisung memindahkan Mark ke kasurnya dengan hati-hati agar Mark tidak terbangun. Jisung ikut berbaring disamping Mark lalu membenarkan selimutnya agar kekasihnya tidak kedinginan.

"Jie ..."

"Eoh hyung? Apa aku membangunkan mu?"

Mark menggeleng kemudian mendekatkan dirinya memeluk Jisung yang dibalas pelukan oleh si empunya. Mark mengusakan kepalanya di dada Jisung. Dan Jisung langsung menciumi surai Mark dengan lembut.

"Aku mengantuk," ujar Mark pelan.

"Tidurlah hyung, aku disini."

Jisung bisa merasakan kepala kekasihnya mengangguk.

"Selamat tidur, Jisungie."

"Selamat tidur, hyung."

Mereka tertidur dengan saling memeluk satu sama lain, merasakan kehangatan yang membuat keduanya nyaman sampai pagi menjelang.

.

See you soon ~

How much I love you (Jisung x Mark)  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang