Heartbeat

620 57 0
                                    

Setelah dua minggu menghabiskan waktu berlibur, kini member NCT dream tengah berkumpul di ruang tamu. Dua member dream yaitu Mark dan Haechan akan kembali ke dorm NCT 127 dikarenakan akan mempersiapkan comeback dengan salah satu unit NCT tersebut.

Para member yang lain membantu Mark dan Haechan bersiap. Jujur saja dreamies masih ingin berlama-lama dengan mereka tapi apa boleh buat NCT 127 juga membutuhkan mereka.

Satu-persatu member dream memeluk Mark dan Haechan bergantian. Mereka akan berpisah sementara. Tapi Mark dan Haechan berjanji jika jadwalnya dengan NCT 127 sudah selesai, mereka akan segera kembali ke dorm NCT dream.

Tiba giliran Jisung, ia memeluk Mark erat dengan membisikkan sesuatu yang membuat perasaan Mark menghangat.

"Aku akan merindukanmu hyung."

Mark tersenyum lalu mengangguk. Sebelum benar-benar pergi, Mark berpesan untuk selalu menjaga satu sama lain dan tidak membuat keributan.

"Kami pergi. Kalian jaga diri baik-baik," ujar Mark dan di angguki oleh member dreamies.

Lalu tatapan Mark beralih pada Jisung dengan raut yang sulit diartikan. Tanpa mereka sadari ada satu orang yang memperhatikan gelagat aneh keduanya dengan mata memicing curiga.

.

"Hahh... aku bosan," ucap Chenle.

"Seandainya Haechan-ie hyung ada disini, aku pasti sedang bermain game dengannya," sambungnya.

"Benar. Andai Mark hyung disini aku pasti sedang bermain dengannya," Jisung bergumam pelan.

Chenle menoleh, "Kau bicara apa?"

"Aku ti-tidak bicara apa-apa," ucap Jisung terbata.

"Benarkah? Sepertinya tadi aku mendengar sesuatu."

Jisung hanya mengangguk meyakinkan.
Ahh hampir saja aku ketahuan, batin Jisung.

Chenle beranjak dan pergi meninggalkan Jisung sendiri di ruang tamu.

"Mau kemana Chenle-ya?"

"Aku mau tidur saja, disini bosan," ujarnya seraya melangkahkan kakinya menuju kamar.

"Dasar pemalas," ujar Jisung pelan.

Chenle berbalik, "Yak! Aku bisa mendengarmu dasar Park bodoh Jisung."

Sebelum Jisung sempat membalas, Chenle sudah lebih dulu berlari menuju ke kamar.

"Sabar Jisung-ah."

Mendesah berat, Jisung menyandarkan tubuhnya pada sofa. Dirinya juga bosan dan disaat seperti ini dia juga merindukan Mark hyungnya. Padahal baru beberapa jam ditinggal tapi dirinya sudah serindu ini, hah menyebalkan.

"Dia sedang apa ya? Apa lebih baik ku telpon saja?" gumamnya.

"Ahh hyung aku harus apa? Aku benar-benar merindukanmu," rengeknya entah pada siapa.

Matanya menatap langit-langit ruangan, pikirannya menerawang. Membayangkan bagaimana dia berakhir bersama dengan Mark.

Kisah cintanya tidak semulus yang dibayangkan. Pertama kali bertemu dengan Mark, nyatanya sudah berhasil menarik perhatian Jisung pada pria bermarga Lee tersebut. Awalnya hanya perasaan kagum akan Mark yang selalu bekerja keras dan tidak pernah berhenti berbagi senyum dan tawanya kepada orang lain. Dirinya selalu terpana melihat itu semua dari diri Mark dan berpikir bahwa Mark selalu baik-baik saja dan dapat mengatasi situasi sesulit apapun.

Sampai saat dimana dirinya mendapati Mark menangis seorang diri diruang latihan, meracau bagaimana sulitnya hidup di negara lain dan jauh dari keluarga membuat Mark kewalahan. Dan Jisung tidak dapat menahan diri untuk tidak memeluk hyungnya itu.

Dari situlah Jisung menyadari perasaannya pada Mark sudah berubah dan berakhir dengan dirinya yang mencintai hyungnya sendiri. Jisung pernah menyatakan perasaannya pada Mark tetapi saat itu Mark mengaku kalau dirinya itu straight dan hanya menganggapnya sebagai adik. Rasa canggung diantara mereka membuat Jisung sempat frustasi apalagi saat itu Mark akan graduate dari NCT dream.

Sampai ada kabar bahwa 7dream akan bersama lagi dan Mark yang terus berlatih koreografi yang sempat tertinggal. Saat itu Jisung masih berada diruang latihan lalu Mark datang padanya dan memintanya untuk mengajarinya gerakan yang belum Mark kuasai. Dan dengan kedekatan yang semakin intens, Jisung mencoba kembali menyatakan perasaannya dan Mark dengan pipi bersemu menerimanya.

Kini hari-harinya selalu dihiasi dengan kebahagiaan. Kehadiran Mark dihidupnya membawa pengaruh besar dan membuat harinya yang monoton menjadi lebih berwarna. Dan Jisung selalu bersyukur atas apa yang telah Tuhan berikan dalam hidupnya dan meminta agar dirinya dan Mark bisa selalu bersama.

Drtt...drtt...

Getar ponsel disakunya menyadarkan Jisung. Diambilnya ponsel tersebut dan dapat dilihatnya jika ada panggilan masuk.

Markie hyung is calling...

"Hallo Jisung-ah"

"Hallo hyung. Ada apa?"

"Kau sedang apa?"

"Tidak ada, hanya duduk saja."

"Hmm...apa kau rindu pada hyung?"

Jisung terperangah, bagaimana hyungnya ini bisa tahu kalau dirinya sedang merindukan Mark. Apa kekasihnya ini seorang peramal?

"Bagaimana hyung bisa tahu kalau aku sedang merindukanmu?"

"Karena... aku juga merindukanmu?"

Jisung tergelak, kekasihnya ini sangat menggemaskan.

"Pasti pipimu sudah merah seperti tomat hyung," candanya.

"Tidak. Enak saja kalau bicara."

"Benarkah?" ucapnya diselingi tawa.

"Aishh, kau ini. Jisung-ah aku harus bersiap ke perusahaan. Kau jangan lupa makan."

"Ndee hyung, kau juga. Saranghae," ucapnya melirih.

Terdengar gelak tawa dari seberang sana. Membuat Jisung mau tidak mau juga ikut tertawa.

"Nado~ ku tutup ya."

Senyum Jisung mengembang. Tak pernah terbayangkan olehnya akan mendapatkan kebahagiaan sebanyak ini.  Mark memang selalu berhasil menarik perhatiannya.

"Jisung-ah kau sedang apa?"

Jisung terperanjat lalu menolehkan kepalanya ke belakang.

"Tidak hyung. Kenapa?"

"Ayo bantu hyung memasak. Sebentar lagi makan malam," ujar Jaemin.

"Iya hyung. Nanti aku menyusul," ujar Jisung.

"Baiklah."

Apa Jaemin hyung mendengar percakapanku dengan Mark hyung? batin Jisung.

Sedangkan di dapur, Jaemin merasa heran. Dia hanya memanggil Jisung tapi anak itu begitu terkejut seakan-akan sedang melihat hantu.

.

Jangan lupa vote dan comment😁
See you~

How much I love you (Jisung x Mark)  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang