You see us

518 37 1
                                    


"Latihan selesai. Selamat beristirahat," ucap sang pelatih.

"Ndee.. terimakasih atas kerja samanya," ucap member serempak.

Para member NCT 127 kini bersiap-siap untuk pulang. Kecuali Mark. Dirinya terus merasa bersalah. Apalagi ketika mengingat raut kecewa sang pelatih juga lelahnya para member membuatnya semakin merasa bersalah.

"Mark kau tak pulang?"

"Sebentar lagi aku pulang, hyung."

"Jangan terlalu memaksakan diri Mark."

Mark tersenyum dan mengangguk menanggapi perkataan hyung nya.

"Kau sudah bekerja keras, jangan sampai sakit," ucap Yuta.

Mark mengangguk.

"Berhati-hatilah di jalan," ucap Mark.

"Yep. Kami pulang."

"Hyung jangan terlalu keras, aku tahu hyung masih sakit."

"Aku tidak apa-apa Haechan-ah," kata Mark.

Haechan menghela nafasnya, hyungnya yang satu ini memang sangat keras kepala.

"Baiklah, sampai nanti hyung."

Setelah yang lain pulang, Mark kembali berlatih. Mengevaluasi diri yang hari ini performanya menurun.

"Akhh.."

Dirinya mengerang sakit. Lagi-lagi pusing mendera kepalanya. Tapi tidak dihiraukan oleh sang empunya.

Memilih melanjutkan latihan meskipun kerap kali dirinya limbung karena pusing dan lemas.

Diambang kesadarannya, Mark mendengar suara pintu yang dibuka sebelum akhirnya jatuh dan berakhir dengan gelap yang menguasainya.

.

"Hyung!"

"Akhh sakit," Mark mengerang.

"Apa yang sakit hyung? Bilang padaku."

Mark membuka matanya perlahan. Di hadapannya ada Jisung yang menatapnya dengan cemas.

Ya, yang membuka pintu adalah Jisung. Niatnya ingin menemui kekasihnya yang sedang latihan. Tapi keinginannya itu langsung lenyap ketika mendapati Mark yang hampir jatuh. Beruntung dirinya segera berlari sehingga Mark tidak harus terbentur kerasnya ubin lantai.

"Jisung-ah kau sedang apa disini?"

"Jangan mengalihkan pembicaraan hyung! Cepat bilang padaku mana yang sakit?"

Panik dan cemas. Itulah yang terlihat di raut wajah Jisung.

"Aku tidak apa-apa Jisung-ah," ujar Mark menunduk.

Jisung mendengus, "Hyung berbohong. Dari kemarin hyung sakit kan?"

Mark mengangkat kepalanya. Matanya menatap Jisung seakan bertanya dari mana Jisung tahu dirinya sakit.

"Aku tahu dari Haechan hyung. Kenapa hyung tidak bilang padaku kalau hyung sedang sakit? Apa aku orang asing bagimu hyung?" cecar Jisung.

Mark kembali menunduk. Matanya sedikit berkaca-kaca.

"Mianhae. Aku hanya tidak ingin membuatmu khawatir," ucap Mark menyesal.

"Tentu aku akan khawatir karena aku ini kekasihmu hyung! Tapi dengan hyung menyembunyikan sakitmu tanpa memberitahu ku semakin membuatku khawatir," ujarnya.

Mark menggigit bibir bawahnya. Setitik air mata jatuh dari pelupuk matanya yang segera dihapus oleh sang empunya.

Jisung menghela nafasnya. Tatapan yang semula diliputi rasa cemas dan amarah kini berangsur melembut.

Tangannya bergerak membawa Mark kedalam pelukannya. Mengelus punggung yang kini terasa bergetar.

"Maafkan aku sudah membentak hyung. Aku hanya terlalu khawatir. Hyung pasti ketakutan kan?" kata Jisung melembut.

Gelengan berkali-kali yang Jisung terima dari lelaki dalam pelukannya. Hingga tak lama kemudian isakan-isakan kecil mulai terdengar.

"Maaf hiks.. maafkan hyung sudah membuatmu hiks khawatir," ucap Mark terbata.

Jisung mengangguk. Mengecup surai Mark berkali-kali, berharap kekasihnya tenang dan segera berhenti menangis.

"Lain kali kalau terjadi sesuatu denganmu, hyung harus memberitahu ku. Aku merasa tidak berguna jika kekasihku dalam kesulitan tetapi aku tidak bisa berbuat apa-apa," ucap Jisung.

Mark mengurai pelukannya. Menatap Jisung dengan mata bulatnya yang dipenuhi lapisan bening juga hidung yang memerah.

"Maafkan hiks hyung Jisung-ah."

Jisung mengangguk. Menatap balik wajah merah kekasihnya yang masih dihiasi linangan air mata.

"Sudah hyung jangan menangis. Sekarang hyung makan lalu aku akan mengantarmu pulang ke dorm," ujar Jisung.

Mark mengangguk. Dirinya tidak menolak ketika Jisung hendak menyuapinya.

Tanpa mereka berdua sadari, ada seseorang yang mematung di depan pintu terlampau terkejut dengan apa yang terjadi di dalam.

"Jadi mereka berdua berpacaran?" monolognya.

.

Suara pintu diketuk dari luar. Johnny yang menyadarinya lebih awal memilih membukakan pintu karena member lain sudah berada di kamarnya masing-masing.

Pintu dibuka. Johnny terkejut ketika melihat pemandangan dihadapannya.

Dimana Jisung yang menggendong Mark di punggungnya dan terlihat seperti tertidur.

Tanpa banyak bertanya, dirinya segera mempersilahkan Jisung masuk dan mengintruksikan untuk membaringkan Mark dikamar anak itu.

"Dia kenapa Jisung?"

Jisung melirik Johnny.

"Mark hyung sedang sakit hyung, sepertinya dia kelelahan. Tadi saat di agensi aku tidak sengaja melihat Mark hampir jatuh saat sedang berlatih," ucap Jisung.

Johnny menghela nafas, "Anak itu benar-benar keras kepala."

"Hyung tenang saja. Mark hyung sudah minum obat, mungkin dia akan segera membaik."

"Terimakasih Jisung-ah," ucap Johnny tulus.

"Tidak masalah hyung," Jisung tersenyum.

"Kalau begitu aku pamit hyung," ucapnya.

"Tidak mau menginap disini? Ini sudah malam Jisung-ah," kata Johnny.

Jisung menggeleng, "Besok aku kesini lagi menjenguk Mark hyung."

Johnny mengangguk, "Ya sudah. Ayo hyung antar ke depan."

Jisung menghampiri ranjang Mark. Tangannya mengusap surai Mark, mengecup keningnya lembut dan berbisik.

"Cepat sembuh hyung, besok aku kembali lagi."

Johnny yang melihatnya hanya tersenyum. Terenyuh melihat maknae NCT yang sepertinya sangat menyayangi leader dream itu.

Sampai di ruang tamu terlihat manajer dream yang sedang menunggu Jisung. Johnny membungkuk hormat dan menyapanya.

"Hati-hati hyung, Jisung-ah," ucap Johnny.

"Ndee. Kami pamit," ujar Jisung juga sang manajer.

Setelah kepergian Jisung dan manajernya, Johnny mengecek keadaan Mark. Berharap agar anak itu cepat pulih.

Lalu kakinya ia langkahkan menuju kamarnya, menyusul member lain yang sudah lebih dulu mengarungi alam mimpi.

.

Next?
Jangan lupa vote dan comment😁
See you~

How much I love you (Jisung x Mark)  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang