"Jisung-ah..."
"Cukup sampai disini. Ayo kita akhiri semuanya."
Tepat setelah menyelesaikan ucapannya, air mata kembali jatuh dari pelupuk mata Mark, diikuti tetesan lainnya yang semakin menjadi.
"Tidak! Aku tidak mau," balas Jisung cepat.
"Bagaimanapun caranya aku akan mempertahankan hubungan kita-"
"Dan mempertaruhkan nama grup? Apa kau gila?!"
"IYA AKU SUDAH GILA!"
Jisung berdiri menatap nyalang pada Mark yang kembali menangis. Tangannya terkepal erat.
"Aku akan tetap mempertahankannya hyung! Tidak peduli siapapun yang menentangnya, aku akan tetap mempertahankan mu."
Mark mengangkat kepalanya, menatap wajah Jisung yang kini dipenuhi emosi. Inginnya juga begitu. Tapi sisi lain dari hatinya merasa bersalah terlebih pada adik-adiknya juga rekan member NCT lainnya. Mark tidak ingin merusak karir mereka.
"Aku akan berbicara padanya."
"Jangan! Jangan gegabah Park Jisung!" tangan Mark mencekal lengan Jisung. Menahannya agar tidak pergi.
"Lalu aku harus diam tanpa melakukan apapun? Membiarkan dia yang menentukan hubungan kita, begitu?!" ujar Jisung.
"Jisung-ah tolong mengertilah," Mark berucap lirih.
"HYUNG YANG HARUSNYA MENGERTI! HYUNG SELALU MEMIKIRKAN MEREKA TANPA PEDULI PERASAANKU!" ujar Jisung, nafasnya memburu.
Mark menunduk takut dan melepaskan tangannya dari lengan Jisung. Membuat Jisung marah adalah salah besar.
"Hyung, kita semua sudah hidup bersama selama bertahun-tahun seperti keluarga. Aku yakin mereka pasti mengerti! Dan aku juga yakin jika mereka pasti mendukung hubungan kita," suara Jisung melembut.
"Aku takut hiks..."
Jisung mendekat, membawa Mark kedalam pelukannya. Mengusap punggung yang bergetar itu. Mark balas memeluknya erat dan membenamkan wajahnya pada dada Jisung.
"Apa yang hyung takutkan?" bisik Jisung.
"A-aku tidak mau mengecewakan mereka hiks.. t-tapi aku juga ti-tidak ingin berpisah denganmu," suara Mark teredam diikuti dengan isakan-isakan kecil yang mulai terdengar.
Jisung menghela nafas guna menetralkan emosinya. Tangannya mengurai pelukan mereka. Netranya menatap wajah Mark, menangkup wajah merah kekasihnya.
"Hyung tidak percaya padaku?"
Mark menggeleng menatap Jisung dengan mata bulatnya yang berair.
"B-bukan begitu hiks..."
"Kalau begitu hyung harus percaya padaku jika kita bisa menghadapinya. Kita pasti bisa melewatinya."
Cup
Jisung mengecup sayang dahi Mark. Kemudian turun pada kedua matanya, hidung yang memerah juga bibirnya.
"Aku sangat menyayangi hyung. Aku tidak akan melepaskan mu," ujar Jisung setengah berbisik.
Kepala Mark mendongak menatap Jisung lekat. Tangannya membawa wajah Jisung untuk menunduk. Dengan sedikit berjinjit, Mark mengecup kening Jisung seperti yang kekasihnya lakukan padanya.
"A-aku juga sangat menyayangimu. Maaf sudah meragukan mu Jisung-ah," ujar Mark dengan suara seraknya.
.
Mark berdiri di balkon apartemen miliknya. Menikmati keindahan kota Seoul walaupun semilir angin cukup dingin malam ini. Sudah hampir tengah malam, tapi Mark tidak bisa tidur kembali. Sedangkan Jisung masih tertidur di kasurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
How much I love you (Jisung x Mark)
Fanfiction"Hatiku hanya milikmu, begitupun sebaliknya." . . . Jisung x Mark Highest rank: #2nd in sungmark Boys love