Jambu

11 1 0
                                    

Jam masih menunjukkan pukul setengah sembilan pagi, murid-murid di SMK Angkasa ini masih melangsungkan kegiatan ajar mengajar.

"Aduhh, kebelet lagi"
Adu diva pada dirinya sendiri.

"Sha, temenin gua ke toilet yuk, gak tahan niee!" Ucapnya memohon pada sohib sebangkunya itu.

Gadis yang sedang mencatat itupun menyetujuinya.
____________

"Alhamdulillah, akhirnya"

"Udah?" Tanya alisha yang sedari tadi menunggu didepan toilet.

"Udah yok, syuqran ukhty..."

"Yoi"

Ketika mereka berdua ingin kembali ke kelas bel istirahatpun berbunyi.

"KRINGGGG!!!!!!"

"Lah dah istirahat?"

"Iya, yaudah kita gak usah ke kelas"
Gadis berkacamata itu dengan santainya mengucapkan kalimat itu.

"Oke"
Merekapun berjalan ke arah kantin, ketika melewati taman, mereka melihat seseorang yang sedang kebingungan.

"Siapa tuh?"

"Gak tau div, yok kita liat"

"Yok"

"Assalamualaikum"
Ucap mereka serempak, tetapi yang di beri salam tidak menjawabnya.

Alisha mencoba melihat ternyata itu guru Bahasa indonesianya.

"Bu Siska?"

"Sha, kayaknya bu Siska kerasukan deh, liat aja tuh melamun gitu"
Bisik diva asal.

"Sembarangan lu!"

"Yee.... dibilangin juga. Lagian ngapain bu Siska melamun depan pohon jambu?"

Alisha tidak menghiraukan ucapan sahabatnya itu, ia lebih memilih menyadarkan gurunya itu dari lamunannnya.

"Bu?"

"Eh alisha, adiva. Ada apa nak?"
Siska terkejut dengan kedatangan dua anak didiknya ini.

"Maaf bu, ibu kenapa melamun seperti itu?" Tanya alisha dengan sopan.

"Iya bu, mana depan pohon jambu, Ibu liat kunti yah?" Ucap diva dengan polos. Alisha yang mendengar itu hanya bisa menghela nafas atas penuturan sahabatnya ini.

"Tidak... Ibu hanya ingin jambu itu" Ucapnya dengan menunjuk buah yang tergantung di atas pohon tersebut.

"Ya ampun bu, kenapa tidak beli saja?" Tanya diva heran.

"Tidak ibu hanya mau buah ini, anak ibu yang minta. Pak Damar sedang tidak turun hari ini, karena anaknya sakit"
Bu Siska memang sedang mengandung, dan sudah menginjak 4 bulan. Pak damar sendiri adalah tukang kebun di SMK angkasa ini.

"Eumm... Ya sudah bu biar kami bantu" Tawar alisha.

"Bantu bagaimana? galahnya kan pak damar yang menyimpannya, ibu juga tidak tau beliau simpan dimana" Jawab Siska bingung.

"Ibu tenang saja, Alisha kan jagonya manjat" jawab diva dengan bangga.

"Iya biar saya yang manjat"

"Tidak! Apa-apaan kalian, kalian ini perempuan. Belum lagi jika terjatuh, lalu celaka bagaimana. Ibu tidak mengizinkannya!" Ucap Siska khawatir.

"Sudah-sudah ibu gerah, disini panas ibu mau ke perpus. Ingat yah kalian janganmacam-macam,
Assalamualaikum" ancam bu siska kepada keduanya lalu meninggalkan dua sahabat yang saling bertatapan itu.

"Wa'alaikumussalam" Jawab mereka serempak.

"Gua jaga bawah" Bisik adiva.

Alishapun membuka sepatunya dan menyisakan kaos kaki panjangnya. Dengan mudah ia memanjat pohon tersebut tanpa ada rasa kesulitan.

si RUSUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang