Tidak sesuai rencana

5 1 0
                                    

Alisha sedang berada di depan balkon kamarnya yang berhadapan langsung dengan halaman depan dan jalanan, ia melihat pemandangan yang indah malam ini. Bintang berkelap kelip dengan indah dan bulan sabit yang mengeluarkan cahaya yang sangat terang menderang.

"MasyaAllah, sungguh indah ciptaan engkau ya Allah" ucapnya dengan senyum yang merekah.

Baru saja alisha ingin menenangkan fikirannya ada notif pesan masuk di ponselnya. Alisha segera membuka pesan chat tersebut, Nomor yang tidak dikenal.

.........:
Gimana lo udah dapat jawabannya?

Alisha mengerutkan keningnya, ia bertanya-tanya siapa yang mengiriminya pesan malam-malam seperti ini, apa salah sambung.

Saya:
Maaf ini siapa ya?

.........:
Ini gua, cowok tampan!

Alisha coba mengingat-ingat, pede sekali orang ini fikirnya. Alisha ingat pria menyebalkan itu. Astaga ia sangat malas melayani pria itu, mengganggu saja batinnya.

........:
Woi jawab, Lo mau kan bantu gua

Saya:
Berisik!

........:
Gua bakalan terus ganggu lo sampai lo mau bantu gua!

Saya:
Aku gak akan mau bantu kamu, itu jawabannya!

.......:
Lo nantang gua?

Saya:
Udah ya, tolong jangan ganggu aku lagi, anggap kita tidak pernah bertemu,Oke!.

.......:
Heh cewek aneh, bantu gua!

Alisha tidak menggubris lagi pria disebrang sana, ia sangat malas berurusan dengan orang lain.

......:
Cewek aneh!

Alisha mematikan ponselnya. Ia lebih memilih untuk masuk dan berencana tidur lebih awal.

Sedangkan Arga frustasi sendiri dibuatnya.

"Bener-bener nie cewek, awas lo" ucapnya bergumam.

Jam menunjukan pukul 03:00, alisha terbangun dari tidur nyenyaknya. Ia turun dari kasur empuknya dan berjalan ke kamar mandi yang terletak disudut kamarnya.

Alisha telah keluar dengan wudhunya. Ia melaksanakan shalat malam dengan penuh kekhusyukkan.

Setelah selesai dengan salatnya ia membuka kitab suci yang selalu menjadi pedoman hidupnya, Al-quran. Disela-sela waktu ia mengulangi kembali hapalannnya.

Alisaha kembali dengan kegiatan sehari-hari, seusai shalat shubuh ia segera bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, hari ini hari kamis yang artinya besok adalah hari terakhir sekolah dalam minggu ini, hari yang ditunggu-tunggu kedatangannya oleh seorang pelajar, hari libur.

Alisha turun dari kamarnya, ketika dipertengahan anak tangga ia melupakan sesuatu, ia kembali masuk kekamar untuk mengambil handphone nya yang tertinggal.

"Astagfirullah, handphone lupa"

"Nah ini dia"ketika alisha ingin kembali keluar dari kamarnya ia dikagetkan dengan jendela kamar yang terletak dibelakangnya seperti di lempar oleh sesuatu.

Alisha mencoba mendekati jendela tersebut, ia membuka jendela yang terhubung dengan balkon kamarnya. Ia menunduk untuk mengambil benda yang sepertinya digunakan untuk melempar. Alisha memperhatikan benda kecil di tangannya, Dahinya mengerut heran.

"Batu?"tanyanya pada diri sendiri. Alisha melihat sekitar dari atas balkon kamarnya. alisha hanya mendapati seseorang yang menggunakan helm full face yang sedang berdiri disamping motornya sambil menatap kearahnya. Alisha mencoba mempertajam penglihatannya.

"Tu orang tau gua gak sih, planga-plango, rabun kali ya tu anak"

Orang tersebut membuka helmnya dan hanya menyisakan jacet kulit hitam, celana hitam dan sepatu kets nya.

Alisha semakin menajamkan penglihatannya, ia memperhatikan seseorang yang sedang berdiri tidak jauh dari motor sport hitamnya. Alisha rasa itu seorang pria, dikarenakan dari postur badan yang tinggi dan gagah, serta rambut cepak.

Pria tersebut mencoba melemparkan kembali batu kerikil kearah gadis yang seperti tengah melamun itu.

Alisha terkejut dan membelalakkan matanya, bukan karena lemparan itu, tetapi kini dirinya sudah tau dan menyadari siapa seseorang itu. Dia adalah pria menyebalkan yang pernah alisha temui.

"Astaga tu orang ngapain sih!"ucapnya kesal.

"Kan gua udah bilang, gua akan terus ganggu lo kalo lo gak mau bantu gua!"ucap arga dengan berteriak.

Alisha terkejut, apa pria ini gila, ouh tentu tidak dia memang sudah gila, bagaimana jika abi dan uminya tau.
Alisha mencoba menelpon arga dengan nomor pria itu yang tidak ia simpan.

"Sadar juga lo akhirnya, kalo ini gua"

"Kamu ngapain disini!"
Alisha mengatakan itu dengan nada panik sekaligus kesal.

"Ya nemuin lo lah, lo pasti herankan gua dapat alamat rumah lo dari mana"

"Aku gak perduli, pergi!

"Ogah, gua gak akan pergi sebelum lo mau bantu gua"

Alisha menatap pria di luar halaman rumahnya itu dengan tajam, begitu pula dengan arga ia dengan santainya melihat keatas, dirinya tersenyum jail menatap alisha yang telah lengkap dengan seragam serta jacet hitamya yang sedang merengut seram. menyenangkan sekali membuat gadis aneh itu marah.

"Kamu bisa gak sih, jangan ganggu aku lagi, aku gak mau bantu kamu, cari orang lain!"

"Gua gak mau, gua maunya lo. Udah lah tinggal bantu doang selesai kan"

"Pergi!"

"Gak, gua mau ketemu sama orang tua lo, mereka ada didalam kan?"

"Jangan macam-macam ya kamu"
Ucap alisha menantang

"Kalo lo gak mau bantu gua, biar gua yang minta izin sama bokap nyokap lo, tunggu ya" baru saja arga ingin melangkah mendekati gerbang rumah itu, alisha sudah mencegatnya dari sambungan telpon.

"Oke! Aku mau jangan masuk!"
Jika abi dan uminya tau bisa habis alisha. Kemungkinan besar juga perjodohan itu akan kembali di bahas oleh kedua orang tuanya. Arghh alisha bingung sendiri.

Sedangkan arga sudah tersenyum dengan senang hati mendengar jawaban itu.

"Nah gitu dong dari tadi, oke hari minggu ya di kafe aksara. Gua sama bokap gua akan nunggu lo disana, awas lo lupa. Gua cabut ya, belajar yang rajin lo"

Alisha lebih memilih memutuskan sambungan telponnya dari pada menjawab ucapan pria menyebalkan itu. Setelah itu pria tersebut sudah melaju dengan motor hitamnya dan pergi meninggalkan alisha yang sedang kesal setengah mati.

"Ihhhhhh awas tu orang!" bisik alisha.

si RUSUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang