hari yang rusak

6 1 0
                                    

"Sha lo shalat gak?" tanya diva enggan pada sahabatnya ini.

"Gak div" jawab alisha dengan wajah yang seram.

"Pantesan lu dari pagi galak bener, ngalahin mak lampir tau gak, dah gitu tu mata tajem amat lagi" cerocos diva, karena sedari tadi ia melihat alisha seperti orang punya dendam, wajah di tekuk, mata yang menatap sekitar dengan tajam.

Alisha tidak menggubris ucapan sahabatnya ini ia lebih memilih untuk kembali fokus pada semangkok bakso di hadapannya.

"Heh minggir lo pada, kita mau duduk disini" ucap orang di sebrang sana kepada empat orang gadis yang berdiri sambil memegang beberapa makanan di tangannya.

"Tapikan kita berempat yang duluan kesini kak" balas salah satu orang berbadan tinggi.

"Berani banget lo! Lo gak tau ini tempat biasanya kita duduk, cabut lo semua!" ungkap salah satu gadis berambut panjang kecoklatan, sepertinya dia ketua gengnya.

Mereka berempat hanya bisa pasrah dan lebih memilih mencari tempat lain, daripada mereka harus berurusan dengan tiga orang yang dijuluki sebagai ratu-ratu tukang bully, mereka tidak ingin menjadi sasaran geng tasya. Ya gadis berambut kecoklatan itu adalah tasya anak kelas XII yang juga menjadi leader digrup cheerleader disekolah ini.

"Parah tuh tasya gak ada jera-jera nya ya jadi orang, sok berkuasa banget" gebu adiva tidak suka. Ia melirik ke arah alisha, ini yang paling adiva tidak suka sikap cuek sahabatnya ini.

"Sha lo gak marahin tuh mereka bertiga?" tanya diva penasaran akan jawaban dari alisha. Adiva tau alisha adalah orang yang sangat baik dan perduli terhadap sesama, tetapi gadis itu mempunyai cara tersendiri untuk menolong orang dan tidak akan ada yang bisa menduga.

Sedangkan yang di tanya menoleh dan menghentikan sementara acara menikmati makanan hangatnya.

"Div, gua gak mau dan gak akan pernah mau ikut campur urusan orang lain selama perlakuan mereka tidak membawa kemudharatan untuk agama atau makhluk hidup" jawab alisha santai. Adiva sendiri sudah menduga pasti alisha akan menjawab pertanyaannya dengan kalimat tersebut.

"Sha, tapi mereka itu udah ngerugiin orang lain" jawab adiva gemas sendiri.

"Siapa bilang? Justru tu adek kelas pada untung, liat aja" alisha membalas perkataan adiva dan kembali melahap baksonya.

"Maksud lo?" tanya diva tidak mengerti, beberapa detik kemudian.

"Aaaaaaaa, rok gue!!!" teriak tasya.

"Astaga gue juga!" saut adel.

"Ihhh lengket banget, rok gue!" balas sarah.

"Hhhhhhhhhhhhhh" semua orang di kantin menertawakan tiga gadis yang sedang sibuk dengan rok sekolahnya. Bagaimana tidak mereka bertiga telah menduduki bangku dan meja yang baru saja di cat basah. sedangkan dimeja sebrang, keempat gadis yang telah mereka husir hanya bisa tertawa puas akan kejadian ini.

Adiva melongo di buatnya, ia kembali melirik alisha yang terlihat acuh tak acuh dengan riuhnya kantin yang dipenuhi dengan sorakan dan tawa seluruh siswa. Ternyata ini alasan alisha tidak menegur tasya dan teman-temannya.

"Astaga sha, lo kok tau kalo tu bangku masih di cat?" tanya diva heran.

"Tadi pas gua lewat sini, gua liat pak tarno lagi ngecat tu bangku" Jelasnya.

Pak tarno adalah salah satu penjaga kantin. Tak lama kemudian pak Tarno datang dengan membawa kertas yang bertuliskan, JANGAN DI DUDUKI.

"Astagfirullah, kalian kenapa malah duduk disini, catnya belum kering" kaget tarno dan sedikit kesal.

"Kok bapak yang malah marah-marah, harusnya kita kenapa nie bangku di taruh sini sih!" emosi tasya.

"Ini saya baru ngambil kertas untuk jadi tanda, tapi kalian malah duduk di bangku ini" jawab tarno dengan santai.

"Tau ah!" tasya dan kedua temannya meninggalkan kantin dengan marah bercampur malu.

Adiva yang sedari tadi memperhatikan dari kejauhan tertawa geli dengan kejadian ini.

Sedangkan disisi lain.

"Ga, lo ikut gak entar malem balapan tempat biasa" tanya pria berambut jambul.

"Males gue, gue ada urusan" jawab datar arga.

"Eum okelah"

"Ga, gue cuman mau ngingetin lo, waktu lo tinggal 5 hari lagi buat dapetin tu cewek" saut azam bergabung.

"Bawel lu, udah gue bilang itu masalah gampang, gue juga mau ngingetin lo buat nyuruh sepupu lo biar berhenti ngejar gue"

"Hai semua" ucap seorang gadis berambut gelombang bersama 3 temannya.

"Eh clara" saut pria berhidung mancung.

"Kenapa ra?" tanya pria berkulit putih.

"Eee... gue kesini mau ngomong sama lo ga, gue pengen bicara empat mata sama lo"

"Cieeeee!!!!!" semua yang ada dikumpulan tersebut menggoda keduanya, clara sudah salah tingkah sendiri berbeda dengan arga yang tetap dengan ekspresi abadinya, ekspresi datar dan acuh dengan sekitar.

"Gimana ga?"

"Gue sibuk, gak ada waktu" jawab arga dan melangkah pergi meninggalkan kumpulan tersebut, ia lebih memilih melangkahkan kakinya menuju kantin kampus. Seketika semua orang terdiam dan menatap clara dengan penuh iba.

Arga menyeruput kopi hangat di tangannya, tiba-tiba ia teringat dengan bocah SMA yang telah ikut campur dalam urusannya.

"Arghhh, ngapain si gua mikirin tu anak" ucapnya frustasi.

Arga kembali melamun, ia teringat akan pesan azam untuk mendapatkan gadis muslimah. Arga akui ia juga sedikit pusing dan bingung, dimana ia akan mencari gadis seperti itu. Arga tau banyak gadis muslim yang menyukainya dengan terang  terangan sama dengan yang dilakukan oleh clara, tapi untuk gadis yang seperti ini berbeda, arga tidak pernah menemukan gadis seperti itu selama hidupnya. Yang ia tau hanyalah para gadis yang dengan suka rela menawarkan dirinya sendiri tanpa ada rasa malu pada arga, murahan. Batinnya

Belum lagi ia diberatkan dengan perintah papanya untuk menjodohkannya dengan anak temannya. Arga tidak akan pernah mau tetapi arkan tetaplah arkan, keras kepalanya menurun pada arga dan segala perintahnya tidak bisa terbantahkan. Arkan memberi syarat untuk arga, ia tidak akan menjodohkan putranya itu dengan putri temannya, asalkan arga bisa mendapatkan calon istri dalam waktu tiga hari, mulai dari sekarang.

"Astaga masalah satu belum selesai, di tambah satu lagi" keluh arga.

Setelah pulang kuliah ia berencana untuk mencari gadis taruhan ia dan azam serta akan ia gunakan juga sebagai calon istri untuk memenuhi perintah papanya.

Satu hal yang harus diketahui. Arga melakukan ini semua bukan berniat untuk mencari ratu didalam hatinya, tetapi hanya untuk terlepas dari semua masalah yang ia alami.

Ia tidak ingin di jodohkan dan ia juga tidak ingin clara terus-terusan mengejarnya seperti jelangkung yang tak di undang dan tak diharapkan kehadirannya.

Arga jadi berfikir apa ia mencoba menyewa orang saja, tetapi untuk cara itu, ia akan gunakan jika memang benar-benar tidak dapat menemukan gadis yang ia cari.

Ia juga harus berfikir dua kali untuk menyewa orang, bisa saja seperti kejadian yang lalu. Ia pernah menyewa orang untuk menjadi pacar bohongannya agar clara menjauhinya, tetapi nasib buruk malah didapat oleh arga, clara tidak mempercayainya dan perempuan yang ia Sewa malah jatuh cinta padanya dan menjadi benalu untuk arga. Astaga arga bergidik ngeri degan kejadian itu. Ia bisa terlepas dengan perempuan tersebut dengan ancaman jika arga akan membunuhnya dan arga sangat bersyukur perempuan tersebut takut dan menjauh darinya. Lagi pula arga tidak main-main dengan ancamannya, jika wanita itu tetap mengejarnya ia tidak akan segan-segan untuk membunuhnya.









si RUSUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang