brian #4

584 34 0
                                    

author's note: heads up! ini adalah chapter yang aku unpub karena hal yang sudah kalian tau itu hehe aku akan rewrite semua chapter-chapter itu jadi ke my main muse: kang younghyun. hope you guys understand :>

---

tahukah kalian bahwa sekarang pacarku, brian, sudah bekerja? benar sekali, sekarang brian adalah lelaki dengan peran ganda: budak korporat saat weekdays dan anak band saat weekend. hal tersebut pun berimbas pada hubungan kami karena sudah aku sedang pusing skripsi ditambah brian yang sibuknya keterlaluan, frekuensi bertemu kami juga berkurang cukup drastis.

untuk mengisi kekosongan jadwal di semester-semester akhir ini, aku memang sempat bekerja paruh waktu di coffee shop, tapi sekarang aku sudah resmi resign. sayang sih, kalo boleh jujur, karena aku sangat suka dengan ambience coffee shop tersebut, ditambah semua workmates aku yang sangat menyenangkan, dan tentu saja my daily dose of coffee. tapi apa boleh buat, aku harus fokus menyusun skripsi agar aku bisa sidang secepatnya.

"cha, udah bangun?" suara serak brian di pagi hari menyambutku yang tidak segera beranjak dari kasur walaupun sudah terbangun karena aku sibuk mengagumi setiap bagian dari brian yang masih terlelap.
"udah kok. sana tidur lagi, sayang, mumpung libur." aku menyilakkan poni brian yang mulai memanjang agar tidak masuk ke mata.

tahukah juga kalian bahwa sekarang brian tinggal di apartemennya sendiri? sejak brian mulai bekerja, ia selalu menabung sebagian besar gaji dan honor manggungnya (yang tidak seberapa itu) untuk memiliki apartemen sendiri. meskipun apartemen brian sekarang lebih kecil daripada apartemen patungan dia sebelumnya, namun tempat ini sangat amat nyaman untuk ditinggali.

kalian mungkin bertanya-tanya kenapa aku sudah berada di apartemen brian sepagi ini? well, karena kami berdua sama-sama sibuk dan sedang jadwal harian kami tidak bisa diganggu gugat, kami hanya bisa bertemu weekend (jika ia tidak manggung dan jika aku tidak ada acara mendadak). jika memungkinkan, ia hampir selalu meminta aku untuk menginap di apartemen dia.

ah aku sih paling lemah jika ia sudah meminta aku menginap.

acara menginap kami hampir sama dengan pasangan-pasangan lain. kami menghabiskan weekend bersama dengan bercerita ngalor ngidul, catching up hal-hal yang terjadi selama weekdays, mendengarkan nyanyian dan petikan gitar brian, menonton film di hdd brian, dan tentu saja sesi cuddling yang tidak boleh dilewatkan.

kalian harus tau bagaimana lihainya brian saat menarik aku agar jatuh di pangkuan maupun pelukannya. lututku selalu lemas setiap kali aku memikirkan cara dia mengusel-usel aku dengan manja, kecupan-kecupan ringannya di mana pun bibir dia mendarat, and of course our deep and hot make out sessions. oops.

lalu aku teringat tadi malam, yang mana tidak biasanya brian memohonku untuk menginap meskipun besok dia ada jadwal manggung.

aku sedang asyik menggosok gigi sebelum memakai serentetan skincare routine malam hariku--lalu aku dikejutkan oleh brian yang tiba-tiba memeluk pinggangku dari belakang.

"sayang," bisiknya tepat di telingaku, membuat darahku sedikit berdesir.
"bentar, aku kumur dulu ya."
brian hanya mengangguk dan sedikit melonggarkan pelukannya. setelah selesai berkumur dan menghapus sisa air di bibir, aku pun membalikkan badan, menghadap brian yang kini menatapku dengan mata sendu.

"mind to tell me what's wrong with you? ga biasanya kamu maksa aku nginep."
brian menundukkan kepala dan mengecup ceruk leherku sekilas sebelum ia menarik ringan lenganku untuk mengikuti dia. well, my skincare routine can wait, i guess?

benar dugaanku, sudah dua minggu penuh ini brian ada masalah yang cukup pelik di tempat kerja, belum lagi ia harus mengurusi lagu-lagu enam hari yang akan merilis album baru. sudah jatuh tertimpa tangga, ia juga bercerita panjang lebar tentang masalah keluarganya yang sepertinya kurang pantas untuk aku ceritakan sekarang.

"sayang," panggilku lembut sembari membelai rambutnya lembut, "brianku sayang, my hardworking baby who always does his best in everything. i am sure you and your team will seal that deal. i am sure you will ace enam hari's new album and i am sure whatever goes into your life will be resolved well."

"cha, what if i mess up everything?"

aku menangkup pipi brian dan mengelusnya perlahan, "sayang, you won't. i know you won't."

brian membawa tangannya menutupi kedua tanganku yang masih berada di pipinya sembari menarik napas panjang. aku mendekatkan wajahku dengan wajahnya, dan mendaratkan satu kecupan singkat di bibirnya.

"cha, acha sayang. i really dont know how i'll be doing without you."

"you'll do just fine. mana pacarku yang selalu pede setiap saat ini?" aku terkekeh seraya membelai rambut brian (lagi).

"still, i need you," ia mengecup bibirku lembut.

"need me as in?"

"everything."

dan entah bagaimana brian telah mendorong tubuh mungilku ke tumpukan bantal, menciumi leherku dan berlanjut naik melumat bibirku. terdapat urgensi dalam tiap gerakan bibirnya, sapuan lidahnya yang sedang sibuk di mulutku, dan juga erangan-erangan tertahan dia saat tubuh kami secara alamiah bergerak mencari friksi-friksi kecil. namun tak lama ia menjatuhkan badannya di atas tubuhku.

"asha, acha, sayang" ia memanggilku lembut dengan suara yang sedikit teredam karena ia mengistirahatkan wajahnya di ceruk leherku.

"hmm?"

"i love you, a lot. i love you beyond words. i love you. i love you," ucapnya cepat, masih tidak mau mengangkat kepalanya.

"apa, sayang? ga denger tuh aku?" godaku.

brian pun mengangkat kepalanya dan menatapku dengan muka tertekuk. "males."
aku tertawa lepas melihat pemandangan yang jarang sekali terjadi selama berpacaran dengan brian. ah tetapi tawaku tidak bertahan lama, kok. in the next second, he is now passionately brushing his lips on mine, kissing and biting them hungrily while his hand is slowly making its way to my south.

and i love every moves that he does until we both reach the peak.



===

lowercase intended, as per usual.

MAAF ngepost beginian di bulan ini, i'm too excited to post this HAHAHA the next rewritten chapters will be posted setelah lebaran. fingers crossed.

TMI: i decided to use my actual writing style, yaitu pake aku-kamu. kalo boleh jujur, aku emang waktu itu lagi experimental pake saya-kamu dan ga nyangka my humble works are getting lots of love. now that i haven't been using that writing style for awhile, it feels awkward on my part. so i hope you guys understand (lagi). and now that i am done rewriting this chapter, it feels liberating in some sense? i have always liked those chapters jadi sayang banget kalo harus berdiam di draft aja.

thank you for sticking with me.

-s

cuddly6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang