davin #2

5.4K 313 44
                                    

hari ini hari sabtu. jadwal davin main ke kos maju sehari karena ia akan keluar kota seminggu kedepan.

davin tentu saja hadir dengan kaos putih polos dan celana khaki kebangsaannya. saya melirik ke davin yang tentu saja bisa kalian tebak apa yang ia lakukan saat ini.

goler.

goler.

nguyah.

goler.

nguyah.

begitu.

stok jajanan dan masakan saya otomatis menipis karena oknum berinisial d ini. meskipun begitu saya tidak akan lagi menyuruh davin memasak untuk mengganti makanan yang ia lahap. davin memasak = 90% dia jingkat-jingkat kena letupan minyak + 10% dia benar-benar memasak.

"sialan nih brian mentang-mentang lagi enak sama asha, line aku diread doang."

saya terkekeh dan duduk di sebelah davin yang sedang tiduran di lantai.

"ah kamu ngomel mulu kayak kakek-kakek"

"kan kesel, may. mau main ke apart juga takut mereka lagi skidipapap sawadikap biskuit ahoy di ruang tamu."

"APASIH BISKUIT AHOY AHAHAHAHAHA" saya tertawa terpingkal-pingkal mendengar istilah yang davin gunakan.

"skidipapap yuk, may."

"DAVIN ADUH GELI JANGAN PAKE SKIDIPAPAP DONG NYEBUTNYA."

"terus apa dong?"

"ya..... apa kek....."

"ihiy malu-malu dia bahas biskuit ahoy." davin bangkit dan menangkup pipi saya dengan kedua tangannya yang kasar. saya sudah pernah bilang belum? tangan davin kasar, tapi saya suka.

"vin."

"hmm?"

"pengen taichan."

"ya udah yuk beli. gojek?"

saya menggelengkan kepala - yang mana tangan davin mengikuti gerakan kepala saya.

"jalan aja. mau yang deket kos."

.

sial. entah langit sedang memusuhi saya atau bagaimana. hujan turun dengan derasnya tepat setelah taichan kami selesai dibuat. kami berdua tidak membawa payung, hanya bermodalkan jaket dan sendal jepit.

"vin gimana? mau neduh di sini sampai reda?" tanya saya pada davin yang sedang menjulurkan tangan ke luar.

"terjang aja kali ya, may, nanggung."

"minta mbaknya dobel kresek deh kalo gitu, vin."

"siap, ibu negara."

.
.
.

kami berdua basah kuyup. tentu saja. tapi yang terpenting taichan kami selamat sentosa. siapa yang menyangka hujan tiba-tiba datang dengan deras saat matahari terang begini?

davin menaruh taichan di meja belajar multifungsi di kos dan cepat-cepat melepaskan jaketnya yang basah. begitu juga dengan saya..... well, setidaknya tengah mencoba, karena resleting jaket saya tidak bergeming.

"viiiin, resleting jaketnya nyangkut."

"sini coba, may."

davin mengerutkan dahinya saat ia juga kesusahan membuka resleting jaket yang saya kenakan.

"may, ini jaket waktunya pensiun."

"ya tadi aku ngasal aja ambilnya."

"hm bentar, may kayaknya aku---EH BISA."

meskipun agak tersendat-sendat, davin berhasil menurunkan resleting jaket saya. entah bagaimana awalnya, suasana di antara kami terasa memanas. and he leans in, capturing my lips whilst (trying) to unzip my jacket. unlike the zipper, his lips glides easily on mine.

"may, sering-sering deh pake jaket ini." ucap davin setelah ia melepas jaket saya yang basah (dan juga melepaskan ciuman kami).

"biar kamu bisa ngecuan gitu?"

"hehe."

He captures my lips again - it feels more intense this time. He takes his sweet time kissing me, licking my lips and goes deeper. I circle my arms around his neck to yank him even closer to me.

akhir-akhir ini davin membuat saya pening. mungkin ia mau balas dendam karena sering saya panggil bayi gede. kemarin ia mulai berani menarik saya ke pangkuannya saat making out, dan sekarang ia mendorong saya perlahan hingga punggung saya menyentuh kasur.

"halo maymay."

"apa siiii awkward deh."

"may cantik."

"ketularan brian jadi gini kan."

"engga tuh? ndut." ia menusuk perut saya.

"ih geli."

"ndut. ndut. ndut."

"ih ih- terus kamu dorong aku ke kasur cuma buat tusuk-tusuk perut? aku mau ganti baju, plis? ini kasur basah juga, bapak davin yth."

davin menurunkan pandangannya ke tubuh saya dan ia nyengir melihat baju saya yang telah melekat dengan badan.

".........hehe. dingin ya may."

"hehe. iya. dingin. lengket. laper."

"........hehehe. bentar ya may." ia menarik lengan saya hingga saya kembali terduduk dan melesat menuju ke lemari saya.

senyuman saya otomatis mengembang melihat davin berjalan dengan kikuk sambil membawa satu set baju kering.

"ganti deh, may. nanti aku biskuit ahoy beneran."

"nakal ya bayi gede sekarang."

"hehe. engga kok. nih kuping aku masih merah. dan aku bukan bayi. panggil ya kalo udah beres." ucapnya sebelum menutup pintu.

.

.

"DAVIN BUMBUNYA JANGAN DIABISIIIIIINNN!"

"hehe khilaf, may."

"khilaf apa khilaf."

"may, kenapa namanya taichan sih. masa mas-masnya yang punya ide namain manggil tai pake chan? tai-chan? kenapa gak tai-kun? terus kenapa tai?"

".........vin."

"hehe."

"he."

"tusuk terakhir buat aku ya, maymay cantik?"

"gak."

davin cemberut dan melipat tangannya. dasar bocah.

"iya iyaaaa ini terakhir buat dede davin."

"aku bukan dede."

"iya bayi gede."

davin pura-pura menggigit pipi saya. "AUMMM- bukan bayi gede."

saya terkekeh dan menyuapi davin tusukan terakhir.

"bayik ayo buka mulut aaaaa-"

davin hendak melayangkan protes namun ia urungkan dan melahap taichan tersebut dengan cemberut.

"liat ya abis ini, aku bukan bayi."

"uuuuu takut. sana buang sampah dulu, bayik."

"hhhhh untung pacar."

"ututu untung kamu bayik."

"BUKAN BAYIK-"





===


HAIII!

a confession: i don't really like this chapter but i need to finish #2 jadi yaudah deh : ' )

ini masih belum tau #3 mau dibawa kemana haha kalian lebih suka soft-soft apa hard-but-soft?

pilihan kalian menentukan masa depan seri #3 (gitu)


ohya kali aja ada yang bingung, soft6 resmi berubah judul jadi cuddly6! :)


s.

cuddly6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang