brian #6

427 20 0
                                    


hey.

tak terasa aku dan acha telah memasuki tahun kedua tinggal bersama. kami memutuskan untuk mengenal satu sama lain lebih dekat dan mengabaikan cibiran orang lain. kami memang memiliki rencana untuk melangkah ke jenjang selanjutnya, tapi perlu melihat kecocokan kami berdua jika tinggal di satu atap lah ya. toh yang menjalani hidup adalah kami berdua, bukan orang lain.

bagi aku, pernikahan bukanlah suatu permainan yang mana aku bisa memilih perempuan mana saja untuk memenuhi kebutuhanku dalam berbagai segi. memang aku dan acha telah berpacaran bertahun-tahun, tapi beda jika kami harus tinggal 24 jam bersama. banyak kebiasaan remeh acha yang terkadang aku merasa terganggu dengan hal-hal tersebut. seperti contohnya, ia tidak memungut rerontokan rambutnya dan ia selalu lupa membersihkan rambut dari saluran airnya.

begitu pula sebaliknya, acha terkadang marah akan kelalaian kecil yang aku lakukan. namun dengan begitu kami dapat mengenal satu sama lain lebih dalam, inside out.

.

.

ada satu lagi hal yang selalu membuat aku jengkel. acha lupa akan jadwal bagi tugas yang telah kami sepakati. hari ini jadwal acha cuci baju dan lagi-lagi ia (pura-pura) lupa.

"babe, yakin hari ini gak ada lupa ngelakuin sesuatu gitu?"

"lupa apa? morning kiss? kan tadi udah, nambah yang lain pula."

"kalo lupa cium ngapain aku tanya begini, langsung nyosor lah. coba inget-inget."

"groceries? kan udah kemarin?"

"coba inget-inget lagi."

"setrika? katanya mau disetrikain di laundry deket apart?"

"duh. masih tetanggaan sama setrika."

dan acha nyengir, baru menyadari hari ini tugas mencuci baju dia.

yeu wanita.

"utututu bayi gede kesayangan marah." acha mengacak-acak poni aku (yang memang sudah waktunya dipotong) dan membiarkannya berantakan.

"serius, babe."

".....hehehehehehehe. maaf. baru inget." ia mengecup bibir aku, berharap aku memaafkan dia.

"hm." ia mengecup bibir aku sekali lagi. maap brian kuat.

"bayi gedeee."

acha menusuk-nusuk lengan aku sambil memanggil nama aku (dan menyematkan panggilan yang dengan pasrah aku terima) berkali-kali dengan suara (sok) imutnya (tapi emang imut).

"ih, bayi gede maraaaahh."

"bri."

"ayaaang."

"sayang."

"ih yaudah padahal mau nawarin sesuatu."

tahaaaann, bri, tahan. ayo kamu pasti tahan dengan rayuan acha.

"kamu pasti suka deh."

mataku bergerak lebih cepat dan melirik acha sekilas.

"cie penasaran."

memang ego dalam diriku nomor satu, meskipun aku penasaran setengah mati, namun aku memilih untuk berpura-pura tidak goyah.

"yaudah deh kalo dicuekin. say goodbye to me riding you."

shit-

"acha."

"eh siapa tuh yang manggil abis diancem yang iya-iya."

acha berpura-pura bangkit dari sofa, dan aku menarik tangannya dengan cepat agar dia jatuh ke pangkuan aku.

"say that again."

"say what?" she blinks not-so innocently.

"your so-called threat."

"say goodbye to me riding y-" aku memotong ucapannya dan mencium bibir acha.


singkat cerita, kami berdua telah kembali di atas ranjang - tanpa sehelai benang, dengan acha di atas aku. terengah-engah. tangannya di atas dada aku, menumpu tubuhnya. peluh menetes. erangan demi erangan terdengar - dari mulutku dan dia.

"jadi ceritanya aku dimaafin nih?" goda acha yang kini telungkup di atas aku, kelelehan. ya sama sih, that was one hell of a riding session.

"dimaafin ga ya?" aku menggoda acha balik.

"hilih kinthil."

"gak usah kinthil-kinthil, babe, nanti kamu keselek. ADUH--" aku mengaduh kesakitan karena acha tiba-tiba menggigit bahuku dengan kencang.

"dih emang siapa yang mau nganuin kamu sampe keselek."

aku terkekeh mendengar cibiran acha, "tuh, cha, cucian sampe minggu depan kamu yang urusin."

"iya brian sayaaang, sini mau cium."

"ah giliran disuruh nyuci aja cium-cium."

"daripada harus disogok gelud manja."

"hmm. siapa yang nawarin."

"aku." goda acha.

"sayang deh sama acha."

"hiliiihhh- iya deh sayang brian juga."

"kok gak rela gitu sih, sayang?" aku melayangkan protes (engga juga sih).

"ya udah, mau mandi bareng?" ia mencolek lenganku.

gila hari ini aku kejatuhan apa ya, hoki bener.

"nah gitu dong, biar seger."

"cih. lelaki." cibirnya.

aku pun hanya terkekeh dan menggendong acha ke kamar mandi. let's see if it is just innocent shower time.

i might be inexperienced for some, but hey, i've mastered the art of cohabitation.

well, kind of. ;)



====

LUNAAAASSSS! Thank you for sticking with me<3

-s.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

cuddly6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang