7.

1.7K 135 20
                                    

Kael menyeret Natta dengan kasar, ia membawanya kearah rooftof sekolah. Kael membuka pintu rooftof dengan kasar, setelahnya ia menghempaskan tubuh Natta disofa yang ada disana. Natta sendiri sudah menahan air matanya yang akan jatuh, dia menatap Kael penuh benci. "APA? LO MAU PUKUL GUE? NAMPAR GUE? NIH SILAHKAN!" Teriak Natta emosi.

Kael mendekat, ia berjongkok menyamai tinggi Natta. Kael mengusap rahang Natta dengan lembut hal itu membuat tubuh Natta bergetar ketakutan. Takut-takut ia akan dicekik oleh abangnya yang gila akan Elfi itu. "Gue ngga suka lo nyentuh dia." Ujar Kael penuh penakanan.

"Yaya gue tau lo cinta mati sama Elfi karena itu lo selalu bentak-bentak gue karena gue udah bull-" Belum selesai Natta berbicara, bibirnya terlebih dahulu disumpal oleh sesuatu benda yang kenyal.

Natta melebarkan matanya, a-apa ini? Abangnya mencium bibirnya? Haha mungkin hanya kasih sayang seorang kakak untuk adiknya, tapi pemikiran itu hancur saat Kael melumat bibirnya perlahan.

Kael menahan tengkuk Natta, tangan satunya ia gunakan untuk mengarahkan Natta untuk mengalungkan tangannya pada lehernya. Natta hanya diam tak membalas ciuman yang Kael berikan namun juga tak menolak, otaknya sedang mencerna semua ini.

Kael menyudahi ciumannya, ia menunduk mendaratkan kepalanya dipaha sang adik. Tak lama ia mendongak menatap sang adik dengan tajam. "Gue ngga suka lo nyentuh-" Sebelum Kael menyelesaikan kalimatnya, Natta sudah memotongnya terlebih dahulu.

"Elfi! Ya gue tau, tapi gue ngga bisa lihat dia rebut Johan dari gue." Potong Natta dengan nada menantang seakan tak takut dengan Kael.

Kael mencengkeram erat pergelangan tangan Natta hingga sang empu meringis kesakitan. "Johan! Johan! Johan! Gue ngga suka lo nyebut nama Johan apalagi nyentuh Johan." Teriak Kael menghempaskan tangan Natta.

Mata Natta membulat, ia menatap Kael terkejut, tangannya menutup mulutnya tak percaya. "J-jangan bilang l-lo gay?" Pekik Natta.

Kael mendengus akan ketidakpekaan Natta, dia berdiri menuju pembatas rooftof. Natta pun menyusul ia menatap abangnya, tak percaya bahwa abangnya seorang penyuka sesama jenis. "B-bang, lo beneran?" Tanya Natta memegang lengan Kael yang ditepis olehnya.

Kael membuang muka, ia kesal dengan ketidakpekaan Natta namun Natta salah mengartikannya, ia menganggap bahwa tebakannya benar. "OMG gue ngga nyangka lo suka sama Joh-"

Kael berbalik, ia langsung menarik pinggang Natta mendekat. Kael mengecup bibir Natta secepat kilat. "Lo masih kurang jelas kan? Gue kasih tau!" Ucap Kael dengan suara rendah.

Kael mengangkat Natta ke gendongannya, ia mendudukan dirinya disofa dengan Natta dipangkuannya. Kael memeluk Natta erat, menyembunyikan wajahnya diceruk leher Natta dan memberikan kecupan-kecupan ringan disekitar leher Natta. Dari kecupan itu, Kael mulai menggigit kecil kulit leher Natta, ia menghisapnya hingga meninggalkan jejak merah disana. "Kurang jelas Arenza Nattanael Prastyo??" Tekan Kael.

Natta merasakan tubuhnya kaku, ia tak bisa berkata-kata. Ia memberanikan diri menatap Kael yang menatapnya datar. "J-jangan bilang lo malah suka sama gue? Hahaha ngga mung-"

"Kenapa ngga mungkin?" Pertanyaan Kael membuat Natta terdiam seribu bahasa.

"Bukannya lo suka sama Elfi? Lo selalu belain dia." Tanya Natta membuka suara, Kael mengangkat sebelah alisnya.

Kael terkekeh, ia menangkup pipi Natta dengan sebelah tangan. "Kapan gue bilang suka sama Elfi?" Tanyanya menatap lurus mata Natta, sedangkan Natta sendiri terpaku dengan kekehan Kael.

"Y-ya ngga pernah sih, tapi kan dari tindakan lo keliatan kali." Ucapnya seraya membuang muka, ia mengusap tengkuknya canggung, benar bukan? Karena tindakan yang dilakukan Kael membuat orang mengira bahwa ia menyukai Elfi.

ShakaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang