9.

1.1K 104 21
                                    

Varen menepuk bahu Kael sedikit kencang, pria itu melotot seolah tebakannya benar. "Kan! Lo aja sampe ngga mau ngakuin adek lo sendiri tuh." Ujar Varen sembari mengelus dada. Kael meliriknya jengah, pria itu bangkit dari duduknya dan melangkah meninggalkan Varen begitu saja.

"Sialan malah ditinggal, woi Kael tungguin anjing!" Teriak Varen kesal, pria itu berlari mengejar langkah Kael yang sudah jauh didepannya.

"Ini bukan arah ke kantin, lo mau kemana?" Heran Varen.

Kael mendengus kesal mendengar Varen yang terus berceloteh, agaknya pria itu sedikit berubah dari yang cuek menjadi kepo. "Cewe gue!" Jawab Kael dengan nada datar.

Varen mengangguk, namun tak lama ia menatap Kael terkejut. "Emang lo punya cewe?" Tanya Varen polos.

Kael hanya melirik tanpa berniat menjawabnya, pria itu bahkan mempercepat langkahnya meninggalkan Varen. Sampainya di kelas gadisnya, bukannya merasa senang ia justru dibuat mendidih oleh pemandangan didepannya yang mana ada Johan yang menggusap kepala Natta dengan lembut.

Kael melangkah dengan emosi, tangannya mengepal bersiap menghajar Johan yang terus saja menatap gadisnya.

Kael menarik kasar tangan Natta, ia membawa Natta berjalan menjauh meninggalkan Johan yang terus berteriak memaki Kael yang seenaknya membawa Natta.

Emosi Kael benar-benar memuncak, ia tak suka melihat miliknya disentuh orang lain. Ia bahkan menghiraukan Varen yang menatap bingung kearahnya, pria itu membawa Natta ke gudang belakang sekolah.

Kael menghempaskan Natta ke sofa yang terlihat usang dan berdebu. "Sakit tau! Lo kenapa sih bang akhir-akhir ini sikap lo seenaknya sama gue?" Jerit Natta sembari meringis kecil.

Kael yang tadinya menunduk kini menatap Natta dengan tatapan tajam. "Lo masih nanya kenapa? JELAS-JELAS LO TAU GUE SUKA SAMA LO! GUE NGGA SUKA LO DEKET SAMA JOHAN, DAN LO MASIH NANYA KENAPA??" Bentak Kael dengan nafas memburu, pemuda itu mengacak rambutnya frustasi setelahnya menatap gadis di depannya dengan tajam.

"Gue udah pernah peringatin sama lo, kalo gue masih lihat lagi lo bareng Johan, gue ngga segan-segan buat bunuh dia! Oh atau lo mau gue hamilin?" Kael sedikit menerbitkan senyumnya memikirkan ide gilanya itu.

Sedangkan Natta sendiri sudah melebarkan matanya, ia menatap Kael horor. "Bang...." Lirihnya memelas.

"Lo kalo suka, suka aja it's okay! Tapi jangan larang gue seenak lo, ini hidup gue!" Lanjutnya parau, gadis itu sungguh frustasi dengan sikap abangnya yang berubah menjadi seposesif ini.

Kael terkekeh, ia menarik kasar tangan Natta hingga gadis itu bangkit dari duduknya. Kael melingkarkan sebelah tangannya kepinggang ramping milik Natta, sedangkan sebelah tangannya lagi mengusap pipi Natta lembut hingga gadis itu memejamkan matanya. "Gue ngga peduli, lo milik gue! Dengan atau tanpa persetujuan lo." Tekan Kael sembari mengusap surai gadis dihadapannya.

"Lo gila Kael." Ujar Natta dengan nada tak percaya, ia menatap Kael dengan mata berkaca-kaca saking frustasinya.

Kael mengangguk membenarkan, ia mendekap Natta dengan erat, menjatuhkan kepalanya ke pundak gadis itu, ia menghirup aroma gadisnya dalam-dalam. "Semua tentang lo buat gue gila." Gumamnya.

***

Varen menatap Kael yang duduk didepannya dengan tatapan tak percaya. Pasalnya ia melihat Natta berlari dari arah gudang dengan mata sembab seperti habis menangis. Varen menduga yang membuat Natta menangis yang tak lain tak bukan adalah manusia dihadapannya.

"Lo apain tuh adek lo?" Tanya Varen ngegas yang hanya diabaikan Kael.

Varen berdecak sebal, ia menggebrak meja, menatap Kael dengan serius. "Ngga ada habisnya ya lo bikin adek lo nangis, harusnya lo jagain dia bukan lo buat nangis teross! Kalo lo ngga mau jagain biar gue aja." Omelnya panjang lebar.

ShakaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang