🌙02

781 112 3
                                    

Sisi lain






~~~

"NENEK! KAKEK! RARA CANTIK DATENG NIH! YUHUUU NENEK JIRAN! KAKEK YUSUF! "

Nathan yang berada tepat di sebelah Rara nutup telinganya karena suara Rara yang kayak toa. Sedangkan Jafar yang berjalan di belakang cuman geleng geleng kepala.

"anak cewek gak boleh teriak, Ra. " Seorang wanita yang masih cukup cantik disaat usianya udah nginjek kepala 5 pun keluar.

"hehe.. Kirain Nenek tidur. "

Jiran, ibu dari Jafar terkekeh dengan cucunya. Bagi mereka Rara masih tetap jadi bayi. Meski gak nutup kemungkinan kalo dia juga bakalan jadi kakak nanti.

Rara dan Nathan langsung meluk Jiran. Mereka meluk udah kayak ketemu sodara jauh. Padahal mah rumah mereka itu masih satu kota.

Setelah pelukan anak anaknya lepas, Jafar yang sekarang meluk mamanya. Dia juga mencium pipi Jiran.

"Papa mana? "Tanya Jafar.

"ada di atas lagi ada yang nelfon dulu. Kita langsung aja ya ke meja makan. "

Jiran merangkul kedua cucunya itu. Rumah ini lumayan sepi karena hanya ada Jiran dan Yusuf yang tinggal. Jiran udah bilang kalau Jafar sama anak anaknya tinggal disini aja. Tapi Jafar beralasan supaya semakin dekat ke kantor jika dia tinggal di rumahnya.

"kapan nyampenya kalian? " Yusuf, ayah Jafar duduk di kursinya.

"tadi pa. Papa mama sehat kan? "

"sehat nak. Oh ya, gimana nih cucu cucu kakek? Rara betah di sekolah baru? "

Rara mengangguk," betah kok kek. Kan ada bang Nathan. "

"kalo Nathan? Kamu nyalonin buat ketos kan taun ini? " Tanya Jiran.

"rencananya iya nek. Tapi masih lama kok. Baru juga masuk sekolah. "

Yusuf beralih menatap putra satu satunya. Dia tersenyum senduh sekaligus miris. Mengingat putranya yang belum menemukan pendamping.

"Jafar, kamu baik nak? " Tanya Yusuf.

Jafar tersenyum dan mengangguk, "baik Pa. "

"syukur kalo kabar kalian baik baik semua. "

Mereka memulai makan malamnya. Suasananya jadi hangat karena ada ocehan Rara dan Nathan. Apalagi Rara. Gadis itu terus bercerita kesana kemari.

Setelah selesai makan malam, Yusuf mengajak Jafar untuk bicara berdua di taman belakang. Yusuf emang sering banget ngajak Jafar buat ngobrol tentang apapun.

"Jaf, kamu okay? "

Jafar mengangguk, "Papa mama gak ada rencana buat jodohin aku lagi kan? "

Yusuf terkekeh, "kita udah capek Jaf. Kamu selalu nolak pilihan kita. Sekarang, kita serahin aja semuanya sama kamu. "

"aku gak bakal nyari lagi, Pa. Gak butuh. "

Cerita Kita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang