🌙13

749 101 3
                                    

Keputusan



































~~~

"Kamu bener bener yakin? "

Jafar mengangguk mantap. Pria itu meminum kopinya dengan santai. Membuat pria yang lebih tua di hadapannya menghela napas lelah.

"Serius dikit loh. Ini kita lagi bicarain rencana kamu. "

Jafar tersenyum. "Aku tetep dengan keputusanku. Pak Brata ngasih aku kepercayaan. Aku bakal tepatin janji itu, Pa. " Ucap tegasnya.

Di depannya, Yusuf mengangguk sembari menggoyang goyangkan cangkir kopinya. "Jadi, kamu ngelakuin ini hanya karna janji kamu? "

"Enggak. "

Yusuf menaikkan satu alisnya. Apa maksud dari Jafar? "Papa jadi gak yakin sama kamu. "

"Loh kenapa? "

Yusuf mengedikkan bahunya. "Coba kasih tau yang bener alasannya sama Papa. Jangan sampai kamu ngulangin kesalahan untuk kedua kalinya. "







~~~

Tekk

Tek

Tek tekk

"Bunganya wangi ya Kak? "

Raline tersenyum. "Iya. "

Rara tersenyum sendu. Sudah sebulan terlewati, tapi Raline masih tetap sama. Memang fisiknya baik baik aja. Tapi mentalnya tercabik.

Raline bisa melewati hari hari seperti biasanya, tapi tidak dengan hatinya. Hatinya masih tak lengkap.

Selanjutnya cuma ada suara batang bunga yang di gunting. Rara sama sekali gak tau mau bilang apa lagi. Dan terlebih, anak itu tau, Raline sama sekali gak tertarik untuk apa apa semenjak kehilangan itu.

"Kak, kita jalan jalan mau gak? Diantar Abang kok. "

Raline terlihat berpikir. Selanjutnya dia tersenyum. "Boleh. Tapi tadi Nathan bilang ke Kakak mau main sama temannya. Kita berdua aja? "

Rara mengangguk cepat. "Mau! "

Raline mengusak kepala Rara gemas. Yang langsung di sambar pelukan oleh gadis itu.

"Kakak harus bahagia ya. "

Raline tersenyum. Ternyata masih ada orang yang menyayanginya. Bohong rasanya, kalau Raline bilang dia baik baik saja. Tapi, agaknya sangat jahat kalau dia terus menampakkan kesedihan saat ada orang yant berusaha buat dia nyaman dan bahagia.

"Kak, jangan sedih lagi ya? Inget, Rara ada sama Kakak. Ada Bang Nathan juga. Dan jangan lupain, ada Papi. "

Jafar.

Raline melupakan kalau ada satu manusia yang akhir akhir ini mendekam di hatinya. Nama itu, yang akhir akhir ini selalu membuat jantungnya berdegup.

Cerita Kita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang