Rutinitas baru bagi seorang Nathan Bagaskara. Dirinya bagai terikat sebuah rantai besi. Kesana sakit, kesini sakit. Tapi, jalan tengah haruslah tetap diambil. Apapun akibatnya, semuanya harus tetap berjalan.
"God, this is my Boy. Kamu emang anak Mommy. I'm proud of you darling! "
Nathan hanya terdiam saat Sonia merangkulnya. Keduanya duduk di satu sofa yang sama, dengan sebuah ipad di tangan Sonia. Melihat foto hasil dari pemotretan Nathan kemarin.
"Sayang sekali, wajahnya gak keliatan. Kenapa sih kamu gak mau keliatan wajahnya? Untung kamu anak Mommy, anak yang punya brand. Kalo enggak, udah di blacklist gegara minta request ini dan itu. "
"Malah bagus kalau di blacklist. " Gumam Nathan.
"Apa? Kamu ngomong apa? " Sonia menoleh.
Nathan menggeleng singkat. Matanya kini beralih pada ponsel. Mendapat sebuah notifikasi yang membuatnya mengernyit bingung sekaligus penasaran.
Ada yang mengikutinya di sosial media. Dan yang membuatnya penasaran adalah saat dia melihat nama akun orang itu. Farah, Nathan yakin itu Farah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Menghiraukan Sonia, Nathan menekan akun itu. Agak terkejut dengan pengikut Farah yang jauh lebih banyak darinya. Perbedaannya pun jomplang.
Farah ternyata sudah terkenal. Mungkin Nathan saja yang selama ini hidup di Gua, sampai dia tidak mengenal siapa Farah. Dan mungkin, harus ada perkenalan kan?
"Nathan, kamu denger gak sih? "
"Hah? Gimana? " Nathan gelagapan.
Sonia menghela napasnya. "Mommy bilang, hari ini kamu ada kunjungan langsung ke store nya XoXo. Jangan sampai telat. Prepare your outfit. "
Nathan hanya diam. Tidak mengangguk ataupun menggeleng. Sudah dibilang, posisinya serba salah disini. Remaja itu pun bingung harus bagaimana.
"Iya. "
~~~
"Yakin cuma ini? Saya ingetnya hari ini ada total tiga rapat, Bu. "
Risna, selaku sekretasris Jafar mengangguk. Memberikan sebuah ipad yang berisikan semua jadwal Jafar. Memang, tidak terlihat jadwal apapun lagi setelah ini. Yang berarti, jika Jafar ingin pulang pun, tidak apa apa.
