chapter 18 - volunteer

561 108 12
                                    

Jika weekend identik dengan bermalas-malasan atau lebih kerennya disebut dengan refreshing setelah hampir satu minggu penat belajar, itu tidak berlaku bagi Giselle.

Sebagai bagian dari keluarga Kim yang dikenal sering menjadi relawan dan melakukan kegiatan sosial, Giselle tidak bisa kabur dari kegiatan wajib yang rutin dilakukan oleh keluarganya. Walau tidak setiap kali dilakukan bersama keluarga, mereka selalu melakukannya selama memiliki waktu.

Minggu pagi hari ini adalah salah satu hari dimana Giselle harus melakukan briefing kegiatan sosial yang akan dilaksanakan minggu depan. Tentu saja sang ibu yang mendaftarkan dirinya tanpa bertanya lebih dulu pada anak perempuan satu-satunya itu.

Belum lagi, Giselle baru diberi kabar hari kamis kemarin.

Akibatnya, dengan berat hati Giselle harus membatalkan janjinya dengan Jihoon untuk menemani sang kekasih pergi ke toko sepatu.

Walaupun bisa dibilang Giselle terpaksa melakukan kegiatan sosial, namun gadis itu tidak pernah merasa menyesal untuk mengikutinya. Ia sangat menikmati kegiatan itu, tidak melakukannya dengan setengah hati hanya untuk mendapatkan sertifikat atau sebagai pencitraan.

Giselle tiba 10 menit sebelum acara dimulai. Ia diantar oleh pak Aji namun langsung ditinggalkan seorang diri karena pak Aji harus melayani ibunya yang hari ini mengurus toko.

Sudah biasa.

Dengan langkah ringan, Giselle memasuki ruangan pertemuan dan mengisi daftar hadir. Ia juga menerima snack dan langsung duduk disalah satu kursi deretan depan. Tatapannya lurus menatap kearah layar monitor, ia tidak melakukan apapun. Ia kehilangan semangat.

"Psst, psst."

Mendengar suara aneh memasuki telinga dan diikuti dengan gerak-gerik seseorang yang duduk di kursi sampingnya, mau tidak mau Giselle harus kembali ke dirinya yang ramah dan ceria.

"Halo!! Lah Mark?"

Giselle membelalakkan kedua matanya. Ia mengerjapkan mata dan bahkan menepuk pipinya berulang kali. Nona Kim tidak salah lihat, dan ia tidak sedang bermimpi.

Mark hadir dan duduk disampingnya.

"Hai, Gi."

"Eh, kamu ikutan volunteer ini?" tanya Giselle antusias dengan kedua mata yang berbinar. Ia sungguh bersemangat mengetahui ada temannya yang mengikuti volunteer kali ini. Biasanya, tidak ada seseorang yang ia kenal dan ia harus mencari teman baru lagi.

Rasanya memang berbeda kalau ada yang dikenal seperti ini, terasa lebih menyenangkan.

Mark menganggukkan kepalanya. Ia tersenyum melihat Giselle yang sedang tersenyum bahagia melihatnya. Jaemin benar-benar bisa dipercaya dan diandalkan untuk mendapatkan informasi seperti ini.

"Aku gak tau kamu ternyata juga ikutan, ya," ujar Mark berbohong. Ia tidak mungkin mengatakan bahwa ia mengikuti kegiatan ini untuk menemani Giselle supaya bisa semakin akrab dengan gadis itu, bukan?

Giselle terkekeh. "Aku juga baru tau kalo aku ikutan."

Tanpa dijelaskan lebih lanjut, Mark sudah paham maksudnya apa. Pemuda itu ikut tertawa bersama dengan Giselle sampai seorang pria dengan pakaian rapi masuk kedalam ruangan untuk memulai briefing pada hari itu.








🌠


Acara volunteer bakti sosial dilakukan di luar kota selama dua hari satu malam. Mereka akan mendatangi salah satu yayasan yang memiliki panti asuhan dan panti jompo. Rombongan akan berangkat satu hari sebelumnya menggunakan bus pada jumat malam dan akan kembali pada hari minggu sore.

A Sky Full of StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang