chapter 12 - speechless

658 112 9
                                    

Karina, Yeji, Johnny, dan Yuta sudah meninggalkan area depan uks beberapa puluh menit setelah Doyoung menghilang dibalik pintu uks. Mereka masing-masing memiliki kegiatan lain yang harus dilakukan pada sore hari itu. Baik Karina dan Yeji sudah berpamitan melalui chat ke Giselle, begitu juga dengan Johnny dan Yuta ke Doyoung.

Mark yang mendapati area depan ruang uks sudah sepi sebenarnya merasa khawatir.

Apakah Giselle sudah pulang?

Apakah kali ini ia terlambat lagi?

Maka, sia-sia sudah ia mengantre di salah satu restoran fastfood selama kurang lebih empat puluh menit.

Klek.

Mark menundukkan kepalanya saat membuka pintu ruangan tersebut. Ketika mengangkat kepala, ia terkejut sebab langsung melihat Doyoung dan Giselle yang menatap lurus kearahnya.

"Sorry-sorry, lanjutin aja dulu," tutur Mark merasa terintimidasi. Perlahan ia mundur beberapa langkah dan hendak menutup kembali pintu ruangan uks.

"Gak Mark, udah selesai kok," bantah Giselle cepat, ia kemudian menoleh kearah kakaknya, "tuh kak, udah ada Mark. Aku disini aja, buruan selesein laporannya biar bisa cepet pulang."

Doyoung sebenarnya tidak terlalu mengenal Mark, namun ia telah beberapa kali melihat lelaki itu di ruangan osis untuk menemui Jaehyun. Sempat berbincang juga beberapa kali walau belum terlalu akrab. Tadi Yuta juga sempat bercerita pada Doyoung, bahwa orang yang pertama kali memberi kabar Giselle ditampar oleh seorang senior adalah Mark.

Maka dari itu, Doyoung memutuskan untuk mengalah. "Langsung hubungin gue kalo ada apa-apa," ujar Doyoung ke Mark.

Mark mengangguk dengan canggung.

"Punya nomor gue kan?" tanya Doyoung lagi.

"Tidak, kak."

"Ntar gue minta Jaehyun buat ngirimin."

"Hellooo, nanti aku aja yang ngasih, udah cepetan pergi gak?" ancam Giselle sembari mengangkat bantalnya untuk ia lempar ke arah Doyoung.

Doyoung berdecak heran. Sepertinya suasana hati adik perempuannya ini sudah lebih membaik setelah melihat Mark datang.









🌠

Giselle mengajak Mark pindah ke kantin sekolah karena merasa uks terlalu sesak. Maka, disinilah mereka berdua duduk berhadapan dengan burger, kentang goreng, dan cola ditengah meja mereka.

Tanpa bertingkah jaim seperti perempuan lainnya saat didepan laki-laki, Giselle makan burger itu dengan santai dan tetap sopan. Begitu juga dengan Mark yang menikmati makanan yang ia beli.

"By the way, thanks a lot Mark."

Mark mengangkat kepalanya dan melihat Giselle yang sedang menggigit burgernya lagi. Pemuda itu hanya tersenyum dan mengangkat sebelah alisnya karena mulutnya masih penuh.

"Kamu gakpapa, Sel?" tanya Mark setelah mulutnya kosong. Ia meletakkan burgernya dan meneguk colanya yang masih utuh.

"Feeling better, tamparannya gak sakit sih cuma tadi emang shock aja dan gaktau kenapa mood jadi ikutan drop," ujar Giselle seraya mengusap pipi bekas tamparan tadi.

"I was shocked too, like, this is my first time ngelihat itu semua. Wow. Kamu gak berniat bilang ke dia kalau kamu beneran adeknya kak Doyoung?"

Giselle terkekeh kecil, lalu mengangkat bahu. "Gak ah, buat apa gak penting."

"Someone slapped your face, Giselle," ujar Mark yang tiba-tiba terdengar serius saat ini.

A Sky Full of StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang