Gandhi menatap nanar Item Limited Edition di salah satu akun game onlinenya. Item yang pastinya jadi rebutan banyak gamers....
Tapi setelah mengecek digital wallet-nya uangnya tidak cukup membeli item-item itu.
"ahhhh!!!" Gandhi mengacak-acak rambutnya frustasi, baru kali ini ia merasa gak punya uang dan gagal memiliki hal favoritnya.
Cepat-cepat ia menutup game itu, mematikan PC nya, agar ia tak lagi melihat item-item game yang belakangan ia incar.
Dengan malas ia menjatuhkan badan ke kasur. Menatap langit-langit kamarnya sambil berpikir, bagaimana caranya untuk mengambil lagi hak uang jajannya. Papanya seperti belum ada tanda-tanda akan menghentikan hukuman setelah kejadian itu sudah berlalu lebih dari satu minggu
Gandhi lantas tercetus ide, untuk menanyakan ini secara langsung. Mana mungkin ia bisa hidup tanpa uang jajan.
Ia bergegas bangun dan menuju ruang kerja papanya yang sejak pulang kerja tadi, sibuk melanjutkan pekerjaanya disana.
...
Tok tok tok...
Tok tok tok...
Gandhi mengetok pintu itu agak pelan, takut terdengar oleh mamanya yang baru beberapa jam tertidur setelah seharian mengalami gejala mual-mual
"Masuk"
Gandhi mendengar jawaban dari dalam ruangan samar-samar, ia langsung membuka pintu itu dengan cepat,
"Sttt!!"
"Masih meeting"
Bisik Gama dari meja kerjanya
"Duduk" perintah Gama sambil menunjuk sofa di tengah-tengah ruangan itu,
Gandhi hanya menurut, tapi bukannya duduk dengan sopan. Gandhi merebahkan badannya dengan santai disana dan membuka beberapa toples cemilan di meja.
Gama menatap tajam tingkah laku anaknya itu, tapi Gandhi yang ditatap seperti itu tidak ambil pusing dan lanjut memakan cemilannya sambil tiduran dengan toples yang berada diatas dadannya.
...
"Kenapa?" tanya Gama setelah mematikan macbook seraya melepas kaca matanya dan mengelap kaca mata itu dengan microfiber cloth di kotaknya
"Uang jajanku kapan balik pa?" Tanya Gandhi cepat, sambil asik membalik-balik fintech magazine sambil tiduran
Gama begitu kesal melihat tingkah Gandhi yang membaca sambil tiduran,
"Kak bangun, jangan baca sambil tidur. Matanya ntar rusak" ancamnya
Gama sudah tidak punya energi untuk galak lagi dengan anak itu, tenaganya habis setelah seharian meeting untuk proyeknya yang tengah berjalan. Belum lagi tadi malam dia begadang, karena kondisi Luna yang masih sering mual-mual.
"Uang jajan aku pa" Gandhi mengulang permintaanya
Gama mendengus.
Ini lah konsekuensi anak yang gak pernah merasakan kekurangan uang, sekalinya gak punya duit, bisa panik dan galak.
Seperti Gandhi yang sekarang berprilaku lebih galak dari biasannya.
"Gak ada, masih lama. Hukuman kamu belum selesai" Jawab Gama singkat seraya mengambil sweater crew neck di gantungan dan bersiap kembali ke kamarnya
Gandhi yang melihat itu, membangkitkan badannya
"Papa! Mana boleh gitu, aku juga butuh!" Gandhi nyaris berteriak
KAMU SEDANG MEMBACA
Berpijak dengan Dua Kaki [END]
Ficção GeralGandhi bias dengan sosok ayah. Ia terlanjur terbiasa tanpa sosok ayah di hidupnya. tapi bagaimana jika sosok itu akhirnya datang?