1

5.9K 333 24
                                    

Happy reading!!!

Empat tahun pernikahan Jaehyun dan Taeyong dan selama itu juga mereka belum di berikan keturunan.

Jika mengingat itu membuat Taeyong menangis saat malam hari tanpa sepengetahuan Jaehyun, dia selalu mengatakan apa dosanya hingga di hukum seperti itu.

"Apa karena aku selalu membunuh?"

"Apa karena aku seorang monster Tuhan tidak mau menitipkan seorang anak?"

"Tuhan, baru sekarang aku berdo'a padamu. Aku ingin seorang anak."

Saat ini pun Taeyong terisak di dalam bathup kamar mandi, dari air yang hangat hingga air itu menjadi dingin.

Entah berapa jam Taeyong menangisi dirinya yang tidak memiliki seorang anak di dalam kamar mandi itu.

Dia memang seorang mafia tapi dia juga ingin seorang anak, memiliki keluarga yang utuh.

Dimana Jaehyun? Jam 18.00 Jaehyun belum pulang dari kantornya, dia akan pulang satu jam lagi.

"Sayang...kau di dalam?"

Taeyong tertidur karena lelah menangia terus menerus, dia terbangun karena suara Jaehyun yang terdengar.

"Jaehyun.." Gumamnya.

Taeyong beranjak dari acara berendam nya, dia dengan segera menggunakan bathrobenya.

Cklek

"Jaehyun." Sambut Taeyong dengan senang, sebelum keluar dari kamar mandi dia terlebih dahulu menyegarkan wajahnya agar tidak terlihat sedang menangis.

Jaehyun yang semula ingin membuka dasinya menghadap ke arah Taeyong, dia menghampiri istrinya itu dan mengecup dahinya "kau berada di dalam? Tidak mandi kan?" Tanyanya.

Taeyong menggeleng "tidak Jae, aku tadi sakit perut." Dia membuka ikatan dasi Jaehyun pada lehernya.

Jaehyun mengangguk, dia terdiam. Dia tau Taeyong habis menangis terlihat dari matanya yang memerah dengan kelopak mata yang membengkak.

"Kau menangis?" Selidiknya.

Taeyong tersentak, matanya bergulir gelisah. Bagaimana Jaehyun tau jika dirinya habis menangis padahal dia sudah membasuh mukanya.

"Walaupun kau membasuh mukamu, bengkak pada kelopak matamu masih terlihat jelas bahkan matamu memerah." Jelasnya, "kau ingin beralasan matamu terkena debu? Atau kau mengantuk?" Lanjutnya.

"Iya aku menangis." Jujur Taeyong, mau mengelak pun tidak bisa.

"Menangis tentang apa?"

"Anu, emm aku menangisi kucingku yang mati keracunan." Bohongnya.

Jaehyun terkekeh dia memegang kedua pundak Taeyong "sudah berapa lama kita bersama? Empat tahun pernikahan, itupun berbeda saat kita menjadi sepasang kekasih, dan kau ingin membohongiku?" Jaehyun menarik Taeyong dalam pelukannya, "Taeyong tidak usah berpikir tentang seorang anak, jangan memberatkan dirimu hanya karena itu. Aku tegaskan kembali jika aku tidak begitu menginginkan seorang anak Taeyong, berapa kali aku harus mengatakannya padamu? Jangan pernah memberatkan semuanya. Kau harus tau mommy juga begini, susah mendapatkan seorang anak hingga dia melahirkan diriku, kita akan mendapatkannya tapi itu nanti setelah Tuhan percaya dengan kita agar bisa menjaganya."

Taeyong mengangguk, dia mengeratkan pelukannya "maaf, aku hanya menginginkan seorang anak."

"Aku tau dan paham, tapi tidak membuat dirimu seperti ini. Masih banyak cara agar kita mendapatkan seorang anak." Jaehyun menarik Taeyong untuk tidur di ranjang, "ayo istirahat."

About Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang