bonus chapter 3

1.6K 170 12
                                    

Happy reading!!!

"Kau tidak mau pulang?"

"Tidak."

"Keluargamu mencari dirimu."

"Tidak peduli."

"Ini sudah dua hari, kasihan keluargamu."

"TIDAK MAU!!!"

Taehyun menghela nafasnya, dia sudah berkali-kali menyuruh Beomgyu untuk pulang tapi anak itu tidak mau.

Kemarin malam saat dirinya akan melakukan aksi mencuri, dia melihat Beomgyu yang menangis sambil berjalan di jalanan.

Karena Beomgyu yang menjadi teman pertamanya dia menghampirinya, dan ini lah yang terjadi, dia berada di rumahnya dan menginap.

"Kau sebenarnya anak siapa? Kau sampai di cari dengan helikopter bahkan jalanan di tutup hanya untuk mencarimu, jika saja aku gila uang sudah aku katakan kau berada di sini." Taehyun berkali-kali melihat pemberitaan jika bisa menemukan Beomgyu akan di beri uang sebanyak yang ia mau kan, tapi dia kasihan pada Beomgyu.

"Jung Jaehyun dan Jung Taeyong."

Mata Taehyun melotot, dia dengan cepat mengambil tas Beomgyu yang berwarna pink "ayo pulang, aku akan mengantarmu." Taehyun mencoba menarik tangan Beomgyu tapi dia berusaha menahannya.

"TIDAK MAU!!!" Beomgyu mencoba menahan tubuhnya agar tidak terseret oleh Taehyun.

"Kau harus pulang, aku akan mengantarmu atau nyawaku hilang jika kau terus-terusan berada di sini." Paksa Taehyun.

"Kau tau pekerjaan keluargaku?"

"Aku tau, semua kriminal di lindungi oleh keluarga Jung, dan sekarang kau menyebut tuan Taeyong, perpaduan keluarga Park dan Jung bersatu, aku bisa menjadi daging guling." Ungkapnya.

"Aku mohon, aku tidak mau pulang." Lirih Beomgyu.

Taehyun terdiam, dia berjongkok di depan Beomgyu "sekarang katakan padaku, kenapa kau kabur dari rumahmu? Selama ini aku belum bertanya jadi sekarang katakan padaku."

"Aku benci daddy, dia meminta para bodyguard untuk menjagaku hingga aku tidak memiliki teman, kau lihat sendiri kan waktu itu aku di ikuti oleh dua orang? Aku tersiksa dengan itu, aku tidak ada teman, dan yang paling aku tidak sukai daddy berkata aku lemah. Mereka seharusnya mengerti, jika mereka ingin aku di jaga oleh bodyguard setidaknya mereka meluangkan waktu yang banyak untukku, aku kesepian, di sekolah maupun mansion." Ceritanya.

Taehyun memegang kedua bahu Beomgyu untuk memaksanya menatap dirinya "dengarkan aku, keluargamu itu bahaya, banyak musuh yang mengincar tentu mereka mau anak mereka aman. Kau bisa meminta di jaga dari jauh bukan memilih kabur seperti ini, bagus jika aku yang menemukanmu, jika orang lain bagaimana? Kau bisa di culik dan di jadikan umpan untuk menguasai kesuasaan orang tuamu." Jelas Taehyun.

"Aku akan pulang, tapi antarkan aku." Ucap Beomgyu.

"Ya aku akan mengantarmu."

✧༺♥༻✧

Di mansion suasana masih terasa suram selama dua hari, tidak ada teriakan Beomgyu dan rengekannya. Mereka yang berada di mansion pun jarang untuk berinteraksi, mereka sibuk menyalahkan diri sendiri.

Mereka saat ini berada di ruang makan, walaupun masih tidak ada pembicaraan mereka tetap melakukan kegiatan rutin makan bersama.

Setelah menyelesaikan makannya, Taeyong langsung beranjak dari duduknya untuk pergi ke kamarnya, jangan berpikir jika dia tidur dengan Jaehyun, itu tidak ia lakukan selama Beomgyu hilang, dia lebih sibuk dengan dirinya sendiri dan acuh tak acuh pada yang lain.

Salah memang dia berlaku seperti itu, tapi rasa sedihnya lebih besar karena Beomgyu tidak ada di mansion, putra bungsunya, yang ia sayangi belum kunjung pulang.

Selama dua hari juga Taeyong tidak berbicara dengan Jaehyun, jangankan berbicara, untuk menatap Jaehyun saja dia tidak melakukannya, baginya Jaehyun pelaku Beomgyu pergi, jadi dia akan tetap mengacuhkannya sampai Beomgyu pulang.

"Sampai kapan kau terus mengacuhkan ku Jung Taeyong." Jaehyun menahan pergelangan tangan Taeyong yang hendak pergi.

"Sampai Beomgyu pulang."

"Apa seperti ini sikap istri pada suami?"

"Apa seperti itu sikap ayah pada anaknya?" Taeyong berbalik hingga menatap Jaehyun, "sekejam nya papih ku, dia tidak pernah mengatakan hal buruk pada anaknya, dan aku yakin kau dan papih ku lebih kejam papih, tapi kenapa kau tidak bisa mengontrol emosimu? , Bertahun-tahun aku hidup bersama papih, tidak pernah aku mendengar kata yang menyakitkan dan menyesakkan, lalu kau? Kau yang terkadang tidak tega membunuh dengan kejam, dengan beraninya berkata pada Beomgyu jika dia lemah dan sebagainya, di mana hati seorang ayahmu Jaehyun."

Jaehyun bungkam, dia tidak bisa membela karena yang di ucapkan Taeyong benar adanya. Dia hanya ketua mafia biasa saja, sedangkan mertuanya ketua mafia di atas mafia lainnya, tapi inilah Jaehyun, dia tidak bisa mengontrol perkataannya jika sedang emosi, dia hanya ingin putranya aman.

"Aku nakal Jae, aku selalu kabur dari pengawasan yang papih berikan seperti yang Beomgyu lakukan, papih marah? Dia memang marah, tapi dia tidak pernah berkata hal yang menyakitkan. Apa kau berpikir aku suka membunuh saat seumur Beomgyu? Tidak Jaehyun, itu salah. Aku seperti anak yang lainnya saat seumuran Beomgyu, bermain dan nakal. Aku pandai membunuh saat umurku 6 tahun Jaehyun, di situ aku mulai menggeluti dunia hitam, jangan berkata Beomgyu lemah atau semacamnya, bisa saja kekuatannya di atas yang lain tapi untuk sekarang kita tidak bisa melihatnya."

"Aku tau kau begitu karena menyayangi Beomgyu, tapi lihat? Apa kau tidak merasa jika yang kau lakukan seperti mengekang Anak-anak? Jae, aku seorang ibu, aku tau perasaan mereka, mereka berat dengan kau yang menyuruh dua bodyguard untuk selalu membuntuti mereka kemanapun, mereka butuh privasi Jaehyun. Mereka tidak mau mengatakan hal ini karena mereka mengerti dengan kondisi semuanya dan mereka juga tidak mau menentang mu, dari semua ini apa kau tidak bisa membedakan anak yang patuh dan tidak? Mereka semua patuh, dan lihat Beomgyu? Apa kau tidak sadar dengan kemampuan anakmu? Hanya dia yang berani menentang mu, hanya dia yang tidak takut dengan semua ancaman bahaya yang mengintainya, apa kau tidak sadar?" Taeyong mengambil nafasnya dengan dalam, "aku tidak membandingkan mereka siapa yang paling kuat atau tidak, tapi setidaknya jangan mengatakan anak sendiri tentang keburukannya."

Jaehyun tetap terdiam mencerna ucapan istrinya itu, benar sekali, hanya Beomgyu yang selalu menentangnya jika baginya itu tidak pantas untuknya. Tapi Jaehyun yang selalu memaksakannya hingga Beomgyu hanya bisa menganggukkan kepalanya dengan pasrah.

"Sekali saja Jae, sekali saja kau dengarkan keluhan anakmu yang mereka keluhkan pada dirinya sendiri, kau pasti merasa seperti orang tua yang jahat. Aku? Aku pun begitu Jaehyun, secara tidak langsung aku hanya diam dan mengikuti peraturan mu, tapi ternyata itu yang membuat anak-anakku kehilangan masa remajanya, mereka yang harusnya mendapat teman untuk bermain dengan sepuas hati, lalu? Apa yang kita lakukan membuat mereka semua menjauh."

"Jae, luka fisik lebih baik dari pada luka di hati. Luka fisik bisa di sembuhkan oleh obat luka tapi luka hati? Kau akan terus mengingatnya Jaehyun, walaupun kebahagiaan menerpa tetap saja disaat tertentu akan di ingat selalu."

Mark, Jeno dan Sungchan yang mendengar keributan orang tuanya hanya terdiam, dan mereka juga terkejut saat mommynya tau tentang keluhannya.

"Kau tau Jaehyun, di saat aku bangun tengah malam aku pikir Anak-anakku sudah tertidur, tapi apa yang aku lihat? Mereka duduk terdiam dengan bersandar di kepala ranjang dan bergumam 'aku ingin teman' melihat itu rasanya aku menjadi orang tua yang gagal, aku membuat anak-anaku tidak bahagia." Taeyong menunduk, matanya berkaca-kaca yang jika dia mengedipkan matanya maka air matanya akan jatuh, "sakit Jae." Taeyong menepuk dadanya yang terasa sesak, "aku tidak menyalahkanmu karena bagaimanapun juga ini juga salahku."

Jaehyun berdiri dan memeluk Taeyong dengan erat, pertahanannya hancur setelah mendengar racauan istrinya, jika saja dia bisa memberikan anak-anaknya kebebasan sedikit saja, pasti tidak akan terjadi seperti ini.

"Maaf, maafkan aku. Aku akan membawa Beomgyu pulang dan kembali tertawa bersama."

Ruangan itu terisi oleh tangisan mereka semua tak terkecuali Mark, Sungchan dan Jeno.

Seperti biasa

Vote and coment

About Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang