~happy readingMereka sudah mulai makan siang dengan ayam yang tadi, Johnny mengambil beberapa ayam, seperti yang ia bilang tadi, sebagai tanda rasa kekesalannya pada ayam tersebut.
"Ini ayam dari mana?" Tanya Hendery, dia mengangkat bagian paha ayam.
"Ayam tetangga." Jawab Johnny.
"Tapi kita tidak ada tetangga, tetangga kita hanya pepohonan." Jawab Hendery.
"Mae membelinya."
"Mae tidak pernah pergi belanja bahan masakan, semua di lakukan oleh maid, jadi papa dan mae jawab jujur saja." Selidik Hendery.
Mark mengangkat ayam bagian dadanya dan memberikan ayamnya pada Hendery yang berada di sebelahnya "coba kau makan, dari pada banyak bertanya. Ayammu sungguh lezat." Ucap Mark.
Semua orang tua di ruangan itu menegang karena Mark yang membeberkan asal ayam itu.
"Jadi ini ayamku?" Tanya Hendery.
Mark mengangkat bahunya "aku tidak tau, ayammu mati setelah terjepit pintu."
"Terjepit bagaimana?!!" Kesal Hendery.
"Kau jangan kesal padaku, salahkan pada–aahk." Mark menatap ke arah mommynya yang baru saja mencubit pelan pahanya, itu sedikit sakit, Taeyong memberi gestur seolah 'jangan beritahu', Mark mengangguk mengerti, "tadi ayammu nakal, dia ingin mematuk Sungchan yang baru saja datang, untung daddy menyelamatkannya lalu setelahnya daddy membawa Sungchan masuk ke dalam dan pintu di biarkan terbuka, lalu setelahnya angin kencang menggerakkan pintunya hingga ayammu mati terjepit di sela pintu." Jelas Mark, "aku sudah berbohong, padahal aku ingin mengadu jika paman Yuta yang melakukannya, aku masih kesal dengannya." Lanjutnya dalam hati.
"Ooh, karena dia nakal dia pantas di makan." Hendery memakan ayamnya itu.
"Aku pikir kau akan menangis." Ujar Mark.
"Aku akan menangis jika dia di bunuh."
"Ayammu terbunuh oleh angin, kau harus menangis meraung seperti tontonan mommyku."
"Baiklah sebentar. Ohh angin, kenapa engkau tega membunuh ayamku? Hiks, kau tidak tau jika ayam ini bisa berkokok."Hendery berucap dengan dia yang menggoyangkan tubuh Mark seperti sinetron yang maenya pernah tonton.
"Aktingmu jelek, dan AYAM MEMANG BISA BERKOKOK BUKAN BERDESIS." Lanjut Mark dengan teriakan, "lepaskan, kau membuatku pusing." Mark mencoba melepas cengkraman Hendery pada bajunya, "lepas, nanti pakaianku bisa robek."
"Aku belikan."
"Aku bisa beli sendiri." Dengus Mark.
"Yaah, padahal aku bisa membelikanmu gucci."
"Apa kau pikir pakaian yang aku pakai bukan gucci?" Mark menunjukkan logo gucci pada Hendery, "lihat ini, ini gucci."
"Punyaku juga." Hendery juga menunjukkan jika pakaian yang ia pakai adalah brand dari gucci.
"Sudah anak-anak, lanjutkan makan kalian."
Mereka kembali fokus untuk makan, tidak ada suara berisik hanya tersisa suara dentingan sendok dan piring.
"Berapa usia kandunganmu Taeyong?" Tanya Ten, dia mengelus perut Taeyong, "dia menendang."
"Tujuh bulan." Jawab Taeyong.
"Dulu kau susah mendapatkan anak, tapi setelah itu membuat anak banyak sekali." Celetuk Winwin.
"Benar, hingga kau depresi." Timpal Doyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us
Fanfiction"Jaehyun, aku ingin berbicara." "Tentang apa?" "Anak." "Sudah aku bil-" "Aku mempunyai cara." "Apa?" Tanya Jaehyun. "Kau menikah lagi dan mendapatkan seorang anak." Jaehyun berekspresi datar "ya aku akan menikah." penasaran? baca aja langsung book...