5

2.7K 225 14
                                    

Happy reading!!!

Setelah mendengar jika permintaan Taeyong berada di markas. Taeyong dengan lekas pergi ke tempat eksekusi tanpa Jaehyun.

Dimana dia? Suaminya itu sedang ada pekerjaan mendadak, ada masalah dengan pengiriman obat terlarang nya.

Taeyong hanya mendengar jika narkoba yang di kirimkan suaminya ke Italia di boikot oleh negara. Taeyong tidak habis pikir jika masih ada penyusup di antara mereka, apa mereka tidak tau balasannya? Nyawa mereka tentu saja.

Taeyong menancap gasnya, dia bersenandung senang. Akhirnya dia bisa menyiksa seseorang kembali, entahlah kenapa dia mengidam hal aneh seperti ini.

Taeyong memberhentikan laju mobilnya, dia memasuki ruangan yang sangat tidak terawat. Saat Taeyong membuka bau amis menyambutnya.

"Tidak ada penjaga?" Bingung Taeyong, "ah aku lupa jika mereka di liburkan, lagipula tahanannya hanya tikus kecil." Lanjutnya.

Taeyong membuka ruangan yang terlihat lebih mirip sel, dia tersenyum kecil saat pria yang di tangkap sekarang terikat di kursi.

"Hai, bagaimana hari mu disini?" Sapa Taeyong, dia melambaikan tangannya seolah mengejek pria itu.

"Lepaskan aku brengsek, apa yang kau inginkan? Uang? Jabatan?" Pria tersebut menggerakkan tubuhnya kasar mencoba melepaskan ikatan pada tubuhnya.

"Uang? Tidak, aku sudah banyak, jabatan? Jabatan ku lebih menarik dari pada dirimu. Aku hanya menginginkan nyawamu saja." Taeyong terkekeh saat melihat pria itu tersentak.

"Kau tau, aku itu hamil dan sekarang sudah memasuki bulan ketujuh, kau tau artinya bukan? Yaa aku mengidam, dan aku ingin membunuhmu." Taeyong mengambil salah satu pisaunya, "sudah lama aku tidak menyiksa orang." Taeyong memutar-mutar kan pisaunya.

"Kau ingin merasakan bagaimana rasanya pisau ini menancap pada paha dalammu?" Tawar Taeyong.

Pria itu memberontak "sialan, lepaskan aku." Maki pria itu.

Taeyong mendekat, di bibirnya terus menunjukkan senyum miring nya "melepaskanmu? Nanti aku lepaskan bersama nyawamu."

Srak!!

Taeyong merobek celana pria itu cukup kuat dengan pisau hingga menggores paha dalam pria itu.

"Aaarghh."

"Berisik!!" Kesal Taeyong.

Taeyong memaksa pria itu membuka mulut dan dia menarik keluar lidahnya.

"Suaramu terlalu berisik bahkan mulutmu terlalu manis untuk membuat para penduduk percaya pedamu."

Ssrrat!!

Taeyong memotong lidah pria itu dan membuangnya asal, Taeyong bergidik jijik saat melihatnya "menjijikkan tapi tidak apa, aku senang kau tidak bisa berbicara." Ucapnya.

Taeyong memejamkan matanya, suara seseorang yang berteriak kesakitan adalah aluna melodi yang Taeyong sukai sejak kecil.

"Teruslah berteriak seperti itu, jangan berhenti atau aku siksa dirimu kembali." Ancamnya, "ah kau kurang kesakitan? Baiklah aku tambahkan."

Taeyong mengambil sebuah besi, dia memasukkan besi tersebut ke dalam tungku api, dia menunggu beberapa menit lalu mengambilnya kembali, besi itu terlihat panas karena Taeyong sangat jelas melihat kepulan asap yang berasal dari besi itu.

"Kau siap?" Tanyanya.

Pria itu hanya bisa berteriak, mengumpat pun tak bisa karena lidahnya sudah terpotong.

"Hey, katakan dengan jelas. Aku tidak mengerti apa yang kau ucapkan."  Oh ayolah Taeyong, kau hanya menggoda pria itu.

"Ah kau mengucapkan kurang sakit bukan? Aku kabulkan itu."

About Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang