040.

60 7 0
                                    

•┈┈┈•┈┈┈⋆。˚ ☁︎ ˚。⋆。 ⋆。˚ ☁︎ ˚。⋆┈┈┈•┈┈┈•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•┈┈┈•┈┈┈⋆。˚ ☁︎ ˚。⋆。 ⋆。˚ ☁︎ ˚。⋆┈┈┈•┈┈┈•


23.00

"Sstt sstttt ssstttt.. aduuhh kamu kenapa kok nangis terus? Mimik susu juga gamau. Terus gimana sayang? Mau apa hm? Gendong lagi ya?"

"Keknya mau sakit deh dek. Badannya anget. Coba cek lagi.. takut kakak salah."

"Hmm iya. Agak panas. Kasian.. bawa ke dokter yuk kak?"

"Tapi ini udah tengah malem. Dokter mana yg masih buka?"

"Ke rumah sakit aja gasih? Aku ga tega liat dia nangis terus. Pasti gaenak banget rasanya 🥺"

"Yaudah ayo."

"Kamu keluarin mobil dulu aja kak. Aku mau bangunin mama biar jagain Ochan disini."

Malam itu, Younghoon dan Chanhee dibuat terjaga dan panik karna anak kedua mereka yg tiba-tiba saja rewel. Bayi berumur satu tahun tersebut terus menangis dan tak mau diam bahkan saat Chanhee menggendong dan mendekapnya erat.

Biasanya cara tersebut selalu sukses membuat anak anaknya merasa nyaman. Namun ternyata bayi tersebut sedang tak enak badan. Wajar jika Chanhee terlambat menyadari karna ia belum berpengalaman mempunyai anak sebelumnya.

Sesampainya dirumah sakit, keduanya diarahkan ke tempat pemeriksaan dokter umum karna yg dihadapi bukanlah penyakit khusus.

Dan berhubung pemeriksaan yg dilakukan mungkin akan memakan banyak waktu, Younghoon memutuskan keluar sebentar untuk menemui dokter yg dulu menangani istrinya karna tak melihatnya diruangan tempat anaknya dipriksa. Padahal ia juga dokter umum di rumah sakit tersebut. Bukan dokter spesialis.

Tak berniat apa-apa, hanya menyempatkan diri untuk menyapa saja. Karna bagaimanapun juga dokter tersebut telah 'berjasa' dihidupnya.

"Selamat malam Tuan. Ada yg bisa dibantu?" Tanya seorang resepsionis pada Younghoon.

"Apa dokter Ronald sedang bertugas malam ini?"

"Oh ada. Kebetulan beliau kedapatan shift malam minggu ini."

"Bisa saya menemuinya?"

"Beliau ada di dalam ruangan pribadinya. Tapi sepertinya sedang ada pasien."

"Pasien? Diruangan pribadi? Kenapa ga di ruang periksa?"

"Wah saya juga kurang paham. Kalau ingin bertemu silahkan tunggu di depan ruangannya saja. Ini saya telponkan dulu kalau anda ingin menemui."

"Yaudah telponin dulu aja. Saya tunggu disini. Nanti kalo pasiennya udah bener-bener keluar baru saya kesana."

"Baik Tuan."

Setelah resepsionis tersebut terlibat percakapan di telepon selama beberapa saat, tiba-tiba Younghoon dipanggil dan diberitahu bahwa dokter yg dimaksud memintanya agar datang keruangannya saat itu juga.

Bbangnyu Sequel AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang