1. Just you

179 76 48
                                    

Happy reading

🌹🌹🌹


(Flashback on)

Di suatu hari ada seorang gadis kecil yang sedang mengumpulkan lembar lembar daun kering di tepi danau dengan rambut nya yang di biarkan tergerai indah tertiup hembusan angin.

"Pak .. Bulan kangen, bapak kenapa tinggalin Bulan hiks.." ucap gadis itu sambil terisak.

Dan tanpa ia sadari ternyata ada seseorang yang sedang mengamatinya dari kejauhan dengan tatapan yang tak bisa di tebak, disana orang itu hanya tersenyum sambil terus menatapnya.

"Mengapa setiap sore dia selalu datang kemari?" Lantas iapun pergi mendekati gadis kecil tersebut.

"Sekarang hanya ada ibu yang nemenin Bulan." ucap gadis kecil itu pelan.

Tiba tiba anak laki-laki itupun menghampiri gadis itu sambil berjongkok dan berhadapan sembari berkata."Hai, kamu kenapa nangis?"  tanya anak lelaki itu sambil terus menatap wajah teduh gadis yang berada di hadapan nya.

Lalu gadis kecil itu pun mendongak menatap wajahnya."Aku kangen bapak, bapak sudah meninggal." ucap gadis itu dengan air mata yang tak henti menetes.

Kemudian anak laki laki itu tersenyum samar."Aku turut berdukacita atas kepergian orang tua mu ya, jangan nangis, ini hapus dulu air matanya ." ucap anak lelaki itu sambil memberikan saputangan milik nya kemudian duduk bersampingan di tepi danau indah itu.

"Makasih.." ucap gadis itu.

"Sama sama, oh iyah nama kamu siapa?" tanya anak lelaki itu.

"Bulan." sambil tersenyum menampilkan gigi gingsulnya yang manis.

Kemudian anak laki laki itupun ikut tersenyum."Nama yang indah, kenalin nama aku Langit."

Kedua anak kecil itupun saling mengulurkan tangan dan tersenyum, entah dorongan dari mana anak laki laki itu mulai menggerakkan tangan sebelahnya ke atas kepala gadis kecil di hadapannya sambil mengusap surai hitam itu dengan lembut.

"Kalo gitu aku pamit yah mamah pasti nyariin." anak lelaki itu pun pergi meninggalkan gadis kecil yang sedang duduk termenung di tepi danau.

Beberapa menit kemudian gadis yang bernama Bulan itupun tersadar kala saputangan anak lelaki yang duduk bersamanya tadi masih berada di genggaman tangannya.

"Eh.. saputangan nya! bagaimana ini," Lalu terdiam sejenak."semoga kita bisa bertemu lagi Langit." lanjutnya sambil menatap lurus ke depan.


Di tempat lain.


"Langit kamu dari mana sih nak, sudah mau sore begini kok baru pulang?" tanya seorang wanita yang sedang duduk di teras.

"Maaf mah.. tadi ban sepedanya bocor terus tadi Langit gak sengaja bertemu kembali dengan gadis danau itu mah, tadi dia menangis merindukan orang tuanya yang sudah meninggal." ucap Langit sambil termenung.

Sesaat SajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang