4. Hampir terungkap

54 56 13
                                    

Happy reading


Deg..

"Kenapa dia.." ucap Langit terhenti tak kala gadis yang ada dihadapannya berbicara.

"Eh ma-maaf saya gak sengaja sumpah, saya gak liat kalo ternyata ada..." ujar Bulan namun ia harus berhenti ketika Langit memotong pembicaraannya.

"Shuut.. udah jangan banyak alesan, tuh anda liat handphone saya di lantai yang anda jatuhin barusan?" ucap Langit sambil menatap tajam gadis itu.

"Ya.. saya gak sengaja maaf, orang anda sendiri juga gak liat kanan kiri udah tau tempat umum malah main hp...." ucap bulan dengan nada yang tadinya pelan kini sedikit ia naikan.

"Kok malah nyalahmm." ucapnya harus terhenti ketika telunjuk gadis itu menempel tepat di bibir Langit.

"Shuuuut... jangan sekarang please ngomelnya saya udah gak kuat ini pengen..." ucap Bulan kemudian terhenti.

"Hah pengen apa? Jangan macem-macem dong." ucap Langit sedikit was-was ketika gadis itu berjalan mendekat kearahnya.

"Ssshhh.. sa.." ucap Bulan sudah tak sanggup lagi menahan.

Langit beringsut mundur ketika gadis itu terus berjalan mendekat.

"Astaga anda mau apain saya hah tolong... saya mau di pe.." ucap Langit terhenti kala sebuah pukulan mendarat di lengan kekarnya.

"Woy!! ai kamu kunaon hah! Urang geus teu kuat bade ka toilet, anda pikir saya cewek apaan." (Woy kamu kenapa sih? Saya udah gak kuat mau ke toilet), ucap Bulan penuh emosi. "liat anda ngalangin pintu masuk toilet wanita tuh baca girls." lanjutnya.

Seketika Langit dibuat cengo dengan ucapan gadis yang ada dihadapannya, padahal dia hanya ingin menggoda namun lihat, gadis itu malah ngegas padanya sampai-sampai orang yang berlalu lalang di toilet kini menoleh ke arah mereka dengan tatapan bertanya-tanya, seperti..

*Mas masalah rumah tangganya jangan di bawa ke sini dong.. gimana sih.
*Buset eta bikang wanian pisan (buset itu perempuan berani banget).
*Gila cowoknya ganteng bet dah.

Disitu Langit menahan mati-matian rasa malunya, tanpa ia sadari ternyata gadis yang ada dihadapannya sudah melenggang masuk kedalam toilet khusus wanita.

"Sialan tu cewek dia pikir dia siapa, dia yang salah malah gue yang kena getahnya, awas aja kalo gue ketemu lagi." ucap Langit yang terbakar emosi sambil mengeluarkan taringnya...eh, salah tanduknya hehe..

Lalu Langit berjalan keluar menuju mobil nya kemudian masuk dan duduk di kursi belakang.

"Anda tidak apa apa tuan Langit? tadi saya dengar orang-orang membicarakan anda sedang bertengkar dengan seorang perempuan." tanya Ardi.

"Entahlah Ar, saya gak kenal sama orang itu, tiba-tiba saja kami tidak sengaja bertabrakan di didalam dan sedikit berdebat." jawab Langit.

"Apa perlu saya beri dia pelajaran tuan?" tanya Ardi dengan serius.

"Tidak perlu, dia gak sepenuhnya salah, tapi Ar ketika saya menatap sorot mata teduhnya .. dia seperti mengingatkan saya pada seseorang yang sedang saya cari." ucap Langit.

"Mungkin kita bisa menyelidiki setelah pulang, siapa tau dia memang perempuan itu." ucap Ardi pada Langit.

"Kau benar Ar, kalo begitu segera setelah ini kita cari identitasnya." ucap Langit.

"Baik Sir.. tapi apakah anda mengetahui nama perempuan itu?." tanya Ardi.

"Boleh saja, aah mengapa aku tak .. ck." ucapnya sedikit menyesal.

Sesaat SajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang