06. Something Bad

290 99 548
                                    

Entah keadaan apa yang bisa membuat ia kini berada di dalam satu waktu dan keadaan yang sama. Yaitu menghadiri acara ulang tahun seseorang. Kehadiran Alinea membuat semua orang kini tertuju ke padanya seorang.

Dengan gaun peach yang sederhana, disinilah gadis itu berdiri. Sekilas menjadikan busana tampak ringan namun tetap memesona. Di atas panggung, membawakan sebuah permainan lagu. Memainkan lagu Canon in D karya Johaan Pachelbel.

Setiap ia menggesek biolanya, timbul alunan nada-nada dan itu pun turut mengundang atensi para tamu. Selesai ia memainkan biolanya, kembali melangkahkan kakinya ke belakang panggung. Hanya untuk beristirahat sejenak. Para tamu yang menghadiri acara tersebut, disambut dengan baik oleh permainan Alinea tadi. Memberikan tepuk tangan dan banyak pujian oleh sosok gadis itu.

"Nak, terima kasih ya sudah bermain dengan baik."

Untung saja dia tidak tersedak saat meminum air mineral. Dikejutkan kedatangan seorang wanita paruh baya dengan tiba-tiba, ia hampir terjengkang dari tempat duduknya.

Gadis cantik itu mendongak. Tersenyum penuh kepada wanita yang mengajaknya berbincang.

"Tidak masalah nyonya. Sudah menjadi tugas saya bermain seperti ini. Justru saya yang seharusnya berterima kasih kepada Anda."

Wanita dihadapannya mengulurkan tangan, mengajak Alinea untuk berjabat tangan atas permainannya. Alinea pun bangun dari tempat duduknya, membalas jabat tangan tersebut.

Seusai wanita itu meninggalkan Alinea di ruangan ganti, suasananya kembali sunyi. Keterdiaman dan kesunyian mendominasi perasaan Alinea. Berbagai pemikiran berkecamuk di kepalanya.

Sudah lama sekali, ia tidak pernah menyentuh biola. Terakhir kali Alinea bermain biola sejak menduduki bangku SMP. Dia menatap biola di hadapannya, kemudian mengusap-usapnya.

Beberapa saat yang lalu, gadis itu berdiri di atas panggung. Sejujurnya Alinea takut. Bagaimana jika ia mengulangi kesalahan yang sama seperti dulu. Sedari tadi kedua tangannya gemetaran memainkan biola. Takut akan nada sumbang. Takut tak bisa menghasilkan nada lain selain sumbang.

Di tengah kepanikannya, ia berusaha untuk menyuguhkan permainan biola yang apik kepada penonton. Pada pelipisnya pun ada bulir-bulir keringat yang keluar dari pori-pori.

Hingga kemudian langkah kakinya berjalan keluar ruangan. Meletakkan semula keadaan biola itu seperti tempat semula. Alinea mengedarkan pandangan, menatap sekeliling begitu ramai dipenuhi tamu undangan berdatangan keluar masuk.

Alinea sibuk memperhatikan keadaan sekitar. Setiap hal kecil apapun selalu jeli. Kue ulang tahun bertingkat. Taplaknya berwarna putih berendra, dilengkapi hiasan pita merah muda. Berbagai macam hidangan makanan tersaji di sekitaran tiap meja. Rangkaian berbagai bunga merah muda dan putih.

Sungguh, berapa semua biaya ini jika ditotalkan. Nyaris gadis itu hampir melongo- hingga geleng-geleng kepala. Tidak percaya akan apa yang dilihatnya saat ini. Pesta ulang tahun yang sangat mewah, monolognya sendiri. Lihat saja, sedari tadi pun ia juga ditemani oleh beberapa musisi.

"Silahkan minum."

Alinea menoleh. Terkejut oleh kehadiran si pemberi. Ternyata pramusaji. Dengan senang hati perempuan itu mengambil minuman tersebut. Juga sebagai ucapan terima kasih, ia hanya mampu tersenyum kecil.

"Mbak, tunggu sebentar. Ada surat untuk kamu, saya hanya ditugaskan menyampaikan amanah ini terhadap mbak. Mohon diterima, saya ijin pamit."

Disodorkan sepucuk surat dari pramusaji ke arah Alinea. Alinea lihat si pemberi. Lalu segera meraih surat aneh untuknya. Alinea penasaran, siapa yang berani mengirimkan sepucuk surat aneh ini?

Losing My Life | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang