Ini hari keempat kami berada di New Zealand itu tandanya besok kami harus siap meninggalkan negara indah ini. Entah semenjak kami berada disini sudah ribuan kali panggilan itu masuk di handphoneku.
Untuk hari ini kami memutuskan untuk berlibur di sekitar tempat penginapan saja, hitung-hitung sedikit istirahat setelah beberapa hari kemarin kami kelelahan berlibur jauh dan berpetualang, tentu atas keinginanku.
"Kak capek" keluhku. Lantas ku selonjorkan kedua kakiku dan memijitnya pelan.
"Kakak panggilan tukang urut ya?" Tawarnya. Aku menggeleng, pernah sekali badanku diurut, aku berteriak kencang dan menangis menahan rasa ngilu.
Kak Suho lantas langsung mendekatiku, kedua tangannya dengan sigap memijit kakiku, "masih sakit?" Tanyanya.
"Nggak sakit kak, tapi pegel" jawabku.
Kulihat kak Suho menampakkan wajah paniknya, "udah kak, adek nggakpapa kok" ucapku mencoba menenangkannya.
Suara pintu terbuka menampilkan kedua auntyku. Keduanya Menatapku bingung. "Adek kenapa? Kamu kenapa sayang?" Tanya aunty Seulgi.
"Nggakpapa onty, cuman capek doang" jawabku.
"Suho, kita perlu bicara" ucap aunty Yeon serius. Kak Suho beranjak dan mendekati aunty Yeon, sementara kini aunty Seulgi yang beralih memijat kakiku. "Sakit gak sayang?" Tanya aunty Seulgi. Aku menggeleng, "nggak sakit onty, cuma pegel doang"
Terdengar suara langkah kaki yang mendekat, kami menoleh dan melihat kedua orang itu berjalan mendekati kami.
"Kakak sama aunty abis darimana?" Tanyaku
"Dari depan sayang" jawab Aunty Yeon. Aku hanya berdehem.
"Sayang,,"
Aku menengok ke arah kak Suho, dia yang memanggilku. "Apa kak?" Tanyaku yang masih fokus menonton video di handphone aunty Seulgi. Handphoneku lowbet karena sedari kemarin tak ku charge.
"Kita pulang sekarang ya?" Ucap kak Suho. "Gini sayang, aunty Yeon ada keperluan penting yang ga bisa ditunda. Dan waktunya besok sayang, gapapa kan?" Sambungnya lagi.
Untung saja kami sudah membeli buah tangan untuk keluarga dan juga sahabatku.
"Ya udah kak gapapa kok" jawabku tak rela.
Setengah jam kemudian ku lihat mereka sedang mempersiapkan semua yang akan dibawa pulang. Mereka melarangku untuk membantu karena kakiku yang masih belum baik.
Tak lama kemudian aku tertidur, entahlah padahal aku tidak merasa ngantuk sebelumnya.
Suara telpon membangunkanku dari tidur, itu handphone milik aunty Seulgi. Sepertinya kekasihnya yang menelpon, langsung saja ku beri kepadanya.
Aunty Seulgi sibuk mengangkat telpon, sementara kak Suho sedang mandi. Aku masih dalam keadaan sebelumnya duduk di atas kasur empuk ini.
Suara pintu kamar mandi terbuka, menampakkan kak Suho yang sudah siap dengan pakaian rapihnya, "adek mandi, kakak mandiin ya?" Ucap kak Suho.
Aku melototkan mataku, "enggak. Ga mau dimandiin, emangnya adek mayat apa" jawabku singut.
"Adek ga boleh ngomong gitu" ucap Aunty Yeon. "Emangnya adek mau jadi mayat sekarang" sambungnya lagi.
"Enggak mau" jawabku teriak. Belum siap rasanya, membayangkannya saja sudah membuatku setengah mati.
Tapi sepertinya pergi menyusul Yuna bukan hal yang buruk?
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love you, Vii !
Fiksi RemajaIni tentang Vii Aureryn gadis remaja yang selalu mendapatkan apa yang dia inginkan. Terlahir sebagai anak bungsu dari lima bersaudara sekaligus anak perempuan satu-satunya membuat ia mendapatkan kasih sayang yang lebih. Suatu kejadian yang membuat s...