Love Yourself

3.5K 771 119
                                        

Malam ini Ghea merasa gugup, sama seperti malam kemarin. Namun, ia berusaha menetralkan rasa yang sedari tadi terus mengacaukan. Setidaknya sentuhan lembut tangan Samudera saat memeluknya bukan lagi menjadi hal asing. Pelukan yang terasa begitu hangat dan nyaman.

Ghea belum ingin jatuh terlalu cepat. Karakter Sang Suami sedikit demi sedikit tampak. Gambaran sosok yang dingin, kaku, dan kolot seketika musnah tatkala pria itu menunjukkan karakter aslinya yang menurut Ghea, sangat di luar dugaan. Laki-laki itu memiliki sense humor yang kadang justru membuat Ghea kesal. Laki-laki itu tak sungkan mengutarakan keinginannya, bahkan juga berkata frontal yang semakin menunjukkan kemesumannya. Tingkat mesum yang menurut Ghea kadarnya semakin hari semakin bertambah. Bagaimana bisa Ghea merasa aman dalam dekapan tangan kekar yang terasa lembut itu?

Pikiran Ghea berkelana. Terbayang olehnya Samudera yang belum benar-benar tidur tiba-tiba jemarinya bergerilya. Menjelajah dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya hingga berujung di kancing baju. Jemari itu membukanya satu per satu. Ghea membayangkan lebih jauh. Samudera akan mengecup pipinya lalu beralih meninggalkan jejak-jejak kecupan di setiap jengkal tubuhnya. Imajinasi Ghea berhenti ketika ia melihat tangan yang tengah merengkuhnya masih anteng melingkar di perutnya.

Ghea memunggungi Samudera dan laki-laki itu memeluk Ghea dari belakang. Hembusan napas Samudera terasa menyapu helaian rambut Ghea dan ini justru membuat wanita itu tak bisa terlelap.

Kenangan silam kembali bergelut. Ia teringat akan momen ulang tahun Devan yang ke-21. Devan merasa legal untuk mencium lawan jenis, sesuatu yang sebenarnya ia tahan sejak awal berpacaran dengan Ghea. Namun, Ghea menolak dan kembali mengingatkan akan perjanjian yang mereka sepakati di awal pacaran. Ghea tidak ingin bermain fisik sebelum sah menikah. Devan menyetujui. Seiring berjalannya waktu, semua itu dirasakan berat oleh Devan. Acapkali mereka bertengkar karena Ghea tetap pada prinsipnya. Jarang menghabiskan waktu berdua menjadi pilihan.

Samudera bukan laki-laki pertama di hati Ghea bahkan mungkin belum ada singgasana spesial untuknya. Namun, nama Samudera seolah mondar-mandir di luar pintu hati, berusaha untuk mengetuk dan masuk ke dalam. Ghea pun sadar, ada ikatan sah yang membuatnya melunak. Ini yang membuatnya terdiam kala ia menyadari jari-jari Samudera sudah berpindah tempat. Semula telapak tangan itu anteng mendarat di perutnya. Kali ini bergerak pelan menuju bawah. Ghea sedikit terperanjat, ketika tangan Samudera mengusap pahanya pelan. Jantungnya berdegup lebih cepat dan debaran di dadanya serasa berloncatan. Ghea deg-degan bukan kepalang. Ingin menolak, tapi Samudera adalah suaminya. Bukankah dia berhak untuk itu?

Sebelum Samudera melancarkan aksinya lebih jauh, Ghea memukul telapak tangan Samudera agak keras. Samudera terkesiap. Ia pikir Ghea sudah terlelap. Segera ia gerakkan tangannya menuju tempat semula, melingkar di perut Ghea. Samudera merasa gugup juga. Namun, ia singkirkan segala rasa sungkan karena ia ingin membangun keintiman dengan Sang Istri. Menggerayangi tubuh perempuan tentu adalah pengalaman pertamanya. Gambaran pernikahan normal diwarnai tawa anak-anak mendominasi benak. Ia ingin menaklukkan Ghea, tidak hanya memiliki raganya, tapi juga hatinya. Namun, ia tahu semua membutuhkan proses dan waktu.

Ghea mencoba terpejam. Bagaimana bisa matanya menutup jika pelukan hangat Samudera masih mendekapnya erat. Keningnya mengernyit kala ia rasakan ada sesuatu yang keras menyentuhnya. Apa suaminya bereaksi? Ia membalikkan badan dan menatap Samudera tajam. Begitu juga dengan Samudera yang menatapnya lekat.

"Kok ada yang keras?" tanya Ghea polos.

Samudera bertanya-tanya apa Ghea begitu polos untuk soal satu ini?

"Reaksi alami laki-laki, Ghea. Berarti aku normal," balas Samudera santai.

Ghea sedikit menurunkan pandangannya ke bawah. Ia salah tingkah. Bagaimana jika suaminya meminta haknya?

CINTA 500 KALORITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang