Twenty five || planning

98 15 11
                                    

Matahari hari ini lumayan susah menunjukkan cahaya nya, aku tahu kenapa hal itu terjadi, tak lain adalah karena awan mendung hari ini cukup banyak menebar di langit indah Seoul. Yah, itu benar. Cuaca memang sangat buruk sejak sore hari lalu. Aku merasa langit sedang bersedih. Ah, atau memang cuaca nya begini?

Ketika aku sedang menyandarkan kepala sejenak di jendela mobil yang sedang membawa ku pulang ke apartemen, ponsel ku berbunyi, dan ada pesan masuk dari Yoongi di sana. Aku pun membaca nya.

Yoongi

| Noona kau sudah di apartemen ya? Aku terlambat lagi ingin mengantar mu pulang malam ini, maafkan aku.

Sudut bibir ku terangkat saat membaca pesan singkat nya, dengan cepat aku mengetik balasan untuk nya di sana. Untuk pria dingin, yang akhir akhir ini dekat dengan ku.

Yoongi

Aku masih di jalan sebenarnya, Yoon. Tak apa, kau bisa mengantar ku malam besok, sepertinya aku besok pulang agak telat karena harus melakukan tujuh scene syuting, dan supir ku akan izin kerja besok, boleh aku mempercayakan ini pada mu? |

| Tentu saja, kau bisa mempercayai ku. Baiklah kalau gitu, selamat beristirahat malam ini, Noona!

Kau juga, Yoongi. Terima kasih banyak kiriman makan malam nya |

| Hm, sama sama!

Aku menyimpan ponsel ku lagi ke dalam tas, dan mengaktifkan mode sillent karena aku akan banyak istirahat sampai besok pagi tiba. Setelah membaca pesan dari Yoongi barusan, ku pikir dia banyak berubah, sosok nya tidak lagi cuek, dan dingin tapi malah sebalik nya, Yoongi menjadi perhatian dan hangat.

Sudah beberapa kali aku menghabiskan waktu bersama Yoongi saat kami berdua sedang sama sama memiliki waktu senggang, kadang pergi makan bersama, menonton karnaval, pergi ke museum, mendaki tebing, atau melihat sunset dari berbagai tempat. Ketika aku membagi cerita pada Eunsa —manager ku, dia bilang aku dan Yoongi semakin romantis setap hari nya, benarkah begitu?

Kenapa aku bertanya? Karena hal yang ku rasakan tidak seperti itu, aku malah merasakan kehampaan, entahlah.. Kenapa malah jadi aku yang tertutup dengan Yoongi?

Kami baru dekat sekitar tiga bulan lama nya, dan sifat asli Yoongi sudah mulai keluar, sementara aku lebih sering berpura pura karena sifat asli ku susah untuk keluar saat bersama nya.

Aku hanya merasa asing saat bersama Yoongi, padahal seingat ku aku paling dekat dengan nya dulu. Atau mungkin ada orang lain selain dia?

"Ara-shi, aku baru ingat, kalau mobil mu ini harus di isi bensin nya terlebih dahulu, tapi sekarang kita sudah di bassement apartemen mu, tak apa jika kau pergi sendiri? Karena aku harus menghadiri acara keluarga juga, atau aku temani kau saja?"

Oh Seunghoon berucap panjang pada ku, dan hal itu berhasil mendobrak lamunan ku yang masih mengambang di angan angan. Dia memang supir baru ku, yang sebenarnya dulu adalah supir Ayah ku.

"Ah, Aku rasa tidak apa apa, lagipula aku juga harus keluar untuk membeli sesuatu, keperluan ku di apartemen banyak yang habis" jawab ku sambil membuka ponsel dan mencoba menghubungi seseorang.

"Sungguh tak apa jika ku tinggal?"

Aku mengangguk tanpa menoleh, setelah nya Paman Seunghoon pun meninggalkan ku sendirian di dalam mobil, aku keluar sebentar, mengitari mobil ku dan memeriksa bagasi, rasanya aku pernah melihat Ayah menyimpan sesuatu di sini.

"Ketemu!" gumam ku girang saat barang yang ku cari benar benar ku temukan, sebuah kotak berukuran sedang yang begitu berat, entah apa isi nya, Ayah tidak pernah memberi tahu ku, dia hanya bilang kalau barang di dalam kotak ini adalah milik ku.

Di saat yang sama, ponsel ku berdering dan nama Yoongi muncul di layar, aku tersenyum.

"Yeobsoyo, Yoongi?" sapa ku lembut.

"Yeobsoyo, Noona! Kenapa me-miscall ku? Aku sedang membuat kopi di dapur, apa kau perlu sesuatu?"

Sisi hati ku menghangat, "Yah.. Aku perlu bantuan mu, apa kau mau menemani ku pergi berbelanja malam ini? Lalu kita makan malam bersama di apartemen ku, setelah nya"

"Aku akan bersiap, tunggu aku!"

"Ya, aku menunggu mu di bassement sekarang"

"Lima menit, Noona" kekeh nya, dan sambungan telpon pun mati.

Yoongi, oh Yoongi. Sosok pria yang di idamkan banyak orang, yah benar, banyak fans BTS terutama Yoongi stand yang sangat ingin menikah dengan Yoongi, aku pernah melihat tagar "Yoongi marry me" jadi trending satu di twitter selama dua minggu lama nya.

Tak salah lagi, semua itu karena sifat nya Min Yoongi yang terkesan cuek tapi sangat perhatian, dan aku menyukai itu.

***

"Namjoon hyung tolong aku!"

Jungkook hampir menangis lagi karena lelah dan frustasi saat membujuk kakak kakak nya, bukan tanpa alasan rengekan Jungkook kali ini, melainkan dia ingin member lain membantu nya membawa Seokjin untuk makan di meja makan.

Sudah berbulan bulan Seokjin mengurung diri di kamar, dan hanya keluar jika ia harus pergi ke agensi untuk melakukan rekaman lagu atau latihan dance.

"Kau sudah lihat bagaimana aku membujuk Jin hyung tadi, Kook. Susah" keluh Namjoon sambil mengusak rambut nya frustasi.

Mata Jungkook berkaca kaca lagi, "Ya ampun jadi bagaimana? Kasihan melihat Jin hyung seperti mayat hidup begitu"

Namjoon mengedarkan tatapan nya ke sekeliling dorm yang tampak sepi dan lengang dari biasanya, berharap mendapat ide agar ia bisa membantu melancarkan niat baik si bungsu.

Dan, berhasil!

Tatapan Namjoon jatuh pada sebuah figura foto yang di mana di sana ada foto mereka bersama Ara, foto saat mereka collab beberapa waktu lalu.

"Aku tau apa yang harus kita lakukan, Kook" ucap Namjoon sambil tersenyum.

"Apa, hyung? Apa??"

"Tapi kau harus jadi anak baik setelah ini, okay?"

Jungkook mengangguk lucu, "Oke! Aku akan menjadi anak baik setelah ini"

"Jadi.."

******

to be continued.

My StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang