Goyangan pelan pada gelas berisi red wine yang kini di pegang oleh jemari lentik nya itu membuat pria yang kini mendudukkan diri tak jauh dari nya itu memandang nya dengan tatapan yang menyiratkan keterkejutan. Gadis itu sudah hampir menghabiskan satu botol red wine berukuran besar tapi kewarasan nya masih sangat terjaga sama sekali. Rupanya dia memang sudah banyak berubah.
"Kau menyetujui perjodohan ini?" tanya Seokjin sembari menenggak habis satu gelas wine terakhirnya, jika boleh jujur ia sudah tidak kuat lagi jika harus terus meminum red wine selama mengobrol, ia bisa mabuk berat. Walau toleransi nya pada alkohol sangat tinggi. Tapi usia nya sudah tidak muda lagi.
Di depan sana, wanita itu langsung menolehkan tatapan nya ke arah lain, pemandangan kota Swiss malam ini terlihat lebih indah. Ia sendiri tidak tahu harus menjawab apa.
Ara meletakkan gelas nya di atas meja, dan menatap Seokjin dengan tatapan yang asing bagi Seokjin, "Kau sendiri?"
"Tolong jawab pertanyaan dengan jawaban, bukan pertanyaan juga" Seokjin mendengus, "Aku sebenarnya masih ragu, firasat ku bilang kau punya pacar?" tebak nya.
"Tidak ada" cepat cepat gadis itu menggeleng, "Aku tidak pernah pacaran, tapi aku punya orang yang menjaga ku, dia adik mu"
"Siapa?" tanya Seokjin menuntut dan bangkit dari kursi untuk mendekati gadis nya. Mengikis jarak yang tercipta di antara mereka selama ini, sudah lama ia tidak memandang Ara yang sedang bercerita dengan jarak dekat.
Ia segera menarik kursi dan duduk tepat di hadapan gadis itu, "Siapa, sayang? Beritahu aku" pinta Seokjin dengan lembut, ini pertama kali nya ia berbicara lembut setelah sekian lama, selama ini ia hanya berbicara lembut pada wanita yang tak lain adalah ibu atau kakak ipar nya saja, selebihnya ia tidak akan selembut tadi.
Dan kewarasan Seokjin juga sama dengan Ara, masih sama sama terjaga.
"Kim Taehyung"
Seokjin terkejut, dia terdiam beberapa lama. Dan menatap Ara lagi, "Kau serius?"
Gadis itu menjawab Seokjin dengan menganggukkan kepala, "Iya aku serius. Selama ini aku yang selalu berada di dekat nya saat dia sedih ketika kehilangan Revina" Ara memperjelas ucapan nya, ia tidak ingin ada salah paham lagi.
Seokjin menatap gadis itu lekat, mencoba mencari kebohongan di sana tapi dia tidak menemukan itu. Kepercayaan nya pada Ara memang tidak pernah salah. Gadis itu tidak pernah berbohong.
"Aku senang karena dia masih hidup" ucap Seokjin akhirnya. "Karena saat dia menghilang, aku dan yang lain berpikir.. bahwa dia juga ikut pergi" lanjut nya menatap Ara sedih.
"Tidak, kok" jawab sang gadis, "Memang sempat beberapa kali Taehyung ingin bunuh diri tapi aku selalu berhasil menggagalkan nya, setelah nya dia berterima kasih pada ku, dan berpikir untuk menjaga ku dengan baik mulai hari itu"
Seulas senyum manis terbit di bibir tebal Seokjin, dia meraih tangan Ara untuk di genggam dengan erat, "Terima kasih karena sudah menyelamatkan nya ya, sayang".
Rona merah pun berhasil membuat pipi Ara terlihat lebih lucu, walau cahaya ruang apartemen ini mati, Seokjin bisa melihat itu. Dia terkekeh. Ara selalu salah tingkah jika di panggil dengan kata 'sayang' oleh nya.
"Tadi kau belum menjawab pertanyaan ku" rajuk Seokjin. Dugaan nya benar, membuat Ara luluh kembali bukan lah hal yang sulit karena sejak awal mereka memang berpisah secara baik baik, jadi saat kembali bertemu juga tidak akan sulit untuk lebih dekat lagi, walau gadis itu memang terkenal dingin dan cuek, tapi Seokjin bisa membuat nya menjadi lebih hangat.
"Aku setuju" jawab Ara tanpa ragu, "Tapi bagaimana dengan mu? Kau tidak setuju ya?" tebak Ara sedih.
Karena gemas, Seokjin mencubit pelan hidung mancung gadis kesayangan nya itu. "Siapa bilang, hm? Aku tidak pernah punya pacar atau kekasih ya! Karena aku masih berharap di pertemukan lagi dengan mu"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Star
Fanfiction"Ternyata kalimat 'cinta habis di orang pertama' itu benar ada nya. Bukan tentang orang pertama yang kita temui. Bukan tentang orang pertama yang kita sukai. Tapi, tentang orang pertama yang membuat kita merasa 'jatuh cinta'. Sejauh mana kau berlari...